25. Maunya berduaan

432 41 1
                                    

Up!

Sedikit info, ceritanya ini mungkin bakal bercampur sama alurnya Pertiwi, karena ada sangkut pautnya kematian Peru oleh Zavares dkk.

•••

Salam miawww 🌷

•••

Balarama diam didalam kamarnya, dengan Zavares yang diam menemani cowok itu sambil duduk di sofa. Matanya tidak lepas dari Balarama, bahkan seakan Zavares mengamati apa saja yang dilakukan oleh Balarama.

Sementara Balarama, dia masih memikirkan bagaimana Pertiwi jika Sungsang dan Ralung tahu? Apakah kakaknya itu akan diusir?

"Lo masih kepikiran sama Pertiwi?" tanya Zavares. Dia tidak mau melihat pacarnya banyak fikiran, apalagi memikirkan orang lain.

Balarama mengangguk. "Gimana kalau Papa tau?" tanyanya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kemarahan Sungsang.

Balarama memang tidak takut dengan Sungsang, tapi berbeda dengan hal seperti ini. Sungsang wajar jika marah, dan itu tidak akan disalahkan. Balarama mengakui jika Sungsang kurang memberikan kasih sayang pada anaknya, tapi dia juga sadar jika dia dan saudaranya juga yang me jauh dari Sungsang.

"Ini bukan hanya salah kak Pertiwi, Res." Balarama menatap Zavares sendu. "Tapi salah gue, kak Aruna, dan Saraswati. Kita ngabaiin semua yang Papa kasih semenjak Mama meninggal," lanjutnya mengusap air matanya pelan.

"Gue tau, Ram. Lo jangan nyerah, buktiin ke Om Sungsang kalau lo sama dua kakak lo bisa bikin Pertiwi ngelahirin anaknya dengan selamat." Zavares tersenyum menepuk pundak Balarama. Dia tidak ingin pacarnya bersedih.

"Lo emang selalu ada, Res. Kenapa dulu sok gengsi banget nolak gue?"

Zavares mendengus. "Waktu itu gue emang gak suka, tapi sialnya gatau kenapa gue tiba-tiba suka sama lo, paham?"

Zavares memegang kedua pipi Balarama dengan lembut, cowok itu menatap dalam Balarama.

"Seandainya kita gak bisa bersatu, gimana?" tanya Balarama membuat Zavares melepaskan pegangannya di pipi Balarama.

"Gak mungkin, Ram. Takdir lo, itu hidup sama gue. Selamanya!" Zavares masih menatap lekat wajah Balarama.

"Umur gak ada yang tahu, Res. Kalau gue mati duluan, bisa tolong bantu doa biar saat kita lahir ke dunia, kita bakalan lahir di gender yang beda?"
Zavares tersenyum dan mengangguk pelan.

"Pasti!"

"Emang bener kalau ini salah, tapi gue udah terlanjur cinta sama lo." Zavares semakin tersenyum mendengar ucapan Balarama. Dia tidak ingin menahan senyuman, berakhir sekarang dia tersenyum lebar, sangat lebar.

"Gue sayang sama lo," bisik Zavares saat dia sudah memeluk Balarama.

•••

"Peru, lo ninggalin gue sama anak anak sialan lo ini! Kenapa harus gue?! KENAPA?!" Pertiwi menangis Pilu didalam kamarnya sendiri.

Tepat setelah banyak pertanyaan yang Aruna tanyakan secara bertubi-tubi, sekarang dia diperbolehkan masuk.

"Kenapa harus ada lo?! Atau kalian? Hidup gue jadi hancur! Hiks..."

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang