31. Bunga mawar dari George

304 30 0
                                    

Udah sampai chap 31✨
2k pembaca besti!! Ayo bantu tambah matanya dunk!

Yang kangen George ada nggak?

Salam miawww 🌷

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

George tersenyum cerah saat keluar dari rumahnya. Seminggu tidak keluar membuat dia jenuh. Bukan tanpa alasan, tapi karena adiknya sakit, George harus merawat adiknya.

Mama dan Papanya sedang keluar kota, makanya George mengorbankan dirinya untuk mengurus sang adik. Kalau menyuruh pembantunya, dia takut jika adiknya kenapa-napa.

Senyuman yang tak kunjung hilang membuat George dipandang ngeri oleh orang yang lewat didepan rumahnya. Apakah cowok tampan itu gila? Begitu fikir mereka.

"Halo, Kaiden. Gue mau bicara sesuatu sama Lo, bisa ketemu di tempat biasa?"

George memanggil Kaiden dengan ponselnya. Dia ingin bertemu dengan Kaiden dan jelas membahas tentang persoalan Balarama dan Zavares.

"Gue ada dirumahnya Xender, mending lo kesini. Si Rama sama Ares lagi disidak sama emaknya Xender."

George mematikan sambungan telfonnya. Senyumannya seketika luntur saat mendengar Kaiden bicara begitu. Kenapa hubungan Balarama dan Zavares berjalan sangat aman, damai, dan tentram?

"Apa gue minta bantuan Zahra?"

George berguman pelan. Dia menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya dari gangguan setan yang membuat dia menjadi seorang penjahat.

"Gue kesana aja, lumayan modus sama Rama. Bodo amat reaksinya Zavares," guman George. Dengan cepat, dia menaiki motornya dan melaju kencang membelah jalanan kota.

Sampai di lampu merah, George melihat anak kecil penjual mawar berwarna merah. Senyumannya terbit, dia memanggil anak kecil itu dan membeli empat tangkai mawar.

"Ini buat, Rama." Ucapnya sebelum lampu berubah menjadi hijau, George tersenyum membayangkan bagaimana ketika Balarama menerima bunga pemberiannya.

Saat lampu berada di kuning, George langsung melajukan motornya tanpa dia sadari dari arah kanan ada mobil yang melaju kencang menerobos lampu merah disana. Berakhir menabrak motor George hingga dia terlempar jauh dari lokasi.

Mawar merah yang George pegang masih utuh ditengah jalan. Semuanya meringis melihat George yang dipenuhi darah.

"G-gue gak boleh mati," gumannya pelan sebelum semuanya berubah jadi gelap.

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang