✓16. adkel ganjen

264 26 10
                                        

"kurangin dikit harapan Lo, sama orang yang sangat susah untuk digapai"
|Ratu|

"AINNA!?!!" Teriak Adhan di tengah-tengah lapangan basket.

Para murid yang sedang beraktifitas seketika menoleh ke arah Adhan yang sedang teriak bagai reog yang kesurupan.

"Nggak bisa nangkep wleee," ucap Ainna berlari menghindari dari tangkapan Alfaaro Pradhan Saputra.

Ainna berusaha dengan berat untuk terhindar dari kejaran Adhan. Jika sudah dibatas maksimun Ainna akan bersembunyi ditempat yang aman.

Seperti keberuntungan jika Ainna bisa terhindar dari kejaran Adhan tanpa sebuah tangkapan maut.

"Ainna, kalau nggak mau berhenti, gue nggak mau nraktir Lu lagi!!" Ancam Adhan dengan peluh yang sudah membasahi wajahnya.

"Nggak ditraktir bukan masalah saya." Ainna tidak menggubris ancaman Adhan.

Gubrakk.

Adhan menabrak seseorang tanpa sengaja. Ainna yang mendengar suara orang jatuh, seketika berhenti berlari.

"Maaf." Adhan mengulurkan tangannya untuk membantu orang itu berdiri.

"Ada yang sakit?" Tanya Ainna tiba-tiba dari belakang. Ia sadar jika itu ulahnya juga, membuat seseorang jatuh tertabrak Adhan.

"E-enggak papa." Cewek itu terbata-bata menjawab permintaan maaf dari Adhan.

"Mau gue bantu ke UKS?" tanya Ainna.

"Mau gue bantu buat sembuhin kakinya?" Tanya Adhan ikut menimpali.

"B-boleh," katanya dengan senyum singkat terbit dari wajahnya.

Gue kasih pertolongan nggak mau, Adhan baru mau,dasar cewek mata keranjang.

Ainna berdecak didalam hatinya.

Jika tidak baik hati, Ainna boro-boro mau memberi pertolongan untuk manusia yang telah ditabrak oleh Adhan .

Cih masih pegangan tangan, kalau dilepas keknya tangannya copot.

"Ai, gue anter adik kelas ini ke UKS dulu," ucap Adhan.

"Nggak usah pegangan tangan juga," sindir Ainna.

Manusia yang merasa disindir itu segera melepaskan tautan tangannya dari tangan Adhan, "ma-aff kak."

"Nggak usah galak-galak Alainna Hana Angelica," ucap Adhan sambil mengusap rambut Ainna dengan gemas.

Adhan sekarang semakin berani, suka mengusap rambut Ainna tiba-tiba, atau merangkul Ainna bagaikan seorang sepasang kekasih.

Adik kelas yang melihat Ainna dan Adhan seperti sepasang kekasih merasa kikuk berada diantara mereka berdua.

"Ngapain sih," ketus Ainna, mengambil tangan Adhan dan menjauhkannya dari kepalanya.

Ainna pergi meninggalkan mereka berdua dengan kesal.

"Maaf kak, aku ke UKS sendiri aja," pamitnya.

"Nggak salah kok lu itu, udah bareng gue aja. Gue juga mau minta teh anget."

*****

Ainna memasuki kelas dengan kesal, entahlah dia juga sadar jika tidak mempunyai hak untuk cemburu.

Tetapi sikap adik kelas yang sangat nyebelin itu membuat dia emosi tingkat tinggi.

Sok lupa buat melepaskan tautan tangannya dengan tangan Adhan, lebih mendengar ucapan Adhan daripada dirinya, dan satu lagi dia sangat kesal dengan wajah sok polosnya itu.

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang