✓46. penjelasan

192 18 9
                                        

Ainna sekarang merasa bosan mendengar tagihan ketiga sahabatnya itu.

Padahal ia sudah mentraktir mereka dikantin dan menghabiskan banyak uang di dompet miliknya. Dan Cello, Ratu,Qei,masih menagih prihal pajak jadian dengan alasan yang membuat otak Ainna pusing seketika.

"Na, pajak jadiannya Napa etdah."

"Pajak jadian, lu masih belum gue restuin 100 persen,jadi harus ngasih pajak jadian sekali lagi."

"Sebelum uang anda habis,saya tidak akan berhenti menagih pajak jadian,walau anda udah jadian sampai 1 tahun."

Ucapan mereka emang membuat otaknya tidak bisa tenang. Sahabat laknat memang seperti ini.

"Udah, sekarang gue mau ngasih tau berita baru," ucap Ainna.

"Habis putus?" sahut Qei dengan senyuman tak berdosa.

Ainna mendengar ucapan Qei melotot tak suka, baru aja jadian 2 Minggu udah banyak yang doain putus.

"Enggak ya, putus pala anda itu." Ainna tak bisa menahan umpatan kasar didepan ketiga sahabatnya.

Mau bagaimanapun,Ainna sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak berkata kasar.

"Ya terus apa?" Ratu merasa topik ini akan mengarah ke lebih serius dari biasanya.

Feeling Ratu juga jangan di ragukan, karena feeling perempuan memang selalu benar, bisa dibilang 99% feeling perempuan bisa dikatakan akurat.

"Gue nemuin foto,saat gue kecelakaan."

"BERCANDANYA NGGAK ASIK." Cello tak bisa mempercayai ucapan Ainna.

Bukankah jika ada bukti seperti itu, pasti pelakunya pasti akan cepat ditemukan bukan?

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh Cello, ia masih dendam dengan Pelaku tabrak lari yang mengorbankan sahabat partner berdebatnya itu.

"Adhan udah tau?" tanya Ratu.

"Belum tau persis, gue kecelakaan juga cuman lu bertiga kan? Qei aja tau setelah  gue berangkat sekolah."

"Gue cuman heran,Qei bisa-bisanya mau masuk ke sirkel kita yang gesreknya minta ampun."

"Biar hidup lebih berwarna," ucap Qei mengacungkan jempolnya ke arah Ainna.

Ainna terkekeh kecil melihat respon Qei yang sama sekali tidak ada tanda-tanda akan depresi menghadapi Cello, Ratu,dan juga Ainna.

"Adhan emang nggak marah kalau lu ngasih tau dulu ke kita?" sahut Cello, Cello tau jika Adhan selalu menomorsatukan bahwa semua info harus di berikan kepadanya dulu,setelah itu baru sahabat. Di lihat dari perilakunya saja sudah ketahuan.

"Tu anak juga bakal datang ke rumah sini. Tunggu aja nggak sampai 10 menit pasti dah ke sini."

Ainna segera memperlihatkan tweet yang di post oleh seseorang yang sama sekali tidak ia kenal.

"Ayy ai," panggil Adhan dengan membuka pintu tanpa perasaan.

"Cih manusia bucin," sindir Qei .

"Gue pernah denger siapa dulu yang koar-koar nggak suka dah." Qei tak berhenti menyindir. Sekarang ia menyindir Ainna.

Qei masih ingat betul,saat mereka debat entah prihal apa. Ainna begitu percaya diri mengucapkan bahwa ia takkan menyukai cowok seperti Adhan, dan ternyata ia mengetahui fakta Ainna menyukai Adhan terlambat juga, ya karena Ainna tidak begitu ingin menceritakannya.

Dan akhirnya, Ainna sekarang berpacaran dengan cowok yang dulu ia menolaknya dengan kata-kata pedas walau dihati Ainna ia memujinya.

"Nah lengkap, sekarang gue mau menjelaskan pristiwa kecelakaan itu." Ainna tak menggubris sindiran Qei.

Ainna menjelaskan dengan kejadian yang sangat rinci, dari kejadiannya,dan orang yang dicurigai siapa pelakunya.

"Dhan, lu yang nabrak Ainna?" ucap Ratu penuh curiga.

"Postingan tweet,ngarah ke lu semua." Cello menyahut tak mau kalah.

"PUTUS NA, PACAR LU YANG NABRAK TUH."

Adhan menatap tak suka satu persatu sahabat kekasihnya itu, "gue emang ikut balap liarnya itu, tapi gue enggak lewat jalan situ. Itu juga bukan sirkuitnya."

"Lu ikut balap liar?" tanya Ainna dengan nada tak suka.

"Itu juga dulu, gue udah tobat ya."

"WOY, LU BERDUA PACARAN NAPA MASIH MANGGIL LU GUE?" Ratu dari kemarin memang ingin sekali bertanya prihal masalah ini, tetapi entah mengapa selalu saja tidak sempat pasti ada penghalang.

"Tanya noh sama sahabatlu."

"Ya gimana ya, gue lebih nyaman gini," jawab Ainna.

Ainna benar-benar lebih nyaman dengan panggilan "lu,gue." Dan sekarang Ainna juga masih menyembunyikan hubungan ini, di khalayak publik. Yang mengetahuinya hanya sahabat Ainna, dan beberapa teman Adhan yang bisa dikatakan dekat, dan satu lagi kedua orangtua Adhan dan Ainna.

"Kembali ke topik, gue masih penasaran sama orangnya," ucap Cello, Cello sekarang benar-benar ingin mengetahui siapa orang dibalik tabrak lari tersebut.

"Postingan tanggal berapa?" Adhan sekarang ingat, jika yang memposting foto itu adalah lawan balapnya bisa dipastikan siapa pelakunya.

Karena Adhan selalu mempunyai dokumentasi foto saat ia mengikuti balap liar itu.

"Yang ada di tweet tanggal 7 Juni 2021." Ratu memperlihatkan postingan itu yang sudah ia secrenshot.

Deg

Adhan merasakan firasat tidak enak, ia sama sekali tidak ingin memberitahukan kebenaran ini dengan sangat gamblang.

Ini bukan masalah ia yang bersalah bukan, tetapi ada hal lain yang membuat Adhan merasa tidak enak mendapati fakta ini.

"Besuk Sabtu, kumpul ke basecamp gue. Gue bakal bahas ini sama yang lain." Adhan langsung memberikan solusi yang lebih baik dari ia yang bilang sendiri.

Jika berada di basecamp,otomatis pasti ada yang langsung mengemukakan pendapatnya tanpa ada sedikit rasa keraguan sama sekali.

"Basecamp sampah lu?"

"Belum berhenti juga sumpah serapahin basecamp gue?" ucap Adhan sedikit rasa sedih, melihat kekasihnya itu masih belum bisa berhenti membenci basecamp yang menjadi rumah kedua Adhan jika sedang dikuasai oleh emosi.

"Nggak juga, cuman mengemukakan fakta, kalau dah hilang bencinya juga enggak bakal gue jelekin basecamp lu itu." Ainna berdiri merentangkan tangannya, mengibas-kibaskan lengannya agar tidak terasa kaku.

"Ok besuk kita ke basecamp punya pacar saya!" ucap Ainna.

"Lu bertiga tidur di sini aja, di bolehin kan?" tanya Ainna, Ainna ingin agar mereka tidak kesusahan dan ribet hanya karena mengurusi kasus yang baru ada titik terang.

"Boleh sih."

"Saya ikut saja."

"Gue bisa," ucap Cello.

Alina 🦁
30-01-2023
TBC

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang