✓51. terkuak

104 16 4
                                    

"Woy," Kenzo mendorong badan Adhan dengan kasar.

Adhan yang tak siap dengan serangan mendakak itupun tersungkur ke tanah.

"Lu kenapa sih anjing!" Adhan menatap Kenzo dengan kesal.

Udah datang kayak jalangkung, tiba-tiba nyapa dengan ngegas, pake acara dorong segala lagi.

Adhan benar-benar tidak habis pikir dengan kakak kelasnya ini.

"Intinya milik Lu itu harus jadi milik gue."

"Lu gila atau gimana?" Adhan berdiri dan membersihkan celana yang tadi terkena kotoran pasir.

"Ainna itu bukan barang."

"Kalau gue bilang punya gue,ya punya gue bego!" Kenzo menghantam rahang Adhan.

Adhan yang melihat serangan itu segera menangkisnya.

"Nggak usah pake kekerasan." Adhan berusaha untuk mendinginkan kepalanya dan tidak ada sesi bangku hantam disini.

Bagaimanapun, ini masih area sekolah. Memang sudah mulai sepi tetapi jika ada yang mempergokinya kan enggak asik, apalagi nanti yang mempergoki itu orangnya cepu.

"Cupu jadi laki, apa-apa lari kalau pake kekerasan." Berjalan dengan mata penuh amarah, Kenzo menghantam tangan kiri Adhan.

"Bangsat, lu bisa nggak sih tenang dikit?" umpat Adhan, ia sudah muak dengan sifat Kenzo yang sangat kekanak-kanakan itu.

Maksa,nggak ada sopan santun, sok berkuasa lagi. Adhan sudah muak dengan perilaku Kenzo yang tak seperti seorang kakak kelas dimatanya.

"Udah,nggak usah pake acara bogem-membogem. Lu mau apa sekarang selesaikan."

Adhan mencari jalan tengah untuk mendapatkan sebuah kata damai didalam hidupnya. Nggak bagus juga sih dendam sama mantan ketos sialan itu.

Apalagi setelah balapan 2 hari berturut-turut Kenzo meneror Adhan dengan kata umpatan dan suka tiba-tiba menyerang dari belakang saat ia sendiri.

Ia takut kalau tiba-tiba juga Kenzo nyerang pake senjata tajam kan nyawa yang hilang,bukan luka lagi.

"Gue mau Ainna, paham bahasa manusia kan?"

Adhan tertawa mendengar ucapan Kenzo yang terlontar,ia bertanya bahwa Adhan paham bahasa manusia tidak?

Bukankah yang harus dipertanyakan itu Kenzo?, Udah nggak paham bahasa manusia tingkahnya udah nyrempet ke tingkah hewan.

"Lu yang harus dipertanyakan, paham bahasa manusia kan?"

"Ainna itu punya gue, hak Ainna emang belum seutuhnya punya gue karena belum nikah."

"Gue cuman butuh Ainna,mau lu bilang belum nikah lah,belum hak seutuhnya lah. Gue pengennya cuman Ainna ya Ainna." Kenzo tak berhenti mengucapkan omong kosong yang terlontar dari mulutnya itu.

Entahlah,kenapa Kenzo berubah seperti orang gila seperti ini.

"Lu itu ke Ainna bukan cinta, tapi obsesi," ucap Adhan.

"Gue cinta, siapa bilang gue obsesi?" jawab Kenzo tak terima jika perasaan yang menurutnya tulus itu disamakan dengan obsesi.

"Lu dulu kenapa bisa jadi ketos gila,otaknya padahal cetek kek gini."

Adhan sekarang hampir frustasi menghadapi mantan ketua OSIS Minerva high school. Mau gimanapun menghadapi seseorang yang sedikit rada-rada itu memerlukan banyak energi.

"Ainna kalau sama gue bakalan aman, nggak bakal makan ati."

"Nggak bakal ngrasain namanya sakit," ucap Kenzo dengan sangat percaya diri.

"Lu tuhan?" tanya Adhan.

"Ya enggaklah bego!"

"Udah bego,ngatain bego lagi. Manusia enggak bisa jamin tentang kesehatan," ucap Adhan.

Hawa disekitar sini sekarang berubah menjadi sedikit mencengkam. Entah efek Adhan bertambah emosi,atau langit sore mulai menghilang dibalik awan gelab.

"Gue bisa jamin, karena gue anaknya selalu hati-hati."

Adhan berdecih pelan, maksut dari hati-hati itu dari segi mana?

"Udah jan ngelantur," ucap Adhan dan segera beranjak pergi meninggalkan Kenzo.

Gue butuh Ainna, gue butuh Ainna anjing.

Nggak, gue nggak mau Adhan bisa milikin Ainna.

Ainna itu punya gua, selamanya punya gue.

Tetapi baru melangkahkan 3 tapak Kenzo dengan keras berteriak dengan nada meremehkan, "LU ITU NGGAK COCOK BUAT AINNA, AINNA COCOK SAMA GUE. KENZO ARFRASKA."

"Ainna kalau sama lu bakalan jadi gembel nggak terjaga."

Berhenti, Adhan berhenti melangkah dan berbalik badan berhadapan dengan Kenzo. Ia sekarang sudah mulai dibatas kesabaran.

Kenzo itu sudah melewati batas yang Adhan buat. Sudah baik Adhan tidak menggunakan kekerasan, tetapi mengapa Kenzo seperti ingin sekali jika Adhan menggunakan kekerasan untuk sekarang.

"Ralat, Ainna kalau sama lu bakalan mati."

"Mati apanya,udah gue bilang sehat," bela Kenzo tak terima.

"LU PERNAH NABRAK AINNA."

"GEGARA LU,AINNA KOMA!"

"GEGARA LU, GUE NGGAK BISA KETEMU DIA SELAMA 6 BULAN."

"GEGARA LU JUGA,AINNA MAU KEHILANGAN NYAWA GOBLOK!"

Adhan meluapkan semua emosi yang ia pendam dari kemarin. Sudahlah jika ia salah karena bilang prihal rahasia ini ya minta maaf saja.

Kalau Kenzo tidak diberi penjelasan seperti itu, pasti akan lebih ngelunjak lagi.

"Gue enggak pernah nabrak orang,gue juga enggak pernah nabrak Ainna bego!" Kenzo tak terima jika dituduh pernah menabrak Ainna.

"Orang kalau bersalah emang nggak pernah ngaku, lu inget duel balapan terakhir antara kita?"

"Itu semua akar masalahnya,lu yang mau curang cari jalan pintas dan berakhir buat korban kecelakaan."

Melihat reaksi Kenzo yang masih berusaha untuk mengingat, Adhan segera berbalik dan meninggalkan Kenzo sendiri.

"Lu pasti udah dimaafin sama keluarganya, kalau mau minta maaf pake cara jauhin Ainna udah cukup bagi tu anak."

"Dan jangan nyuruh adik tiri lu itu buat ngerusak hubungan gue sama Ainna."

"Ainna dan gue udah pacaran."

Kenzo diam ditempat dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Kenapa takdir begitu lucu?

Seseorang yang ia sukai sekarang adalah korban yang ia tabrak dulu, orang yang ia sumpah serapahi untuk mati.

Bunda, Kenzo minta maaf

Alina 🦁
20-02-2023
TBC

Ada yang tau belum nih,Elsya itu adiknya siapa??

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang