43. Good Bye Balarama

332 23 0
                                    

Di chapter ini mungkin kalian bakalan bingung hehe, jadi penting baca sampai di akhir...

Aku bakalan kasih alasan kenapa momennya Zavares sama Balarama dikit.

Btw kalau ada yang mau tanya tanya bisa komen disini

Q&A

•••

"Terus Om Rama gimana, Pa?" tanya remaja laki-laki berperawakan hampir mirip dengan pria yang sudah berumur hampir 38 tahun itu. Disebelahnya juga ada remaja laki-laki yang umurnya empat tahun dibawahnya.

"Dia pergi ninggalin kita semua."

"Maksud Papa dia mati?"

Bugh!

"Meninggal! Bukan mati!" ketus remaja laki-laki yang usianya lebih tua.

"Ck! Iya maaf," ujarnya berdecak pelan.

Pria tua itu mengangguk. "Hmm, sebelum itu, adalah hari yang paling lucu dan paling sedih bagi kita."

•••

Sesampainya dirumah sakit, Zavares menepuk pelan pipi Balarama, namun cowok itu tidak merespon sama sekali membuat Zavares panik.

"Ram? Rama! Woi BANGSAT! Bangun anjing!" Zavares terus berseru dengan kasar namun masih tidak ada jawaban.

Sungsang dengan cepat membuka pintu mobilnya. "Rama? Bangun kamu! Kalau nggak bangun warisannya Papa batalin!"

Tidak ada respon. Aruna hanya menatap di kemudi. Gadis itu hanya diam menatap dua laki-laki bodoh yang masih diam seraya menunggu kesadaran Balarama.

"Bawa dulu dia kedalam! Mau dia kehabisan darah?" ketus Aruna membuat keduanya kembali menepuk wajah Balarama dengan keras.

"RAMA! BANGUN ANJING! LO NYURUH GUE BANGUNIN LO KALAU UDAH SAMPE RUMAH SAKIT! jangan mati dulu, hiks..."

Tetesan air mata Zavares mengenai wajah Balarama. Cowok itu menangis karena tidak mendapatkan respon dari Bakarama.

"Sakit banget pasti," ujar Aruna.

Tak lama, mata Balarama terbuka. "Ganggu banget, gue tidur jadi nggak tenang! Sampe kebawa mimpi lagi," ujar Balarama seolah tidak terjadi apa-apa.

"Lo sadar? Rama! Ayo om bawa dia kedalam!" seru Zavares membuat Sungsang langsung loncat keluar dari mobil.

"Gue kenapa kak?" tanya Balarama seperti orang linglung.

"Goblok! Jahitan lo kebuka!"

Balarama langsung menyentuh dimana perutnya dijahit. "Lupa gue, makasih udah ingetin," ucapnya tersenyum dengan bibir pucat.

Aruna ingin menghantam Balarama habis habisan, tapi tunggu saja saat cowok itu sembuh. Aruna akan membantainya hingga mati sekalian.

Drrttt

Aruna mengecek ponselnya, itu dari Samuel. Kenapa dengan cowok itu? Pikir Aruna. Dia menggeser tombol hijau kemudian menspeaker agar dapat didengar jelas.

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang