26. SANDIWARA

855 68 26
                                    

-RAHADES-

Monokrom-Tulus

26. SANDIWARA

Suara Bass menggema diseluruh ruangan sesak yang dikerumuni banyak orang, sorakan menggema tanpa jeda memberikan cengkraman keras pada telinga-telinga yang tak biasa mendengar kerasnya suara dunia malam disana. Sama seperti gadis yang sekarang harus menutup telinganya rapat-rapat sembari digandeng oleh Beby, sahabatnya. Keduanya menyugar kerumunan demi kerumunan hanya untuk bisa sampai di sudut ruangan. Sebuah tempat duduk yang diisi oleh beberapa manusia yang tak samar gadis itu kenal.

Beby menarik keras Sherly untuk keluar di kerumunan terakhir dan duduk tepat di kursi samping Virgo. "GILA, GUE HARUS GANDENG LO. UDAH KAYAK GANDENG ANAK KECIL AJA!" Teriakannya tepat di arahkan ke telinga merah milik Sherly.

"KAMU KALAU NGOMONG DIKECILIN DIKIT, KUPINGKU SAKIT 2 KALI GARA-GARA KAMU, BY!" Kesal Sherly menguar langsung membuat Virgo menoleh kepadanya. Bibir cowok yang biasanya dingin itu tertarik tipis. Tersenyum sembari menggeleng kecil. Sherly yang mengetaui hal itu mengerutkan keningnya.

"KAMU KENAPA GELENG KEPALA? GA ADA YANG LUCU TAU!"

Virgo mendekatkan kepalanya kepada Sherly hingga gadis itu harus memundurkan tubuhnya. Cowok itu tertawa kecil. "Lo berdua gausah teriak juga masih kedengeran." Sherly yang masih kaget mengedipkan matanya berkali-kali hingga ia sadar akan tujuannya kesini untuk apa.

Dengan malu-malu Sherly tersenyum canggung melihat Virgo yang sudah fokus dengan minumannya. "Hm.. itu.. aku-."

"Gue gatau." Belum menyelesaikan kalimatnya, Sherly sudah dipotong duluan.

"Kalau Kak-."

"Raksa? gatau."

Beby yang masih berdiri di dekat meja melihat dengan tatapan cengo-nya. "Bang, lu cenayang yak?"

Virgo hanya menatap sekilas Beby dan melirik kembali Sherly. "Makanya, nyesel kan sekarang." Cowok jakung itu berdiri dan pergi meninggalkan Beby dan Sherly yang masih setia di sana hingga beberapa menit kemudian muncul Raksa yang menepuk Sherly dari belakang.

"Ikut gue!" ajaknya tanpa basa-basi.

Sherly yang kelabakan segera berjalan cepat mengikuti Raksa dan meninggalkan Beby yang sudah bersama teman-temannya yang lain.

"Kak, kita mau kemana?!" Teriak gadis itu berlari kecil mengikuti arah Raksa pergi.

Raksa tak menggubrisnya sama sekali hingga mereka tiba di depan lift di ujung ruangan. Keduanya menunggu lift terbuka dengan Sherly yang tidak lagi berceloteh karena takut melihat wajah datar Raksa.

Sherly menoleh kesana kemari saat setelah keluar dari lift yang menunjukkan kalau mereka di latai 7. Disana Raksa masih berjalan terus hingga ia berhenti di salah satu belokan paling ujung lorong tersebut. Sherly masih dengan rasa penasarannya mulai sadar kalau banyak pintu-pintu di seujung lorong ini adalah sebuah kamar. Ia tak tau kamar apa yang berada di dalamnya tapi yang ia sadari sekarang, ia ingin menemui Suaminya. Rahades.

"Kita kenapa disini? Emang Mas Hades ada disini?" Bingung Sherly.

"Iya." Singkat Raksa. Sherly semakin dibuat bingung.

RAHADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang