40. Hari-hari tanpa Rahades

251 17 36
                                    

-RAHADES-


40. Hari-hari tanpa Rahades

"Jadi lo beneran bohong soal chat yang lo kirim ke gue tadi, Aya?" Desak Rahades masih sabar.

Alaya memegang lengan Rahades namun di tepis langsung oleh laki-laki di hadapannya itu. Ia terlihat kecewa. "Gue kangen sama lo, Des."

"Kangen?" Rahades menatap Alaya rendah. "Kangen, bukan satu alasan penting sampai lo harus bohong kaya gitu, Ya."

Lo tau, Bokapnya Sherly baru kecelakaan juga. Dan lo buat alasan yang sama cuman biar gue samperin lo?" Lanjut Hades.

Alaya menundukkan kepalanya. "Hampir dua minggu, Des. Lo ga jawab chat gue bahkan pergi ke sekolah juga ngga. Sekolah masih lebih penting daripada nemenin cewe lo. Lo paham ga sih? Kalau gue cuman perhatian sama lo."

"Bukan perhatian, Aya. You're too obsessed with me!" Rahades mencoba menerangkan maksutnya dengan halus.

"Iya, guetau gue salah dengan pakai alasan itu. Tapi setidaknya jawab pesan yang gue kirim, atau telpon gue. Lo kan masih bisa."

Rahades menarik napasnya dalam mengedarkan matanya ke sembarang tempat. Banyak orang yang memperhatikan mereka karena keduanya berada di halte depan sekolah. Walaupun lampu jalan yang remang mulai menyapa tapi langit cukup berbintang. Membuat keduanya dapat melihat satu sama lain dengan jelas.

"Aya." Rahades memegang kedua lengan Alaya. Menatapnya lurus di mata gadis itu. "Gue tau, gue gabisa menebus kesalahan gue di masa lalu. Tapi kalau gue terus-terusan memilih lo daripada Sherly. Hubungan gue juga, yang hancur Ya." Tegas Hades.

Alaya menitihkan air matanya membuat Rahades menatapnya merasa bersalah. "Lo ga sayang gue ya, Des? Gue sejelek itu di mata lo?"

"Bukan gitu."

"Terus apa? Gue tanggung semuanya di masa-masa itu waktu lo tinggalin gue sama Virgo sendirian. Gue percaya kalau lo bakalan balik dan peluk gue malam itu. Tapi nyatanya lo gapernah kembali!" Gadis itu bergetar.

Rahades masih setia menatap Alaya dalam diam. Laki-laki itu melepaskan tangannya dari lengan Alaya membuat Alaya menatapnya bingung. "Gue tau sebelum kejadian itu lo udah deket sama Virgo." Kejujuran tiba-tiba yang di ungkap Rahades membuat Alaya mematung. "Gue bingung Ya! Perasaan gue sekarang gabisa dijelasin. Gue sayang sama lo. Tapi, gue terlanjur jatuh cinta sama orang lain. Dan orang itu bukan lo, Alaya."

"Hades..! Gue tau yang lo cinta itu gue! Gue ngga akan biarin  lo jatuh cinta sendirian kok. Lo masih ingat kan malam itu gimana? Lo tinggalin gue, orang yang lo cinta. Jangan bikin gue jatuh dan harus kesakitan pergi jauh dari lo, lagi. Gue gabisa!"

Rahades menghela napasnya pelan. "Gue minta maaf. Gue juga gabisa maafin diri gue sendiri, Aya. Tapi Bakalan lebih sakit kalau gue lanjut sama lo dan liat Virgo yang masih suka sama lo."

Alaya mendorong dada Rahades. "GUE GAPERDULI SAMA VIRGO, GUE CUMAN SUKA SAMA LO!"

"Gue sudah ada Sherly, Ya."

Alaya terduduk lemas di trotoar. Rahades tampat kebingungan dan menyuruh gadis itu untuk berdiri namun sia-sia. "Gue gugurin anak sialan itu buat kembali sama lo, tapi ini jawaban lo? Iya, Des?" Tangis nya pecah.

Rahades tersentak. "Alaya. Lo terlalu jauh,"

"Gue di depan lo, Des!" Ucap Alaya Frustasi.

Rahades menggelengkan kepalanya. "Walaupun anak itu bukan anak gue, tapi itu masih darah daging sahabat gue sendiri, Aya. Gue ngerasain sama-sama gimana sakitnya Virgo waktu itu. Lo tinggalin gue tanpa pesan apapun dimana gue setiap hari harus merasa bersalah sama lo. Dan sekarang lo kembali di saat gue harus jagain seseorang yang sudah bikin gue lupa sama lo?"

RAHADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang