45. Tidak seharusnya terjadi

404 19 12
                                    

-RAHADES-

45. Tidak seharusnya terjadi

"Sherly!" Panggilan dari suara berat tidak jauh dari Sherly, Reginal, Raksa dan Beby menyita perhatian mereka. Bahkan pengunjung disana ikut penasaran karena suaranya menggema ke seluruh ruangan.

Sherly terpaku menatap Hades yang berjalan mendekatinya. Gadis itu diam seribu bahasa, seakan tubuhnya tak bisa ia kuasai gadis itu memilih untuk bersembunyi dibelakang Raksa. Raksa yang melihatnya menundukkan kepala dan menatap Sherly dengan tatapan tidak bisa di jelaskan. Seperti ingin meminta maaf namun ia tak bersalah. 

Rahades yang melihatnya juga tidak memiliki niat untuk mendekati gadis itu. Untuk pertama kalinya rasa dominan yang laki-laki itu mliki seakan sirna saat melihat Sherly yang memilih menghindarinya tepat di belakang laki-laki lain. Rahades tersenyum miris.

"Sendirian, lo?" Tanya Regi tiba-tiba memecah keheningan.

Rahades yang menyadari keberadaan Regi menggertakkan giginya. "APA!" Kesal laki-laki itu menatapnya galak. Ia berusaha keras untuk tidak terpancing.

Regi mengangkat bahunya enteng. "Kalau gapunya urusan, pergi aja." Ucap Regi enteng.

"Lo aja kali. Urusan gue lebih penting dari pada lo yang bawa lari cewe orang lain dari rumah."

"Rumah? Heh, katanya rumah Sherly tapi waktu dia butuh, lo milih pergi ke apartemen cewek lain. Waktu dia sama lo, lo malah sakitin dia terus-terusan kan. Udah bener dia sama gue, Des!"

"Lo mau gue buat sekarat lagi?" Ucapan Hades terdengar tidak main-main. 

Menghiraukan Reginal, Hades mendekat selangkah dan dengan lembut memanggil nama Sherly lagi walaupun gadis itu masih menunduk diam. Ia melakukan itu cukup lama hingga Raksa menggelengkan kepalanya pelan. Bukan sekarang, itu yang ingin Raksa sampaikan dari gestur tubuh Raksa yang menutupi Sherly. Atau lebih tepatnya Sherly yang memilih untuk bersembunyi dibelakangnya.

"Ayo pulang, Sayang.." Lirihnya yang dibalas tawa kencang dari Reginal.

"Kalau gabisa jagain Sherly jangan berlaga so so-an, Des. Bajingan yang bisanya berantem kaya lo ga pantes sok baik!"

Hades menarik kerah Reginal namun laki-laki itu tak gentar sama sekali. "Lo mending pergi dari sini. Atau-"

"Atau apa? Ancaman lo tuh ga mempan lagi buat gue, kalau bukan bikin gue bonyok ya paling patahin hidung gue kan." Reginal mendekatkan bibirnya di telinga Hades. "Gue bilang, kalau lo mau gue jauhin Sherly. Bunuh gue."

"Simpel kan?" Senyuman terbersit di bibir Reginal.

Kalian mengenal jelas Rahades. Ia pasti terpancing, kepalan tangan Rahades sudah melayang hampir mengenai wajah Reginal. Tapi ia berhenti saat sebuah telapak tangan memegangi lengannya erat. 

"Jangan." Ucap Sherly menghentikan Rahades.

Seluruh perhatian Hades ter-alihkan kepada gadis di sampingnya. "Maaf, Sayang."  Hanya itu ucapan yang bisa ia katakan untuk Sherly. "Aku udah berubah setelah kamu tinggal dua bulan, tanya ke Raksa kalau kamu gapercaya. Aku ga bohong." Lanjutnya. Raksa memang diam saja dari tadi. Ia tau bahwa dengan adanya Hades, ini bukan ranahnya lagi. 

"Gaada kamu rasanya gila, Ly."

"Bullshit!" Desis Regi.

Rahades tak menghiraukan ucapan Laki-laki itu. "Kita obrolin semuanya! Aku gaakan nyakitin kamu." 

"Janji kalau di ucap berkali-kali itu bukan janji." Sinis Reginal masih kekeh.

"Kita pulang ke rumah ayah. Okey?" Bujuk Hades. "Kamu kangen ayah pasti, kita ke tempat ayah ya? Sama-sama.."

RAHADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang