"Selamat siang." Ucap Mario-Daddy Ken. Diikuti oleh seorang pria-asisten Daddy dibelakang nya.
"Eh, pak Mario." Ucap Raka yang terkejut akan kedatangan Daddy disini.
"Ada keperluan apa ya bapak sampai datang kemari tanpa mengabari kami?" Tanya Fahri.
Daddy hanya terus berjalan ke arah Ken dan Alana. Mereka menyalami tangan Daddy, diikuti oleh Alea. Hal ini membuat Fahri dan Raka merasa heran. Daddy lalu duduk di samping Ken. Asisten daddy berdiri tepat dibelakang nya, disamping Alea.
"Cukup, saya sudah mendengar semua nya." Ucap Daddy tiba-tiba
"Maksud pak Mario apa ya?" Ucap Raka yang sedikit keheranan.
"Saya sungguh tidak menyangka ada perbuatan seperti ini di kampus saya." Ucap Daddy lagi menghiraukan pertanyaan Raka.
"Sudah bertahun-tahun ini terjadi, dan hari ini cukup menjadi hari terakhir." Tambahnya lagi
"Raka dan Fahri saya pecat! Dan kamu Sinta, saya keluarkan kamu dari kampus ini!" Ucap Daddy ber api api.
Ia emosi. Emosi karena ternyata di kampus nya ada hal se buruk ini yang terjadi. Ia emosi karena menantu nya sendiri harus mengalami ini. Ia emosi saat baru mengetahui hal ini.
"Hendri, cepat urusi surat pengeluaran mereka. Saya sudah tak ingin melihat mereka lagi disini!" Ucap Daddy pada asisten nya
"Maksud Pak Mario apa ya?! Kenapa tiba-tiba saya di pecat seperti ini?!" Ucap Raka tak terima.
"Kalian jangan pura-pura tak tau dengan perbuatan buruk yang telah kalian buat!-"
" - Sinta yang menebarkan fitnah dan melakukan pembulian terus saja dilindungi oleh anda!"
"Siapa yang mengatakan hal tersebut?! Apa lo Alana?!" Ucap Sinta yang juga tak terima.
"Jaga bicara anda pada menantu ku!" Ucap Daddy
"H-hah? M-menantu..?" Ucap Fahri terkejut.
"Ya! Alana adalah menantu ku, dan Ken merupakan anak ku! Pemegang kekuasaan selanjutnya kampus ini! Dan pada nya pun kalian berani berbuat seperti ini!!" Ucap Daddy sudah di ambang rasa marah nya.
"Hah?! Kami benar benar tidak tau. Maafkan kami." Ucap Raka dan Fahri serta Sinta.
"Tolong jangan keluarkan saya pak." Ucap Sinta berlutut pada Daddy.
"Alanaa, tolong maafkan aku." Ucap Sinta yang juga meminta maaf pada Alana.
"Tidak! Keputusan ada di tangan ku! Semua yang sudah ku katakan tak akan ku tarik kembali!" Ucap Daddy.
"Hendri, segera selesaikan suratnya."
"Baik pak."
"Alana, Alea, dan Ken. Ayo pulang." Ucap Daddy yang kemudian meninggalkan ruangan yang terasa mencekam itu. Alea sendiri merasa ketakutan dengan aura Daddy yang sangat mengintimidasi.
"Pak Hendri, saya mohon beritau Pak Mario untuk tidak memecat kami dan untuk tidak mengeluarkan Sinta." Ucap Raka yang masih juga memohon di ruangan itu.
"Mohon maaf, saya hanya melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Paka Mario. Dan seperti yang sudah kalian dengar, ucapan nya tak akan ia tarik lagi." Balas Hendri.
"Sh*t! INI SEMUA ADALAH ULAHMU, SINTA!" Ucap Raka yang kini melampiaskan emosi nya pada Sinta.
"YA! COBA SAJA KALAU KAU TIDAK MENGACAU!" Tambah Fahri yang juga menyalahkan Sinta.
"KENAPA JADI AKU YANG DISALAHKAN?! KALIAN JUGA SALAH! KALIAN SENDIRI BISA TIDAK MENGENALI ANAK DARI PEMILIK DAN PIMPINAN KAMPUS INI!" Ucap Sinta yang tak ingin di salahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [End]
RomanceIni hanya kisah seorang anak perempuan yang dijodohkan oleh kedua orang tua nya dengan dosen nya. Tidak terlalu banyak menceritakan di kampus, tapi lebih banyak menceritakan tentang kehidupan rumah tangga mereka. Ceritanya akan mengalir begitu saja...