✓52. sebuah pengakuan

146 15 2
                                    

"pengumuman-pengumuman." Suara dari mikrofon terdengar dipenjuru sekolah.

Mendengar kata pengumuman, para murid seketika berdecih pelan. Waktu untuk balik ke kelas menjadi tersita beberapa menit untuk memberitahukan sebuah pengumuman yang entah isinya apa.

"Pengumuman juara olimpiade pada event tahunan universitas yang bertemakan sains adalah duniaku." Bu yurka membuka satu lembar kertas yang berisi beberapa anak yang mendapatkan predikat pemenang.

"Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, sekolah kita memborong 5 medali sekaligus."

"Untuk ananda yang ibu panggil,segera berdiri disini untuk menyerahkan medali ke kepala sekolah," ucap Bu yurka.

Semua orang kembali ricuh setelah Bu yurka berhenti berbicara, "gila, gue kadang jengkel kalau nunggu duplikat medalinya jadi," ucap Cello.

"Udah gue bilangin,jangan percaya sama kata rayuan pak kepsek," jawab Ratu sambil memainkan rambut Ainna yang tergerai bebas.

Ratu sedari tadi memainkan rambut Ainna, entah itu dipilin, atau malah digulung-gulung. Untungnya saja Ainna baru mode kalem,kalau baru mode badas udah deh Ratu sepertinya akan mendapatkan amarah Ainna karena memainkan rambutnya.

"Ananda Adytama Aindrea Hamza," ucap Bu Yurka.

"Ananda Chelsya Faskara Dista." Bu yurka membaca kembali deret huruf itu.

****

"Sumpah sih, gue nggak nyangka anak itu bisa menang," ucap Cello sangat dramatis.

Qei,dan Ratu setuju dengan pendapat Cello.

"Curang nggak sih?"

"Hush, pake otak dia itu, nggak usah fitnah orang deh," bela Ainna.

Ainna memang tau kenapa Elsya bisa memenangkan olimpiade itu,walau hanya mendapatkan peringkat 3.

Desakan dan tekanan dari Adhan membuat Elsya mati-matian belajar, pendapat dari Ainna seperti itu, entah alasan sebenernya Elsya belajar mati-matian itu apa.

Semua kegiatan yang dilakukan oleh Elsya sudah pasti ada alasan yang memperkuat hasilnya. Bukan hanya Elsya, kamu yang membaca juga pasti melakukan sebuah kegiatan ada alasannya bukan?

"Lu bertiga kalau gibahhin orang nggak tau sinkon, baru dikantin inget," ucap Ainna tak habis pikir dengan para sahabatnya.

Gibah sih boleh aja menurut Ainna, apalagi disini ada ratu gosib yaitu Cello. Tetapi kenapa harus dikantin juga gibahnya, keras lagi saat berbicara.

"Lu Napa jadi cosplay emak-emak, bukannya lu biasanya iya-iya saja kalau gibah suara keras?" ucap Qei tak habis pikir dengan Ainna yang tiba-tiba berubah sifatnya.

"Kalau nggak rame, ini rame G
gilak!!" Ainna menjitak kepala Qei dengan gemas.

Di mana otak Qei sekarang ini, kenapa juga membahas itu di keramaian.

Sepertinya otak Qei telah diracuni oleh Cello dengan hasutan setan yang terkutuk.

*****

"Kak Adhan, Elsya mau nagih janjinya kemarin," ucap Elsya malu-malu dengan gimick muka yang membuat semua orang jika melihatnya ingin meraup muka Elsya.

Adhan yang baru fokus makan segera menoleh dengan malas,"janji apaan?"

"Kak Adhan pura-pura lupakan?"

"Enggak, mau ngabulin apa?" ucap Adhan.

Adhan sekarang berdoa semoga adik kelas sialan itu tidak mengucapkan sebuah kalimat aneh atau kalimat yang membuat dirinya baik pintam.

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang