[⚠️NO COPAS!!]
[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA]
TAHAP REVISI
Kisah yang selalu diperumit oleh dua sejoli, antara Alainna Hana Angelica dan Alfaaro Pradhan Saputra.
Friendzone
Enemyzone
Neighborzone
Lengkap sudah gelar yang dua sejoli itu dapatkan.
===...
Ratu melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng kepala tak paham, sudah tau Ainna sedang sakit hati malah dibuat emosi.
"Konspirasi?" tanya Ainna malas.
Cello mengangguk mantap, walau sebenarnya tak akan terlihat karena Ainna masih nyaman dengan posisi tadi.
"Laki-lakinya itu Adhan, yang perempuan itu adkel yang namanya Elsya."
Cello menutup mulutnya tak percaya dengan jawaban yang dilontarkan oleh Ainna.
Sangat santai tanpa ada tersirat sebuah kebencian sedikitpun.
"Lu nggak sakit hati sama sekali?"
Ainna hanya mendengar ucapan Cello dengan malas.
Dia sudah menduga juga respon sahabatnya yang satu ini.
Apakah jika ia memperlihatkan sakit hatinya, gosib dan rumor itu akan hilang? Tentu tidak.
"Mau sakit hati ataupun enggak, emang ada dampaknya buat gosib itu?" tanya Ainna.
"Udah Cell, nggak usah bahas itu kasihan Ainna." Ratu mencegah adanya pertempuran adu kata ini.
Cello melihat sahabatnya itu tertawa pelan, "Makanya 6 bulan nggak masuk sekolah itu dimanfaatkan buat move on."
Ainna mendengar sindiran halus dari Cello segera mendongakkan kepalanya.
"Emang move on semudah itu?" tanya Ainna dengan wajah tak suka.
Dia paling benci jika menyangkut kata moveon, semua orang selalu dianggap sama rata jika sudah menyangkut itu, yaitu move on adalah hal paling mudah di lakukan oleh manusia.
"Mudah aja, mau gue kasih tutor?"
"Nggak usah ngasih tutor move on, kasih tutorial dulu buat anda kan anda belum move on." Ainna menyindir balik Cello.
Ratu melihat percikan api emosi antara mereka berdua hanya bisa bernafas jenggah,
"UDAH DEH, JANGAN DEBAT PAGI-PAGI!!" teriak Ratu.
"Nah bener kata Ratu." Qei menyahut ucapan Ratu yang sudah mulai emosi.
"Udah deh ya, nggak usah debat lagi."
****
"Ainna, lu bener nggak sakit hati?" Cello bertanya penasaran.
Jika saja ia tak melihat sikap acuh ketika Adhan mendatangi Ainna untuk menayangkan sesuatu, ia akan tidak sepenasaran ini.
Jika kau tau, Ainna menanggapinya hanya seperlunya saja, dan tidak ada basa-basi untuk memperpanjang interaksinya.
Bagaimana tidak kaget jika berubah total kan?
"Udah ya jangan bahas itu. Baru di kantin nanti ada gosib baru lagi." Ainna menjawabnya dengan malas sambil mengaduk-aduk jus avocado yang sudah mencair esnya karena tidak segera diminum.
"Bentar gue juga merasa aneh sih," sahut Ratu tak mau kalah mengintrogasi sahabatnya itu.
"Saya mau ikut-ikutan kepo." Qei mengacungkan jari telunjuknya untuk memberikan pendapatnya.
Ainna memutar bola matanya malas, kenapa ketiga sahabatnya menjadi sangat kepo seperti wartawan tv.
Ia mau saja menjawab pertanyaannya,tetapi ini sedang berada di kantin. Kantin adalah tempat dimana sebuah berita akan cepat meluas walau tidak tau kenyataan benar atau tidak.