52. Ketakutan yang sama

110 8 3
                                    

-Rahades-

VOTE AND COMMENTTT!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE AND COMMENTTT!!!

52. Ketakutan yang sama

Dalam perjalanan pulang, Rahades benar-benar tidak fokus menyetir mobil. Ia teringat ucapan Raksa pagi tadi setelah ia menyatakan bendera perang pada Regi. Ia tidak masalah kalau apa yang dipakai Regi untuk mengganggunya adalah semua hal tentang dirinya. Hal itu akan ditanggung oleh dirinya sendiri. Tapi, kalau sampai Sherly terkena dampaknya. Sepertinya ia benar-benar tidak akan bisa menahan dirinya pada Regi.

Rahades memukul stir mobilnya. "Selalu kayak gini, Des! Gegabah!" ucapnya kesal pada dirinya sendiri.

Rahades menepikan mobilnya saat sudah sampai di depan pagar rumah. Ia turun dan mendapati Sherly membuka gerbang untuknya. Senyumnya langsung terbit saat melihat Sherly yang berlari kecil kearahnya. Dengan sigap ia memeluk tubuh Sherly erat. Merengkuhnya sejenak melupakan masalah yang ia buat hari ini.

"Kenapa kamu keluar?" tanya Rahades. "Aku bisa buka pagarnya sendiri, sayang."

"Aku yang mau kok, lagian aku nggak punya kerjaan di rumah." jawab Sherly jujur.

Rahades menatap gadis di pelukannya ini dalam-dalam. Perasaannya campur aduk setelah bertemu istri kecilnya. "Kamu cantik hari ini." pujinya.

Sherly terdiam. Ia melepas pelukannya pada Rahades. Gadis itu terlihat menahan dirinya untuk mengatakan sesuatu pada Rahades.

"Kenapa, sayang?"

Sherly menggeleng. "Aku suka kamu panggil aku Princess, bukan cantik."

Rahades tertawa mendengarnya. Tapi Sherly tidak. Gadis itu masih diam menggigit bibirnya ragu.

"Kenapa, anak kita nggak suka di panggil, cantik, ya? Kayaknya dia cowok deh sampai kamu nggak suka dipanggil cantikuu.." ucap Rahades senang. Tangannya ia usapkan pada kepala Sherly.

"Aku nggak mau bohong sama kamu, Mas. Cantik itu panggilan Kak Regi selama ini buat aku, dan aku nggak suka itu."

Wajah Rahades berubah. Ia baru mengetahui fakta itu saat istrinya memberitahunya saat ini. Suasana di sekitar keduanya terlihat menegang. "Iya, aku nggak akan panggil kamu kayak gitu lagi. Aku juga nggak akan ulangi kalau kamu nggak suka. Makasih ya udah jujur." ucapan Rahades melembut.

Senyum Sherly terbit kembali. Gadis itu sekali lagi memeluk tubuh Hades erat. Seperti tak ingin melepasnya ia membenamkan wajahnya di dada Rahades.

Disana Rahades menutup matanya sejenak. Raut wajahnya pilu. Ia tidak suka membuat gadis kecilnya ini kesakitan lagi. Baginya, kabar yang akan ia berikan padanya akan membuat gadis itu terguncang. Tidak bisa dipungkiri, Reginal dulu memang memiliki waktu-waktu bersama istrinya itu. Apakah Sherly akan mempercayai dengan apa yang akan ia ucapkan tentang laki-laki itu? Bagaimana kalau Sherly memikirkannya terlalu lama dan membuatnya sakit.

RAHADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang