Ini cerita tentang Balarama yang mencintai Zavares.
***
Balarama adalah seorang laki-laki berparas tampan dan memiliki otak yang sangat pintar. Mempunyai banyak harta, dan jangan lupakan dia adalah pewaris tunggal di keluarga Dewata.
Sementara Zavar...
Guys aku ingetin ini ceritanya bxb pliss deh nanti kalau ada apa-apa yang disalahin aku, kan aku engga tahu apa-apa.
Btw nanti mau up sesuatu di IG jangan lupa di cek, tar liat aja di bionya.
Salam miawww 🌷
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Derap langkah yang saling bersahutan di lorong kelas terdengar sangat jelas disepenjuru sudut ruangan kelas sebelas.
Brakk
"Buset anjing gue kaget!" latah Qatar. Cowok itu mengusap dadanya pelan dan kepalanya menggeleng menatap ke arah pintu.
"Jaga ucapan kamu Qatar!" peringat guru yang sedang menjelaskan materi. "Ada apa Anta?" tanya guru itu pada seorang laki-laki yang berdiri dengan nafas memburu.
"Mau cari Rama Bu!" jawabnya.
"Rama? Siapa disini yang namanya Rama?" tanya guru itu menatap semua siswa yang sedang duduk.
"Si Anta Bu," jawab Xender.
"Lah?" beo Zavares. Dia kira hanya dirinya saja yang dipanggil Anta. "Ehh...Rama! Keluar ya lo Anjir! Ngapain lo bikin Zahra jatuh?"
Semuanya menatap Zavares aneh. Datang dengan wajah marah, lalu wajahnya berubah bingung, dan sekarang marah lagi??
"Sabar, Anta. Kamu ada masalah apa sama Anta?" tanya ibu guru itu. Namanya Semi.
"Ibu mending panggil saya Ares, biar gak bingung Bu!" suruh Zavares. Dia mengacak rambutnya karena sedikit kesal dengan pernyataan Bu Semi.
"Yasudah, kamu ada masalah apa sama Anta?"
Zavares mendengus. "Dia bikin Zahra nangis, Bu! Malah gak minta maaf lagi," ujar Zavares menjawab.
"Anta?"
Balarama berdiri, dia menatap Zavares dengan tangan yang ia silangkan didepan dada.
"Lo tahu peraturan IRISH? Gak boleh ada siswa yang mengganggu proses pembelajaran."
Bu Semi mengangguk setuju dengan ucapan Balarama. "Bener kata Anta. Kamu mending ke kelas dulu, urusan ini nanti aja."
"Tapi Bu, Zahra nangis gak berhenti-berhenti dari tadi!"
