34. it's over

505 32 7
                                        

-Rahades-

34. it's over

Rahades menepikan motornya saat ia sudah sampai di bengkel Skullbuldog. Ia mengerutkan keningnya saat melihat bengkel yang sangat sepi bahkan kedua garasi itu tertutup rapat. Hades tidak merasa mendapatkan kabar kalau hari ini tutup, apalagi malam ini adalah sabtu malam. Dimana biasanya anak-anak Skullb berkumpul untuk balapan atau hanya mampir ke bar.

"Kenapa ditutup? Perasaan gue gapernah suruh nutup." Terka Hades pada dirinya.

Laki-laki itu turun dari motor dan melepas helm sport hitam miliknya. Ia berjalan ke arah pintu markas yang tertutup juga. Sebelum membuka pintu ia menaruh helmnya tepat di meja depan.

Brak..

Suara pintu terbuka membuat ke empat orang didalam menengok. Hades yang melihat disana ada Erios yang duduk bersimpuh dengan tangan yang sudah di belakang membuat Rahades tambah kebingungan.

"Lo ngapain, Yos? Apa-apaan? Lo pada ngapain sih?" Tanyanya mencoba mencari tau.

Oscar melirik sinis sang ketua. Mereka memang masih marah dengan kejadian Alaya yang kembali, tapi Skull Buldog tetap ada kan. Tidak mungkin mereka tinggalkan begitu saja, apalagi Hades adalah sang ketua.

Wajah keempat temannya terlihat masam, dengan Oscar dan Ardan yang hanya bisa menunduk. Raksa memilih pergi kebelakang Rahades. "Revil." Bisik Raksa tepat ditelinga Hades.

"Heh, bangsat." desis Hades. "Bener, Yos?"

Erios merupakan anak Skull Buldog satu angkatan dengan Beby. Erios Naren Wijaya. Adik kelas kesayangan Hades, bahkan Rahades sudah membanggakannya sebagai penerusnya yang akan datang. Bagaimana bisa ia salah menilai orang. Pikirnya.

Erios yang ditatap lurus oleh Hades kembali menatap sang ketua tanpa bergetar.

"Nyali lo gede juga. Pinter juga lo cari kepercayaan gue dulu. Hampir aja, hah?" Hades mendorong kening Erios dengan telunjuknya. "Gue bingung mau gue apain anak yang gue banggain, yang bakal jadi ketua Skull Buldog selanjutnya. Emang anjing hidup tuh."

Rahades berdiri membelakangi Erios. Teman-temannya tak menggubris sama sekali, bahkan Ardan sudah menyesap rokok ditangannya dan membuang sisa abunya ke sembarang arah. Bau rokok yang mengisi hampir lima menit keheningan disana.

"Gue bukan Revil!" Tegas Erios tiba-tiba memecah keheningan. "Lo semua salah tangkep orang."

"Oh ya?! Terus siapa harusnya! Disini yang terungkap kalau abangnya itu Aron Darrel Rajastra, ketua Revil itu lo. Gausah ngelak!" Kesal Oscar turun dari kursinya menunjuk kearah Erios.

"Nama gue Erios Andregas. Gue bukan seorang Rajastra. Lo kira gue mau jadi adik tiri Aron?! Cuih!" Dengan dingin ia menjawab tanpa ragu kakak kelasnya itu.

"Gue emang gasalah nilai sifat orang. Gue suka ketegasan lo Yos. Tapi apa buktinya lo bakal setia sama kita?" Pertanyaan Virgo membuat Hades membalikkan badannya.

"Gue nggak pengen buka hal kayak gini. Sayangnya, anggota baru yang lo bangga-banggain yaitu angkatan gue sekarang. Nggak sebaik itu."

Hades mendengus. "Permasalahan kita disini itu lo, Yos. Bukan mereka, jangan nutupin kesalahan lo dengan kesalahan orang lain. Masih untung kepala gue masih dingin ngadepin lo sekarang." tegasnya.

"Gue nggak butuh dikasihanin, mau lo percaya atau nggak terserah, Bang. Tapi sebelum lo lepas keanggotaan Skull buldog gue. Lo harus tau kelakuan adik-adik lo."

Oscar, Ardan, Virgo bahkan Raksa mengerutkan keningnya.

"Bang Raksa, lo dapet info bahwa gue adiknya Aron dari Putra kan?"

RAHADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang