✓41. rapat

110 15 2
                                    

"Ainna, dari mana aja sih." Kila menatap anaknya khawatir.

Bagaimana tidak khawatir, tangan Ainna yang membiru,dengan wajah yang begitu berantakan tak terurus.

Padahal Ainna baru keluar belum ada satu jam lamanya.

"Jatuh tadi bund,hehe," ucap Ainna tersenyum Pepsodent.

"Jatuh dimana? Enggak kenapa-kenapa kan?" Adi ikut bertanya, saat mendengar Ainna terjatuh ia segera keluar dari ruang kerjanya dan segera menemui anaknya itu.

"Enggak kenapa-kenapa sumpah deh, cuman kepentok sedikit kok," alibi Ainna.

Ia tak ingin mendengar ayahnya marah karena ia disakiti oleh seorang laki-laki.

Ia sudah pernah melihat ayahnya semarah apa saat ia tau pelaku tabrak lari itu adalah seorang laki-laki.

Jika saja malam itu Ainna hati-hati, ia pasti tak akan mengalami kecelakaan itu.

"Beneran?" Tanya Kila memastikan bahwa ucapan putri semata wayangnya itu jujur dengan perkataannya.

"Bener bund, aku mau ke kamar dulu buat ganti baju terus mau obati ini sendiri."

"Papai ayah bunda," ucap Ainna, Ainna segera berlari kecil menuju ke lantai dua.161

****

"Sumpah, ngantuk banget gue gila..." ucap Tio yang baru memasuki pintu basecamp dengan muka bangun tidur.

Tio yang baru enak-enakan tidur di telepon berkali-kali untuk datang ke basecamp secepat mungkin.

Ia tak mungkin tidak datang, karena jika tidak di spam berkali-kali pasti tidak penting, dan Adhan meneleponnya berkali-kali tanpa henti.

Dan untungnya ia selamat sampai ke basecamp, kalau tidak udah deh inalilahi.

"Kebo sih lu, sore-sore gini tidur, pikun tau rasa!" sindir Agha. Agha sangat santai sekali menonton tv sambil memakan keripik pisang yang dibawa oleh Fiko dari rumahnya.

"Dih, lu yang suka tidur seharian berarti amnesia?" ucap Tio tak mau kalah.

"Udah nggak usah debat masalah sepele." Fiko menengahi adu debat itu.

Jika tidak segera di selesaikan, debat ini tak akan ada hentinya. Apalagi yang memulai debat adalah Agha,jika belum menang ia tak akan berhenti untuk berdebat.

"Lu nyuruh kita kumpul ada apaan?" tanya Zakhi.

"Kenzo, ngajak adu balap kayak dulu lagi."

Prang

Toples kaca yang dari tadi dipegang oleh Agha terjatuh karena kaget. Agha merasa ucapan Adhan ini terlalu konyol.

Ia masih ingat betul, bagaimana reaksi Kenzo mengamuk saat ia kalah tanding dengan Adhan. Dan Kenzo mau mengulangi adu balap lagi?

Alasan kuat apa yang membuat Kenzo mengambil resiko yang akan memalukan dirinya sendiri itu?

"Nggak usah bercanda deh Dhan, sumpah nggak lucu," ucap Tio yang ikut tak mempercayai ucapan Adhan.

Adhan menghembuskan nafasnya jenggah, ternyata dugaannya benar kawan-kawannya tidak mudah mempercayai berita ini, "gue enggak bercanda."

"Alasan kuat apaan emang Kenzo sampai bela-belain bilang gitu?" tanya Zakhi.

"Beneran mau denger ceritanya?" tanya Adhan.

"YA IYALAH ANJING, PUNYA KAWAN GINI AMAT," umpat mereka kompak.

Semua tak habis pikir dengan jalan pikir otak Adhan, saat serius mengapa tak bsia diajak untuk serius?

"Gini."

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang