✓31. Gosib panas

212 16 7
                                        

Sekolah tampak ramai memperbincangkan sebuah berita baru.

Akun gosib sekolah menampilkan sosok laki-laki dan perempuan yang di kabarkan adalah sepasang kekasih.

Akun gosib sekolah menampilkan sosok laki-laki dan perempuan yang di kabarkan adalah sepasang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ainna mendengar kabar itu hanya berdecih kesal. Menurutnya berita murahan, masih saja di post.

"Dah denger beritanya?" tanya Ratu penasaran.

Sekarang Ratu sepertinya tertular sifat penasaran atau selalu tau berita terbaru dari seorang Cello

"Seorang sepasang kekasih?" ucap Arabelle dengan senyuman kecil.

Ratu mendengar jawaban Ainna melotot kaget, ternyata sahabat ini tidak sekudet itu.

"Bajunya kayak yang di-"

"Udah nggak usah dibahas,gue udah tau arah topik ini kemana." Ainna memotong ucapan Ratu dan segera berjalan pergi ke arah kelasnya.

Yah mau bagaimanapun ia harus selalu siap dengan berita itu, berita yang kalau dipikir ada gunanya dan kadang ada tidak gunanya.

Susah untuk dijelaskan, intinya berita itu ada sisi positif dan sisi negatif.

Brak

Meja yang berada di tempati oleh Ainna di gebrak oleh Cello dengan keras.

Pasti bahas anak itu

"AINNA LU DENGER GOSIP YANG BARU HEBOH ITU NGGAK?"

kan bahas itu

"Iya gue denger, sudah tau. Diem aja nggak usah tanya atau bahas itu dulu ya Edila Cellonia yang cantik dan baik."

Ainna segera menelungkup kepalanya dengan jaket warna merah maroon.

Jiwa ingin tidur di pagi hari seketika menguak di dalam dirinya.

"Ah nggak seru, bahas ayolah kemukakan konspirasi anda," ucap Cello dengan berapi-api.

Ratu melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng kepala tak paham, sudah tau Ainna sedang sakit hati malah dibuat emosi.

"Konspirasi?" tanya Ainna malas.

Cello mengangguk mantap, walau sebenarnya tak akan terlihat karena Ainna masih nyaman dengan posisi tadi.

"Laki-lakinya itu Adhan, yang perempuan itu adkel yang namanya Elsya."

Cello menutup mulutnya tak percaya dengan jawaban yang dilontarkan oleh Ainna.

Sangat santai tanpa ada tersirat sebuah kebencian sedikitpun.

"Lu nggak sakit hati sama sekali?"

Ainna hanya mendengar ucapan Cello dengan malas.

Dia sudah menduga juga respon sahabatnya yang satu ini.

Apakah jika ia memperlihatkan sakit hatinya, gosib dan rumor itu akan hilang? Tentu tidak.

"Mau sakit hati ataupun enggak, emang ada dampaknya buat gosib itu?" tanya Ainna.

"Udah Cell, nggak usah bahas itu kasihan Ainna." Ratu mencegah adanya pertempuran adu kata ini.

Cello melihat sahabatnya itu tertawa pelan, "Makanya 6 bulan nggak masuk sekolah itu dimanfaatkan buat move on."

Ainna mendengar sindiran halus dari Cello segera mendongakkan kepalanya.

"Emang move on semudah itu?" tanya Ainna dengan wajah tak suka.

Dia paling benci jika menyangkut kata move on, semua orang selalu dianggap sama rata jika sudah menyangkut itu, yaitu move on adalah hal paling mudah di lakukan oleh manusia.

"Mudah aja, mau gue kasih tutor?"

"Nggak usah ngasih tutor move on, kasih tutorial dulu buat anda kan anda belum move on." Ainna menyindir balik Cello.

Ratu melihat percikan api emosi antara mereka berdua hanya bisa bernafas jenggah,

"UDAH DEH, JANGAN DEBAT PAGI-PAGI!!" teriak Ratu.

"Nah bener kata Ratu." Qei menyahut ucapan Ratu yang sudah mulai emosi.

"Udah deh ya, nggak usah debat lagi."

****

"Ainna, lu bener nggak sakit hati?" Cello bertanya penasaran.

Jika saja ia tak melihat sikap acuh ketika Adhan mendatangi Ainna untuk menayangkan sesuatu, ia akan tidak sepenasaran ini.

Jika kau tau, Ainna menanggapinya hanya seperlunya saja, dan tidak ada basa-basi untuk memperpanjang interaksinya.

Bagaimana tidak kaget jika berubah total kan?

"Udah ya jangan bahas itu. Baru di kantin nanti ada gosib baru lagi." Ainna menjawabnya dengan malas sambil mengaduk-aduk jus avocado yang sudah mencair esnya karena tidak segera diminum.

"Bentar gue juga merasa aneh sih," sahut Ratu tak mau kalah mengintrogasi sahabatnya itu.

"Saya mau ikut-ikutan kepo." Qei mengacungkan jari telunjuknya untuk memberikan pendapatnya.

Ainna memutar bola matanya malas, kenapa ketiga sahabatnya menjadi sangat kepo seperti wartawan tv.

Ia mau saja menjawab pertanyaannya,tetapi ini sedang berada di kantin. Kantin adalah tempat dimana sebuah berita akan cepat meluas walau tidak tau kenyataan benar atau tidak.

Ia tidak mau dicap seperti anak caper.

"Nanti gue kasih tau, enggak disini."

Alina 🦁
17-12-2022
TBC

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang