Ini cerita tentang Balarama yang mencintai Zavares.
***
Balarama adalah seorang laki-laki berparas tampan dan memiliki otak yang sangat pintar. Mempunyai banyak harta, dan jangan lupakan dia adalah pewaris tunggal di keluarga Dewata.
Sementara Zavar...
Ada yang nungguin?? Jujur aku lagi badmood, tapi moodnya buat nulis badnya gatau buat apaan.
Btw ternyata yang mantau cerita ini banyak deh😭 Suka banget aku sama kalian huhu.
Salam miawww 🌷
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Gerimis ini menjadi saksi dimana keluarga besar menguburkan jenazah Sarita.
Balarama berjongkok didepan batu nisan yang sudah hampir berusia 12 tahunan itu. Dia tersenyum sambil mengusap gundukan tanah dengan pelan.
"Ma, apa kabar? Mama pasti baik-baik aja, kan? Mama gak nanya kabar Rama? Rama gak baik disini, Ma. Rama bukan cowok normal, Rama bikin Papa malu karena suka sama cowok."
Tangisan Balarama pecah. Dia menunduk mencoba menahan air matanya yang akan menetes lebih deras lagi namun tak bisa.
"Mama kenapa harus pergi?! Rama disini sendiri! Wanita itu bikin Papa-"
"Rama?"
Balarama dengan cepat menghapus air matanya. Dia tidak mau terlihat lemah didepan orang, apalagi itu adalah Zavares.
Hezel berdiri sambil membawa sebuah payung. Dia melindungi kepala Balarama agar tidak terkena tetesan air hujan lagi.
"Zel? Lo ngapain disini?" tanya Balarama. Dia berdiri setelah dia merasa air matanya sudah tidak terlihat lagi.
Hezel tersenyum tipis. "Gue habis dari makam Papa, emm ini makam Mama lo?"
Balarama mengangguk. "Iya, Mama gue. Dia meninggal karena bunuh diri."
Hezel terkekeh. "Kenapa bisa sama? Papa gue bunuh diri karena tahu Mama gue selingkuh sama atasannya," ujar Hezel.
"Turut berdukacita, ya."
Hezel mengangguk.
"Ayo keluar bareng, kasihan lo rambutnya basah nanti sakit."
Balarama mengangguk setuju. Dia mengambil alih payung yang dibawa oleh Hezel lantas dia memimpin perjalanan dengan Hezel yang ada disebelah Balarama sambil memegang tangan kanan Balarama yang memegang payung.
"Hujan gerimis gini lo bawa payung," kekeh Balarama.
Hezel ikut terkekeh. "Biasa, Tante gak mau gue sakit."
