46

4.1K 143 2
                                    

Sudah hampir dua minggu sejak Alana memeriksa kan dirinya ke rumah sakit dan sudah selama itu juga dia tidak pergi ke kampus. Jadi hari ini, setelah berminggu-minggu, ia akhirnya pergi ke kampus lagi untuk mencari buku di perpustakaan kampus.

Sebenarnya Ken sudah menawari untuk membeli langsung saja buku yang mungkin Alana perlukan. Tapi Alana menolaknya dan lebih memilih untuk meminjam saja dari perpustakaan.

"Inget, jaga diri kamu dan mereka ya! Aku bakal stay di ruangan, kamu bisa kembali ke sini aja saat kamu sudah selesai." Ucap Ken sebelum Alana keluar dari ruangan Ken dan berpisah.

Di sepanjang jalan, banyak pasang mata yang memandang Alana dengan tatapan aneh. Banyak dari mereka yang terlihat sinis. Bukan Alana namanya jika tidak cuek dengan hal ini.

Ia juga tak merasa memiliki sebuah kesalahan, maka ia hanya akan berjalan cuek ke perpustakaan. Di perpustakaan juga sudah ada Alea yang menunggu nya. Mereka sudah janjian untuk mengunjungi perpustakaan kampus. Walau sebenarnya, memang Alea yang mengajak Alana pergi ke kampus bersama dengan tujuan lain.

Yaitu, Ken yang menyuruh Steve dan meminta Alea sekalian menjaga Alana. Ken takut dan khawatir tentang keselamatan Alana jika ia sendirian. Dan Alea pun menyanggupi hal itu.

"Hai Lea." Ucap Alana saat bertemu Alea di depan pintu perpustakaan.

"Aahhh, Alanaa. Gw kangen bangett." Ucap Alea

"Gimana nih keadaan si kembar." Bisik Alea sembari mengusap perut Alana dengan sembunyi-sembunyi

"Baik onty." Ucap Alana dengan nada seperti anak kecil.

"Argh gemes, gw ga sabar mereka lahir!!" Ucap Alea

"Kalem dong Le, setelah wisuda nanti, ga lama pasti ada mereka, itu pun kalau aku lulus." Ucap Alana.

Memang perkiraan dokter jatuh pada beberapa minggu sebelum wisuda. Alana juga sudah mendaftar untuk sidang. Ia mempercepat sidang nya agar tak kewalahan.

"Ya udah, ayo kita masuk." Ucap Alea.

Mereka pun masuk ke dalam perpustakaan. Namun lagi-lagi di perpustakaan juga tak sedikit pasang mata yang menatap Alana dengan tatapan tak mengenakan. Bahkan ada yang dengan terang terangan berbisikan dengan teman nya tentang Alana.

Alana tau itu karena mereka berbisik dengan mata yang menatap dirinya. Walau ia tak melihat dengan mata yang tertuju pada orang-orang tersebut, tapi ujung mata nya mampu menilai.

"Ini perasaan gw doang atau mereka emang ngeliatin gw?" Tanya Alana. Lama-lama ia merasa risih juga jika sepanjang jalan terus diperhatikan seperti ini.

"Kayanya iya deh Na, mereka ngeliatin lo." Balas Alea

"Tapi kenapa kok kayanya mereka gak suka banget ya sama gue?"

"Gw juga ga tau Na."
"Maaf, gw bohong Na."

"Yaudahlah, biarin aja, toh gw juga gak merasa punya salah." Ucap Alana kembali dengan mode cuek dan dingin nya.

Ia mulai menyusuri perpustakaan untuk mencari buku yang ia perlukan. Ia kemudian berpisah sebentar dengan Alea menuju rak yang berbeda. Di lorong area tempat Alana mencari buku, ada beberapa orang juga di sana.

"Oh ini yang katanya sok suci." Ucap orang tersebut sambil menatap sinis kepada Alana.

Alana yang tak merasa hanya mengabaikan nya dan fokus mencari buku. Untungnya Alea segera kembali bersama Alana. Namun, orang tersebut masih dengan sinisnya berbicara

"Cih, masih mau ya temenan sama orang sok suci. Apa jangan-jangan, dia nya juga udah gak suci." Ucap orang tersebut kepada temannya.

Alea yang baru saja datang merasa heran. Ia sekarang khawatir. Khawatir akan Alana. Alea sudah tau apa yang terjadi, tapi Alana tidak.

Alana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang