Ini cerita tentang Balarama yang mencintai Zavares.
***
Balarama adalah seorang laki-laki berparas tampan dan memiliki otak yang sangat pintar. Mempunyai banyak harta, dan jangan lupakan dia adalah pewaris tunggal di keluarga Dewata.
Sementara Zavar...
Sekarang up chap 27!!!! Ayo cepetan di voteeee!!! Kalau dibaca doang aku marah niehh....canda
• • • Jangan lupa vote dan komen biar aku tambah semangat nulisnya dan sebagai bentuk dukungan untuk author 🌷 • • • Salam miawww 🌷
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Zavares tidak mampu membalas ucapan Papanya. Matanya terfokus pada satu objek yang membuatnya harus mendapatkan amarah dari Reja. Siapa lagi kalau bukan Zahra dan Papinya. Dua orang yang paling Zavares benci yang membuat dirinya seras menjadi Rapunzel versi cowoknya.
"Begini Pak Ferdi Rejaya, jika ingin perusahaan anda masih bertahan, maka suruh Zavares untuk memutuskan hubungan dengan Balarama. Lagian itu adalah hal memalukan bukan?"
Reja yang sudah berdiri dengan nafas memburu, sekarang menatap Jeya yang diam dipojok sambil membawa minuman dengan tangan bergetar.
Ancaman demi ancaman yang dia dengarkan dari tadi membuat dia terasa pangling. Papinya Zahra memang seperti Sungsang, orang yang berpengaruh juga. Tapi kalau untuk kekayaan, maka tetap Sungsang pemenangnya.
"Jeya, kamu bicara sama Zavares."
Reja menatap sendu Zavares yang menatapnya tidak terima. Hal ini yang paling dia hindari jika menyetujui hubungan antara anaknya dengan anak Sungsang. Dua keluarga yang tidak bisa berbaikan hanya karena berbeda derajat saja.
"Pa?" Zavares menatap Reja tidak percaya dengan Papanya sendiri. Apakah Reja akan menyerah karena hal ini??
"Res, ayo Mama jelasin." Jeya membawa Zavares ke kamarnya. Dia tidak ingin Zavares menganggap dirinya dan Reja egois, meski begitu kenyataannya. Mengorbankan kebahagiaan anaknya demi pekerjaan.
"Mama, jelasin." Jeya tersenyum simpul. Senyuman yang terlihat terpaksa karena kedatangan Papi Zahra membuat dia gugup.
"Res, mau ya? Putus sama Rama. Ini demi Papa kamu," ujar Jeya. Dia sebenarnya tidak ingin mengorbankan kebahagiaan anaknya, tapi Jeya juga tidak ingin melihat suaminya seperti dulu lagi.
"Kenapa? Baru kemaren Mama setuju sama hubungannya Ares," tanya Zavares tidak terima. Rasanya dia ingin kabur dari rumah jika begini caranya.
"Ares, kamu bisa ngertiin Mama sama Papa, kan?" tanya Jeya mengalihkan pertanyaan Zavares. Jawaban yang sangat sulit diutarakan membuat Jeya harus bersabar.
"Zavares gak akan putus sama Rama. Kalau Zahra mau berbagi, silahkan."
Jeya tertegun mendengar jawaban putranya. Bagaimana bisa anaknya mencintai sesama jenis? Tapi dia tidak menyalahkan meski itu salah di norma duniawi.
