✓53. epilog

278 15 5
                                    

"ADHAN!!" teriak Ainna.

Melihat kekasihnya itu yang masih tertidur pulas dibangku membuat Ainna tak habis pikir dengan kebiasaannya.

Kenapa dari dulu,hingga sekarang masih saja tidak berubah?

"Apa-apa?" ucap Adhan mengucek matanya.

Ainna segera duduk dibangku yang kosong didepannya dan menatap mata Adhan, "bisa nggak sih nggak gadang kalau paginya ulangan?"

"Kan udah aku bilangin, jangan nyepelein nilai. Iya tau kalau pintar."

"Tapi, kan jangan gi-"

"Iya sayang, iya besuk nggak ngulangin lagi deh," potong Adhan.

Adhan merasa gemas sendiri jika mendapati Ainna yang mengomel terus-menerus tanpa jeda.

"Bucin terus!!" Sindir Cello.

Sekarang ia merasa seperti jomblo ngenes jika melihat dua pasangan kekasih itu yang sudah berjalan 6 bulan lamanya.

"Sirik banget, makan noh tipe selangit," ucap Ainna.

"Biarin,saya menolak nt. Jadi mending nunggu jodoh yang memenuhi tipe."

"Ya deh,terserah anda." Ainna mengalah untuk berdebat dengan Cello.

"Ayy mo ke kantin, ikut?" tanya Adhan.

"Titip jus avocada," ucap Ainna.

Adhan mengangguk singkat dan segera pergi menuju kekantin untuk membeli secangkir kopi dan pesanan manusia maniak avocado.

Kisah yang selalu diperumit  oleh 2 sejoli kini berakhir dengan sangat bahagia.

Entah benang takdir apa yang membuat mereka bisa bersatu.

Tetapi, kisah ini belum berakhir sampai sini. Masih banyak kisah mereka yang akan terukir didalam sebuah naskah.

Naskah yang akan abadi dan tidak akan hilang seiring perjalanan waktu.

Alina 🦁
23-02-2023
End

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang