✓44. ribut anak dan ayah

111 16 1
                                    

Suasana rumah bapak Adi kembali ricuh, setelah ada sebuah tragedi nangis, conffes, dan canggung, sekarang Ainna dan Adhan sudah seperti biasanya yaitu tengkar seperti anak kucing.

"Ayah, Adhan nggak bener ngasih cokelatnya," adu Ainna.

Ainna sekarang benar-benar emosi, ayahnya yang sangat menyebalkan itu,apalagi Adhan yang menuangkan bahan-bahannya tanpa resep.

"Ya biarin,yang penting manis kan Dhan?"

Ok sekarang Ainna sangat butuh bunda, disini sama sekali tidak ada yang berada di kubunya. Ayahnya sendiri aja dukung Adhan yang notabenenya bukan anaknya.

"Yah,sumpah Ainna nggak tau lagi mau gimana. Mending Ainna beli aja."

"Cuman gini, enggak bakal gagal juga," ucap Adhan berfokus mengaduk adonan yang sudah benar-benar cokelat.

Ainna melihat tekstur,bau,dan warna memang tidak begitu beracun.

Tetapi ia tak bisa menjamin jika itu benar,apalagi buah avocado yang di ambil oleh ayah sama sekali belum matang.

"Saya capek lo ini, nanti anda berdua yang mencoba dulu ya?, Untuk testi apakah makanannya beracun atau tidak." Ainna sekarang pasrah. Jika ia tau kondisi situasinya seperti ini, pasti Ainna memilih untuk menunda membuatnya.

"Ditaruh kemana?" tanya Adhan mengangkat baskom yang berisi adonan di atas kepalanya.

"JANGAN DIANGKAT NANTI JATUH!!" teriak Ainna.

"Tuangin loyang yang habis gue kasih kertas roti tadi, ayah ambil slice alomond yang ada di rak atas, setelah itu kasih taburan slice almond keatas adonannya."

Ainna sekarang cosplay menjadi seorang chef yang memerintah para muridnya, ia menyuruh ayah dan Adhan sambil melihat tutorial dari hp ayahnya.

Ainna bisa membuatnya sendiri, kalau saat ia uji coba dulu tidak gagal.

Ia pernah membuatnya dan berakhir gagal, entah gosong, pahit karena kebanyakan pengembang,dan bantet tidak mengambang.

Yah Ainna sudah diambang batas kesabaran untuk bereksperimen sendiri.

"Ainna coba sini,udah pas kan ayah kasih alomondnya."

Ainne melihat loyang itu dan berakhirlah,"Ayah kok banyak banget ya tuhan... Ini harganya mahal loh, kalau bunda tau habis deh ayah."

"Ya biar ayah nggak habis, jangan beri tau bunda," jawab Adi dengan senyum Pepsodent.

"Ya enggak gitu juga yah, konsepnya enggak gitu. Bunda juga pasti tau barang-barang apa yang habis dengan kurung waktu yang cukup singkat." Ainna benar-benar butuh pertolongan bunda.

Ia tidak tau lagi bagaimana caranya agar ayahnya itu berhenti untuk membuat otaknya mendidih karena emosi.

Bukan durhaka atau gimana kawan,tetapi jika kamu berada di situasi Ainna sekarang ini. Dipastikan bahwa anda sudah mengibarkan bendera putih tanda menyerah.

"Sini mana,biar gue aja yang masukkan ke oven," ucap Ainna dan segera mengambil loyang yang tadi dipegang oleh Adhan.

Ainna segera memasukkan loyangnya ke dalam oven dan menyalakan timer untuk memberi alarm jika sudah waktunya dimatang.

"Gaskeun kita main game!!" ucap Adi dan segera menyeret Adhan ke ruang tengah.

"Main PS pasti," guman Ainna.

Ainna membuat minuman es teh untuk dibawa ke ruang tengah dimana ayah dan Adhan berada disana, toh jika ia tak membuatnya sekarang pasti ayahnya akan menyuruhnya membuatkan es teh itu saat Ainna sudah benar-benar nyaman rebahan.

Jadi untuk mengantisipasi,Ainna membuatkannya sebelum ia disuruh.

"AINNA BUATIN ES TEH YA;!" teriak Adi.

Ainna yang mendengar ucapan itu menghela nafas pelan,"Benar sesuai dugaan."

"Iya yah,ini baru dibikinin."

Dengan gerakan cepat,Ainna sudah menyiapkan satu teko es teh yang sangat segar.

Ainna segera membawanya dengan nampan, nampan itu berisi satu teko dan 3 gelas yang berukuran medium.

Meletakkan teko dan gelas itu ke meja, Ainna segera duduk di atas sofa yang tidak berpenghuni.

Melihat ayahnya yang begitu asik bermain dengan Adhan, rasanya seperti sebuah kebahagiaan.

Melihat ayahnya tertawa dengan bebasnya, apalagi saat ayahnya menjahilinya, senyumannya merekah membuat siapapun yang melihat merasakan rasa sayang yang sangat tulus darinya.

Dan Adhan, manusia yang begitu misterius jika dibilang. Adhan yang menyukai seseorang tanpa orang lain tau, dan yang pasti seseorang banyak yang mengira jika Adhan sama sekali tidak menyukai Ainna karena jika bertemu sering bertengkar layaknya kucing dan tikus.

Adhan yang Sifatnya selalu tidak bisa ditebak, dan semua misteri yang Ainna belum bisa pecahkan sama sekali.

Jika Ainna berfikir,ia masih tidak percaya bahwa sebenarnya cintanya sudah terbalas dari Ainna kelas 7.

Yah memang kadang kala Tuhan itu sering membuat kejutan yang tidak terkira.

"Dhan, sesekali ngalah dong sama calon mertua. Poinnya diembat kamu semua," ujar Adi tak terima jika Adhan memenangkan permainan ini 3 kali berturut-turut.

"Reflek ini, tangannya gerak sendiri." Adhan memperlihatkan tangannya yang begitu cepat mengerakan stik ps dengan lihai.

"Nanti tak blacklist kamu dari calon menantu."

"Iya-iya calon mertua saya mengalah dengan paduka," ucap Adhan dan segera memainkan permainan itu dengan asal.

Ainna melihat sebuah interaksi itu tertawa kecil, bagaimana mungkin ayahnya membawa sebuah kata menantu agar dirinya menang dalam permainan ini.

Ainna tak habis pikir. 

Alina 🦁
21-01-2023
TBC

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang