"Gue cuman mau pake sebentar bangku lu."
"Gue nggak menerima alasan apapun itu, mau lu tanya Ainna, minta penjelasan,mau nenangin dia, atau apalah. Kalau gue, Cello , Qei enggak ngijinin."
"BRA-TI ENG- GAK BO-LEH." Ratu menegaskan dengan mengeja perkata.
"Nah gue setuju sama Ratu, lu nggak boleh duduk di bangkunya Ratu." Cello menyahut.
"Ya sama saya juga setuju." Qei mengacungkan jarinya setinggi mungkin untuk mendelegasikan bahwa ia setuju dengan penuturan Ratu.
Adhan Berusaha untuk memutar otak mencari jalan keluar, bagaimana caranya agar ia bisa duduk di bangku Ratu, untuk mendekati Ainna.
Mereka ber-empat tak berhenti berdebat dengan volume yang lebih rendah dari biasanya.
Untuk menjaga ketenangan kelas, dan juga untuk menjaga ketenangan Ainna yang sedang tertidur lelap.
"Cuman sekali ini aja, gue nggak akan maksa lagi." Adhan berusaha meyakinkan sahabat Ainna itu dengan sangat susah payah.
Ia tak ingin menyia-nyiakan momen ini, saat jamkos, ada sebuah gosib yang membuat Ainna terpuruk.
Sangat cocok untuk mengutara_
Ah Adhan jadi ingin men-cancel niatnya itu. Sepertinya tidak cocok untuk opsi terakhir,seperti memanfaatkan keterpurukan seseorang.177
.
"Lu pasti akan aneh-aneh kan?" tanya Qei.
"Sumpah, gue enggak bakal aneh-aneh." Adhan meyakinkan 3 manusia itu dengan perasaan kalut.
Adhan hanya ingin menanyakan sudah minum obat atau belum karena ia mendapatkan amanah itu dari bunda Kila.
Tetapi jika ia bisa bertanya masalah gosib itu juga, Adhan akan bertanya,walau kemungkinan besar Ainna tidak akan mau menjawabnya.
"Wajah seperti buronan kek gini enggak bisa dipercaya," ucap Cello.
Sekarang situasi Adhan seperti seorang murid baru yang sedang di ospek oleh kakak kelasnya.
Ini sama sekali tidak ada didalam daftar kegiatannya sekarang.
Yang ada di dalam daftar kegiatannya yaitu hanya menemui Ainna untuk menyuruh ia meminum obat itu, tanpa harus melewati 3 perempuan yang tampangnya bak preman.
Jangan beri tau Cello jika ia disamakan oleh preman sama Adhan, jika tau sudah pasti Cello akan membogem mentah Adhan.
"Lu kan sukanya nyakitin Ainna, jadi gue enggak mau lu ketemu sahabat gue yang satu ini." Qei ikut mengoceh prihal apa yang akan dilakukan Adhan.
Qei entah kesambet apa, ia berubah secerewet ini. Memang Qei di situasi tertentu sifatnya bisa berubah seperti Cello dan Ratu yang sukanya mengejek, maupun menyindir.
"Udah deh, lu bertiga nggak usah halangi gue gini!" Kesal Adhan.
"Gue disini juga gegara bundanya Ainna nyuruh gue." Adhan sekarang menggunakan kunci as.
Kalau mereka bertiga langsung menurutinya ia takkan jujur prihal ini.
Ia dulu pernah berjanji jika ia takkan langsung jujur atas tindakan yang disuruh oleh bunda Kila.
Apalagi di tempat ramai yang pasti banyak orang yang mengetahui, entah alasan apa yang membuat Ainna memberikan peraturan itu, tetapi Adhan sudah melakukannya dalam 1 tahun lebih.
Untung gue bilang bundanya Ainna bukan langsung bunda, bisa digeprek gue sama Ainna.
"Beneran?" Selidik Ratu, matanya memincing mencari celah kebohongan yang terpancar dari badan Adhan.
"Beneran gue enggak bohong."
"Yuk ke kantin aja, debat habisin energi," ucap Cello.
Cello dari tadi sudah uring-uringan mengajak Qei untuk ke kantin karena perutnya masih saja keroncong.
Tetapi Qei tak mengiyakannya karena ia menunggu debat ini selesai. Dan berakhirlah Qei mengajak Ratu agar debatnya itu segera di akhiri.
"Yodah deh gue percaya,awas aja sampai kenapa-kenapa."
"Ke kantin skuyy," ucap Qei langsung semangat empat lima keluar kelas.
Adhan melihat adegan ini hanya mendengus pelan, KENAPA ENGGAK DARI TADI KELUARNYA?
Pusing kalau membahas sifat para mahkluk yang selalu bersama dengan Ainna itu.
Adhan duduk di bangku Ratu yang mejanya masih sejajar dengan bangku Ainna.
"Tidur mulu, capek sama gosib itu?"
"Atau beneran lu jadian sama ketos sialan itu?" tanya Adhan lirih agar tak membangun sang empu yang tertidur lelap.
Saat mendengar gosib yang membahas Ainna dan ketos mempunyai sebuah hubungan yang lebih dari teman, adhan merasa sedikit tidak terima.
Ingin mengamuk tetapi, apakah Adhan mempunyai hak untuk menyangkal gosib itu?
Ia hanya sebatas sahabat. Sahabat tak lebih tak kurang.
Hubungan pertemanan itu naik satu tingkat saat Ainna dan Adhan menjadi tetangga.
"Kalau beneran jadian sama Kenzo, dia lebih unggul dari gue apaan emang?" tanya Adhan.
Percaya diri sedikit boleh lah ya.
"Di segi manapun unggul lu, kayaknya." Ainna menjawab dengan malas.
Berpura-pura tidur untuk mendengarkan celotehan Adhan itu sangatlah susah, ya... Ainna sudah mendengar celotehan itu saat Adhan mengatakan, "tidur mulu,capek sama gosib itu?"
Adhan mendengar jawaban Ainna seketika badannya tegang tak terkira, bagaimana tidak. Ia takut jika Ainna marah karena menganggu waktu tidurnya.
Satu lagi alasan ia tegang, yaitu karena Ainna mengetahui celotehannya walau isinya tidak terlalu rahasia.741
"Ngapain ke sini?"
"Mau tanya prihal gosib itu?" tanya Ainna.
Ainna segera bangun dari tidurnya dan duduk dengan tegab tidak seperti tadi kepalanya di taruh ke meja.
"Enggak tuh,siapa juga yang mau tanya prihal itu, gue cuman mau tanya lu udah minum obat atau belum." Adhan mengelak.
Ia tak ingin tau faktanya,ia takut jatuh sejatuh-jatuhnya. Ia kan tidak tau kebenaran yang di sukai oleh Ainna.
"Oh tanya itu?,kirain." Ainna merasa sedikit aneh jika Adhan bisa mengontrol emosinya, tetapi ya sudah kalau tidak ingin mengetahui faktanya.
"Gue udah minum obat tadi," ucap Ainna menjawab.
"Yaudah kalau udah minum, tidur lagi aja, gue mau main game disini."
Adhan sifatnya jadi aneh.
Sakit hati apa ya?, Tapi kalau sakit hati gegara itukan harusnya tanya kebenarannya.
"Biasanya juga diperpus main game-nya, nyari wifi," sindir Ainna.
Ia sangat hafal dengan kelakuan Adhan yang sangat perhitungan dengan kuotanya itu.
Walau sebenarnya ia mampu untuk membelinya,tetapi katanya, "kalau ada yang gratis kenapa tidak?"
"Baru pengen Deket lu," lirih Adhan.
"Apa Dhan?" Tanya Ainna memastikan bahwa yang ia dengar itu benar.
"Baru pengen gini aja, gih tidur aja sono," elak Adhan dan segera menyalakan hpnya untuk bermain game yang ia sukai.
Alina🦁
4-1-2023
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Zone? [End]
Teen Fiction[⚠️NO COPAS!!] [HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] Kisah yang selalu diperumit oleh dua sejoli, antara Alainna Hana Angelica dan Alfaaro Pradhan Saputra. Friendzone Enemyzone Neighborzone Lengkap sudah gelar yang dua sejoli itu dapatkan. =================...