37. Ginjal sapi?

230 19 0
                                    

Stop!!

Jangan lupa vomen luvv
Makasih udah mau baca BalaRes yang bentar lagi bakalan sampai ke ending hehe...

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Balarama menatap tubuh George yang masih setia terbaring di brankar rumah sakit. Terhitung dua Minggu sudah cowok itu koma membuat Balarama sendu. Teman yang selalu menemaninya dulu kini tertidur.

"Lo pules banget, Geor. Lupa disini adik lo kesepian?"

Balarama mengusap pelan rambut Ghea yang tertidur pulas. Gadis kecil itu tak lagi seperti dimana dia membentak Balarama, justru dia selalu menempel dengan Balarama.

"Gue bakal cariin ginjal buat lo, kalau nggak ketemu...gue bakal kasih ginjal gue," ucap Balarama yakin. Cowok itu tersenyum sekilas sebelum Zavares masuk dengan tergesa.

"Lo bilang apa? Ginjal Lo? Heh! Lo mati gue sama siapa?" tanya Zavares dengan tampang garangnya. Entah sejak kapan cowok itu menjadi random. Bahkan sekarang penampilan Zavares terkesan lebih ke anak nakal.

Hezel merotasikan bola matanya malas. Masalah rumah tangga kedua temannya ternyata lebih rumit daripada mencarikan ginjal untuk George.

"Pakek ginjal sapi aja!"

Balarama mendelik. "HEH! GUE TELEN LO!" peringat Balarama mendelik kesal.

"Makanya jangan pake ginjal lo, Rama. Kalau lo mati, gue sama siapa?!" temannya bertanya.

"Zahra kan ada," ujar Balarama menjawab membuat Zavares gemas ingin melempar kekasihnya ke laut selatan.

"Ogah banget gue sama cewek kayak dia. Lemah, gak gentle."

Plakk

Tamparan pertama Balarama berikan untuk Zavares, membuat cowok itu meringis kesakitan. "Gentle buat cowok bodoh! Curiga gue kalau lo transgender," ujar Balarama membuat Zavares mendelik tidak terima.

"Gue cowok asli, ya! Berbatang! Gak kayak yang viral kemaren," ujar Zavares mendengus.

"Lo berdua bacot banget. Gak liat Ghea bangun dari tadi?" Hezel mengambil alih memangku Ghea. Gadis yang duduk dibangku SD itu terdiam mendengar perdebatan kedua laki-laki yang menyandang sebagai sahabat kakaknya itu.

"Maaf Ghea, tapi dia emang perlu dibunuh." Balarama menatap sinis Zavares.

"Gue mati lo sama siapa?"

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang