30. Papa tau

317 26 1
                                    

Up!

Harusnya aku up kemarin, tapi karena ada take vid jadi harus ngaret deh, maaf yah🙂

Jangan lupa vote buat dukung cerita ini, meski agak dosa karena genre bl sih.

Salam miawww 🌷

Salam miawww 🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Balarama merutuki dirinya karena perkataannya tadi kepada Zahra. Jangan bilang jika gadis itu beneran percaya, padahal dia hanya bergurau.

Ini sudah direncanakan oleh dirinya dan Zavares agar Zahra memberikan Zavares sepenuhnya padanya. Biarlah Balarama egois, dia ingin hanya Zavares.

"Sumpah gue takut itu jadi kenyataan," guman Balarama. Dia merasa menyesal sudah mengatakan hal itu. Dia mengusap wajah kasar sebelum mendengar suara pecahan kaca dibawah.

Teriakan Pertiwi terdengar disertai suara Ralung yang berkata 'udah mas, dia juga anak kamu' Balarama mengigit bibirnya bawahnya saat ingat jika Pertiwi sedang mengandung.

Aruna is calling....

Balarama menatap hpnya, ini adalah kali pertama Aruna menghubungi dirinya. Apakah harus diangkat? Atau menolong Pertiwi?

Balarama mengabaikan panggilan Aruna, cowok itu langsung berlari keluar kamar guna menyelamatkan Pertiwi. Andai saja Balarama tau jika Aruna menghubungi dirinya karena, Dia mengetahui sesuatu yang ada dibalik kejadian Pertiwi.

Balarama menuruni anak tangga dengan cepat, sebelum Sungsang menampar wajah kakaknya, Balarama mencekal tangan Papanya. Menggeleng tanda jangan, nun Sungsang malah menghempas tangannya.

"Kamu belain dia?! KAMU BELAIN DIA YANG JELAS JELAS UDAH SALAH, RAMA?!" Sungsang menatap tajam kedua anaknya secara bergantian. Harga dirinya sebagai orang berwibawa rasanya hancur karena kelakuan anak-anaknya.

"Aku gak belain kak Pertiwi, Pa. Cuma ini kenyataannya dan Papa harus terima. Apa karena kak Pertiwi hamil, terus karir Papa bakal hancur? Enggak Pa!" Balarama menghela nafasnya pelan. Dia mengambil alih Pertiwi dari Ralung.

"Jelas jelas kak Pertiwi korban, dan kasus ini juga pernah Rama dulu, bukan? Jadi Papa gausah takut." Balarama mendekap tubuh kakaknya dengan erat. Badannya bergetar hebat, mungkin karena Papanya terlalu keras.

Sungsang nampak berfikir. Pertiwi memang membuat dia marah, tapi Pertiwi juga dulu pernah mendapatkan gelar sebagai anak kesayangan dari Sungsang sebelum Balarama yang diputuskan untuk menjadi pewaris.

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang