23. Mau kaya gitu?

452 41 0
                                    

Up!

Singkat doang, aku cuma pengen liat ada yang vote🤍

•••

Ruangan VIP sangat dijaga ketat oleh banyak bodyguard, apalagi semuanya berpakaian hitam dilengkapi dengan senjata api. Jika dibayangkan, ada pencuri saja yang masuk, dan saat dia keluar bisa bisa tinggal nama doang.

Balarama kini berdiri disebelah brankar Sungsang. Pria tua yang ingin Balarama tendang itu nampak mesra dengan Ralung.

Balarama berdecih. Apakah mereka tidak tahu malu bermesraan didepan dirinya? Sangat anti dengan itu.

"Kamu kenapa, Rama?" tanya Ralung. Wanita itu mencoba mengajak Balarama berbicara, namun cowok itu hanya acuh saja. Tidak perduli, dan dia juga tidak ingin berbicara dengan wanita yang membuat ibunya meninggal.

"Jawab!" tekan Sungsang.

"Lo masih sakit aja bisa ngegas, heran gue." Bukannya menjawab pertanyaan Ralung, Balarama malah menanggapi ucapan Sungsang. Dia tidak suka jika disuruh atas tekanan.

"Jaga ucapan kamu, Rama. Dia Papa kamu," peringat Ralung.

"Ohh."

Saraswati terkikik geli dibelakang Balarama. Melihat reaksi Ralung yang seakan tidak terima, apalagi dengan Sungsang, itu sangat membuat dirinya puas.

Saraswati harus bekerjasama dengan Balarama agar Ralung merasa tidak nyaman dan teng, dia pergi dari rumah.

"Keluar yuk, Ram? Males gue disini, pencemaran udara soalnya," ajak Saraswati.

Balarama mengangguk. Mereka lantas keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan tatapan Ralung yang seketika berubah.

"Aku gak kuat, mas. Kenapa kamu enggak bilang yang sebenarnya saja?" tanya Ralung menatap Sungsang.

"Karena obsesi."

•••

"XENDER BAJINGAN!"

Kini mansion Dewata diramaikan oleh teman teman Balarama yang datang. Karena Sungsang masih betah di rumah sakit, maka dari itu Balarama jadi membawa semuanya kesini.

"Apaan sih? Kalah karena si Qatar," ketus Xender. Dia capek terus disalahkan oleh Hezel.

"Gak ngerti sumpah!"

"Gak ngerti apaan? Jelas jelas lo menang tuh! Menang!" Hezel menunjuk layar tepat di bagian musuh yang sepertinya sedang party karena bisa mengalahkan mereka.

"Mereka main apaan?" tanya Balarama menatap tiga orang cowok yang memegang stick PS tanpa memperdulikan tatapan para maid yang sepertinya sedikit risih.

"Gatau si Hezel, tadi. Oh ya, gue mau---"

Brakk

"Ohhh jadi gini? Ngumpul kagak ngajak ngajak," ketus George yang datang sambil menggebrak meja disebelah Xender. Sangat terlihat jelas jika cowok itu terkejut karena ulah George.

"Kita bukan besti," ketus Hezel. Dia melanjutkan permainan yang baru dimulai.

"Kesini sama siapa Geor?" tanya Balarama. Dia mempersilahkan George duduk disebelahnya.

BalaResTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang