13.Amarah Amor

703 64 1
                                    

Double up!

Di chapter ini akan ada adegan bully.
Jika geregetan harap komen di bagian mananya, okey!

Salam miawww 🌷

Salam miawww 🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Masih ingat dengan Amor yang membully Zahra? Kalau ingat, maka sekarang akan kembali terjadi.

Semuanya bergidik ngeri menatap Aruna, Saraswati, dan juga Pertiwi yang berjalan dengan langkah lebar, wajah datar, serta kilatan mata yang tajam.

Di IRISH tidak ada yang berani mengusik Amor. Jika berani, maka konsekuensinya harus ditanggung seberat-beratnya meskipun masalah kecil saja.

Berita yang menyebar dengan cepat di IRISH tentang Balarama membuat amarah Aruna memuncak. Mulut cengeng milik Zahra harus ia cabik-cabik agar bungkam.

"Kak, capek..." Keluh Pertiwi memegang kedua pinggangnya ingin beristirahat.

"Capek?" tanya Aruna datar. Seketika Pertiwi berdiri dengan sempurna dan menggeleng takut. Ini bukan saatnya untuk bercanda. Aruna sedang marah sekarang.

"Cepet!"

Saraswati dan Pertiwi mengikuti langkah Aruna dengan tergesa-gesa. Keduanya nampak takut, dan juga emosi dengan apa yang Zahra lalukan.

Brakk!

"YANG NAMANYA AZAHRA SARANA! KELUAR LO!" teriak Aruna.

Semua penghuni kelas seketika menatap horor Zahra yang bersembunyi dibalik punggung Zetta dan Zereta. Dia sangat takut dengan amarah AMOR.

Aruna menggeram. Dia masuk kedalam kelas dan menghampiri Zahra yang bersembunyi sambil menutup matanya takut. Tak peduli dengan cibiran yang dilontarkan temannya sekelasnya, Zahra tidak mau bertemu dengan Aruna.

Matanya sudah mengeluarkan air dan badannya sudah gemetar. Zahra takut saat ini, dia membutuhkan Zavares, dia tidak mau dibully oleh AMOR. Apalagi sampai kembali masuk ke rumah sakit.

Zahra membuka matanya saat merasakan tarikan di rambutnya. Sangat sakit, dan Zahra harus meronta untuk dilepaskan.

"Kak! Lepasin aku! Hiks...hiks.. Zavares! Hiks..."

Tangisan Zahra pecah, tangan gadis itu memukul tangan Aruna yang masih menjambak rambutnya kuat. Bahkan yang ini terasa lebih kuat. Zahra dapat merasakan rambutnya yang serasa tercabut secara paksa.

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang