Sang sopir terus menerus menelpon Ken namun tak kunjung diangkat. Keadaan nya juga tak baik baik saja. Kondisi jalan yang memang sepi membuatnya kesulitan meminta bantuan.
Untung nya saat ada sebuah mobil yang melintas mau berhenti terlebih dahulu dan membantu sang sopir yang sudah luka-luka. Pengendara mobil ini juga seperti kenal dengan mobil yang dibawa oleh supir, tapi ia tak terlalu berpikir tentang itu dan langsung membawa sang supir ke rumah sakit.
Sang pengendara mobil juga menanggung sementara biaya rumah sakit supir. Dan setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata benar saja dugaan sang pengendara bahwa mobil yang dibawa supir itu adalah mobil sepupunya.
Ya, pengendara mobil yang kebetulan melintas adalah Stanley. Ia tengah dalam perjalanan menuju apartemen nya karena ada berkas yang tertinggal dan tak ada seorang pun yang mampu mengantarkan nya.
Saat ia melihat mobil dengan kaca yang pecah serta supir yang tengah meminta bantuan dengan luka yang memenuhi wajah serta tubuhnya pun langsung menolong nya tanpa memikirkan berkas yang seharusnya ia bawa.
Stanley sangat panik saat mengetahui cerita dari sang supir dimana Alana diculik. Ia segera kembali ke kantor untuk menemui Ken.
"Kak Ken!!" Ucap Stanley yang memasuki ruang rapat dengan tergesa-gesa.
"Kenapa?" Tanya Ken datar.
"Alana!! Diculik!!" Ucap Stanley berbisik pada Ken dengan nafas yang tak beraturan
"APA?!!" Ken berucap sembari menggebrak meja. Ia benar-benar khawatir dan marah saat ini.
Kejadian Ken menggebrak meja agak membuat karyawan yang tengah berada diruangan menjadi gusar. Terlebih dengan Ken yang langsung pergi meninggalkan ruang rapat dengan terburu-buru tanpa mengatakan hal apapun.
Steve sebagai asisten Ken dengan sigap langsung mengambil alih rapat dan memberitahu bahwa rapat ditunda karena adanya hal mendesak yang terjadi walau steve sendiri tidak tau apa yang telah benar-benar terjadi.
~~~
Ken langsung kembali ke ruangan nya diikuti oleh Stanley.
"Bagaimana bisa?!" Tanya Ken pada Stanley.
Stanley lalu menceritakan bagaimana saat ia bertemu dengan supir dan saat supir menceritakan kejadian tersebut. Ken sekarang berada pada puncak emosi nya. Sebenarnya sejak Alana memberi tau tentang teror yang didapat saja sudah membuat Ken sangat emosi, tetapi karena itu baru hanya sebuah teror tanpa ada nya tindak lanjut membuat ia masih menahan amarahnya.
Namun sekarang saat si pelaku sudah mengambil tindakan membuat ia sangat sangat sangat marah karena mereka telah menyentuh salah satu manusia yang dia sayang.
Ken langsung mencari cara untuk mencari keberadaan Alana. Ia juga langsung memberi tahu para orang tua. Berbeda seperti orang lain yang jika ada kejadian ini di sembunyikan dari orang tua nya, Ken dengan sigap langsung memberi tahu para orang tua, karena bagaimanapun mereka harus tau keadaan yang sebenarnya.
Mungkin mereka juga bisa membantu dengan koneksi nya. Dan secepat mungkin diberitahu maka bisa saja secepat itu Alana bisa ditemukan.
Ayah yang mendapat kabar seperti itu juga reaksi nya kurang lebih sama seperti Ken. Ayah juga sebenarnya sangat sayang pada Alana, tapi karena ada suatu hal di masa lalu membuat ayah harus keras pada Alana.
~~~
"Engh.." Seorang perempuan muda baru saja terbangun. Ia ingin menggerakan badan nya tapi tak bisa karena terikat.
Posisi duduk dengan tangan dan kaki terikat, serta mulut tertutup lakban membuat nya tak bisa bergerak.
Samar samar, ia mendengar beberapa orang berbicara di ruangan yang berada di sebelahnya. Namun dia tak bisa mendengar terlalu jelas apa yang mereka bicarakan. Hanya saja beberapa kata yang ia tangkap yaitu
"Alana, Ken, Fariz(nama ayah) dan Irfin (nama opa)"
Ya, perempuan itu adalah Alana. Alana yang dibawa oleh orang asing saat perjalanan ke kampus.
Terdengar langkah kaki mendekat ke pintu ruangan Alana.
"Wah, tuan putri kita sudah bangun seperti nya" Ucap Si Lelaki yang suara nya samar samar Alana kenal.
"Engh" Alana bergerak kesana kemari mencoba melepaskan ikatan yang ada di tubuhnya
Pria itu memegang rahang Alana dengan kencang "Kau mencoba melepaskan diri dari sini hah? Tak akan bisa!"
Alana mencoba melepaskan tangan si lelaki dari muka nya. Ia terus menggerakan kepala nya kesana kemari sembari terlihat marah.
"Diam kau! Keluarga mu juga tidak bisa menyelamatkan mu! Terlebih lagi suami mu itu! Dia tak akan bisa menemukan mu" Ucap si pria dengan seringai di muka nya.
Perkataan pria itu tak membuat Alana takut, ia malah semakin gencar untuk melepaskan diri dengan penuh amarah.
Si Pria lalu melepaskan lakban di mulut Alana dengan kasar.
"Akhh..." Alana meringis karena tarikan lakban itu menyisakan rasa perih di bibirnya.
"Diam dan jangan berisik atau kau akan ku habisi sekarang juga!!"
"MENJAUH DARI KU, YUGO!! PRIA BRENGSEK!"
Yaa, pria itu adalah Yugo. Seseorang yang pernah Alana dan Ken temui di pantai. Seseorang yang pernah Alana suka dan menjadi tempat Alana bercerita.
"BERHENTI BERBICARA SEPERTI ITU!! AKU HANYA INGIN MELIHAT KELUARGA MU HANCUR DI TANGAN KU!!" Bentak Yugo tepat di depan muka Alana.
"JANGAN HARAP, CUIH" Alana meludahi muka Yugo.
Plak
Yugo tak segan menampar Alana. Sekarang sebelah pipi Alana terlihat memerah akibat tamparan tangan Yugo.
Namun, tamparan itu tak berarti apa-apa bagi Alana.
~~~
Disisi lain
"Ayah, kira-kira adakah petunjuk dimana Alana diculik??" Tanya Ken dengan penuh kekhawatiran pada Ayah.
Mereka kini sedang berada di ruang kerja di rumah orang tua Alana. Di tempat itu ada Ayah, Ken, Stanley, serta Daddy. Ken memberi tau daddy karena Ken tau, Daddy punya banyak koneksi untuk bisa membantu mereka mencari Alana.
"Ayah tak terpikir petunjuk apapun, tapi ayah mencurigai seseorang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [End]
RomanceIni hanya kisah seorang anak perempuan yang dijodohkan oleh kedua orang tua nya dengan dosen nya. Tidak terlalu banyak menceritakan di kampus, tapi lebih banyak menceritakan tentang kehidupan rumah tangga mereka. Ceritanya akan mengalir begitu saja...