26. Neraka jalur VVIP

422 30 1
                                    

BALARES up!!!

Ada yang kangen gak nih sama dua jodohnya author?
Kalau enggak, hiksss jahadd

Chapter kali ini kita santai saja bos.

•••

Balarama bersendawa pelan sehabis makan dua roti bakar buatan Ralung. Sebenarnya dia tidak mau, tapi bagaimana lagi? Derita oh derita, Balarama terpaksa memakan masakan dari ibu tirinya itu.

"Heh!"

Ralung menatap Balarama karena panggilan itu sampai ke telinganya. Dia merasa sedikit senang karena Balarama mau memanggil dirinya, meski bukan dengan sebutan Mama.

"Lo gak kasih racun, kan? Nanti gue mati warisan keluarga Dewata bakalan jatuh ke tangan elo lagi," ujar Balarama panjang. Tatapannya sinis, serta decihan pelan dimulutnya membuat Ralung terkekeh.

"Kamu udah makan dua roti bakar, tapi gak ada efek samping, kan?" tanya Ralung. Dia sekarang memilih duduk dihadapannya Balarama sambil memakan nasi goreng.

"Siapa tau," balas Balarama. Cowok itu tidak beranjak, malah dia memainkan ponselnya sesekali melirik Ralung yang tengah memakan nasi gorengnya.

"Lo tau soal kakak gue yang ngehabisin nyawa orang?"

Ralung memberhentikan kunyahannya. Dia mengernyit heran karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Balarama. "Bunuh orang? Siapa? Mama enggak pernah denger berita itu," jawab Ralung jujur.

"Heleh! Udah jelas Papa yang bikin tersangkanya gak terjerat kasus lagi," sunggut Balarama tidak terima dengan jawaban yang Ralung berikan.

"Jujur, Rama. Mama cuma denger kalau Papa kamu bayar orang buat nutup satu kasus yang bikin geger Indonesia," ujar Ralung.

"Apa?"

"Kematian laki-laki yang udah memperkosa Pertiwi," jawab Ralung pelan.

"ITU YANG GUE MAKSUD, BODOH!" Balarama dengan kesal dia menggebrak meja hingga Ralung kaget dan tersedak. Khawatir, Balarama mengambil segelas air untuk wanita itu.

"Kamu...?"

"Gausah geer! Gue cuma gak mau lo mati sebelum dapet hukuman soal Mama gue," ujar Balarama membuat Ralung tersenyum kecil.

Berinteraksi dengan Balarama membuat dirinya terasa akrab dengan anaknya, meski bukan anak kandungnya, Ralung tetap menyayangi mereka. Hanya saja, Sungsang yang membuatnya dipandang sebelah mata oleh mereka.

"Terus sekarang Mama harus apa?" tanya Ralung.

Balarama mendekat. "Lo harus bantuin gue, maksudnya gue bukan minta tolong sama lo, ini suruhan! Harus pokoknya, cari semua berkas yang berkaitan dengan itu."

Ralung terdiam sebentar setelah mendengar suruhan Balarama. Apakah remaja laki-laki itu akan mencoba membuka kasus ini?

"Tapi kasusnya ditutup, Rama. Berkasnya juga Mama gatau itu dimana," ujar Ralung membuat Balarama mendengus kesal.

"YA MAKANYA GUE NYURUH LO BANTU NYARI!" teriak Balarama. Beruntung sekarang hari terakhir Sungsang dirumah sakit, jadi besok pria tua itu akan pulang.

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang