33

4.9K 176 1
                                    


Vano yang telah pergi dari rumah, kini berkemudi tak tentu arah. Ia memutuskan pergi ke sebuah minimarket yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Ia ingin membeli kopi untuk menenangkan dirinya.

Vano kemudian memilih kopi dingin yang berjajar di dalam kulkas. Setelah mendapat jenis kopi yang diinginkan, ia kemudian ke jajaran snack untuk mencari beberapa camilan yang akan menemani perjalanan malam tak tentu arah nya.

Saat sedang memilih, samar samar ia mendengar suara seseorang yang terasa familiar di telinga nya.

"Yang ini atau yang ini ya? Bingung banget!! Gw gabisa beli dua dua nya, tapi gw mau dua dua nya. Gimana ini!!" Ucap seseorang tersebut yang tengah kebingungan ingin membeli yang mana di rak depan Vano.

Vano menghampiri seseorang tersebut. Dan ia tiba tiba berkata

"Ambil dua dua nya aja kali Mey." Ucap nya pada Meyza. Yaa orang tersebut adalah Meyza.

"Astaghfirullah, lo bikin gw kaget aja tau gak!.."

"... Udah kayak setan aja tiba tiba muncul!"

"Heh! Orang ganteng gini disamain sama setan" ucal Vano sembari mengelus dada

"Ganteng pala lo peang!" Ucap Meyza.

"Udah beli dua dua nya aja cepet!" Ucap Vano lagi sembari merebut apa yang dipegang Meyza dan memasukannya ke keranjang belanja miliknya.

"Heh, sembarangan banget lo main ambil!!"

"Udah, gw yang bayar!!" Ucap Vano sembari berjalan meninggalkan Meyza.

"Ck, gak mau! Biarin gw pilih satu dan bayar sendirii!!" Ucap Meyza sembari mengambil cemilan dari keranjang Vano.

"Kenapasi lagian mesti beli satu, klo bisa beli dua, kenapa harus satu?!" Tanya Vano.

"Gw ga tahan kalo ada sisa cemilan di rumah, rasanya pengen gw abisin mulu, sedangkan timbangan gw udah makin nganan!!" Meyza menjelaskan sembari jalan meninggalkan Vano.

"Ya elah, lo lucu malah kalo gembul! Haha!!" Ucap Vano meledek.

"Lucu sih lucu, tapi gak sehat!!"

"Ya makanya banyakin olahraga juga dong!"

"Ini gak akan bayar? Gw udah selesai loh belanja nya!" Ucap Meyza yang tiba tiba berhenti berjalan.

"Ayo bayar, gw juga udah selesai."

Mereka kemudian membayar belanjaan nya dengan Vano yang mentraktir Meyza.

"Eh, kok lo ke minimarket sini sih, kan jauh banget dari rumah lo?" Tanya Meyza yang baru sadar bahwa Vano jauh dari rumah.

"Gapapa, cari angin." Ucap Vano asal

"Lo mau gw anterin pulang?" Tanya Vano

Jarak antara minimarket dan rumah Meyza tak terlalu jauh, minimarket berada di depan komplek perumahan dimana Meyza tinggal.

"Ga usah lah, dari sini ke rumah doang mah deket."

"Cepet naik, maksa gw, bukan nawarin!" Ucap Vano sembari menyeret Meyza

"Yeh, si kunyuk gausah ngomong dong kalo gitu-_-" Meyza tetap menurut dan ikut masuk ke dalam mobil Vano.

Meyza belum terlalu mengetahui fakta fakta dibalik kejadian Alana tadi. Termasuk bahwa Vano sebagai mata-mata pun, Meyza belum mengetahui nya.

Vano mulai menyalakan mobil dan mulai membawanya membelah kegelapan.

"Mey, kalau semisal lo di usir dari rumah, lo bakal tinggal di mana?" Tanya Vano secara tiba-tiba

"Hah? LO DI USIR DARI RUMAH?!!" Ucap Meyza heboh.

"Heboh banget lu, gw cuman nanya padahal." Ucap Vano cuek.

"Jawab dulu!! Lo di usir dari rumah?!" Tanya Meyza lagi.

"Kagak, gw kagak di usir, udah deh, sekarang jawab pertanyaan gw!"

"Gw kira, lo di usir..."

"Iya gw di usir Mey"

" Ya gw sewa apart ato booking hotel dulu kek. Gw kan punya duit sendiri, ngapain mesti repot." Ucap Meyza sangat santai.

"Bener juga, dari tadi muter muter di jalanan mikirin tidur dimana, eh gw lupa klo gw sendiri punya apartemen..."

"..lagi gini aja gbl* banget otak gw."

"Woi!!" Meyza melambai-lambaikan tangan di depan muka Vano.

"Bengong aja lo!" Ucap Meyza

"Cie perhatian." Ucap Vano tiba-tiba

"Bukan perhatian, Gw cuman ngeri tiba-tiba kita kecelakaan aja karna lo ga fokus!!" Ucap Meyza

"Ckckk, iya iyaa gw fokus nih, btw thank you so much loh buat jawabannya."

"Iyaa"

Vano kemudian berkendara menuju rumah Meyza dan setelah nya, ia memutuskan untuk pergi ke unit apartemen milik nya untuk beristirahat dari segala kepenatan hari ini.

~~~

Meyza yang baru sampai rumah, langsung masuk ke kamar. Ia langsung mengecek notifikasi handphone nya yang terus berbunyi tiada henti. Banyak pesan bermunculan dari Alea dan beberapa lain nya dari grup kampus. Namun Meyza memilih untuk mengabaikan nya dan melanjutkan menonton film bersama dengan camilan yang sudah ia beli tadi.

Lama ia menonton, handphone nya tak juga berhenti berbunyi. Meyza memang bukan orang yang terbiasa fast respon saat membalas pesan. Tapi karena mulai merasa terganggu, ia lagi lagi mengecek notifikasi nya saja. Dan ia akhirnya tertarik untuk membalas pesan Alea saat ia melihat notif
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Alea : "Mey, Vano terlibat pada kasus Alana."

Hai!!
Segini dulu yaa untuk part ini, author akan berusaha untuk secepatnya upload kok-!!
See you di part selanjutnya -!!

Alana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang