✓48. hari terakhir

141 16 10
                                    

"Lu kalau belum paham juga, gue nggak bakal nyuruh Bu Endang buat berangkatin lu ke olimpiade."

Adhan sekarang merasa jenggah, materi yang sering ia ulangi dan ulangi tetapi Elsya sama sekali jarang mengingatnya.

Padahal sekarang juga pembelajaran privat terakhir sebelum hari H.

Jika materi basic dan sering keluar Elsya tidak memahaminya, ada 35% rasio kegagalan untuk memenangkan olimpiade.

Jika sampai gagal, berarti Minerva high school tidak menjadi predikat sekolah yang selalu memenangkan olimpiade dalam periode 5 tahun berturut-turut.

"Ini materi basic, lu kalau nggak paham kebangetan sih."

"Ini juga udah sering gue kasih tau caranya, kenapa masih banyak yang salah?"

"Ini jawaban lu kek anak SD tau nggak sih?"

Adhan tak berhenti mengoceh melihat jawaban yang sedari tadi Elsya kerjakan sendiri.

Ia semakin penasaran,mengapa anak seperti ini bisa di loloskan oleh Bu Endang yang notabenenya guru killer,killer tapi santai.

"Lu kalau masih nggak paham, udah gue angkat tangan. Kalau banyak yang nyalahin gurunya, gue bakal bilang muridnya yang bodoh," ketus Adhan dan segera memberikan 2 lembar kertas untuk Elsya.

"Kak, aku kan_"

"Nggak usah drama nangis segala, gue tau itu air mata minta pembelaan." Adhan memotong ucapan Elsya karena sudah teramat jengkel dengan tingkah laku Adik kelasnya itu.

"Kerjain."

Adhan segera meninggalkan Elsya yang sedari tadi diam menahan air matanya tumpah ke pipinya.

*****
"Ayy," bisik Adhan di telinga Ainna.

Ainna mendengar suara bisikan itu segera mendongakkan kepalanya, "kan udah gue bilang, jangan manggil kek gitu di sekolah iih."

"Nggak kedengeran, lirih juga," bela Adhan.

"Jangan kek gini, masih disekolah," ucap Ainna berusaha untuk mengusir Adhan yang menaruhkan kepalanya dipundak Ainna.

Adhan tak menghiraukan ucapan Ainna dan tetap menyenderkan kepalanyeeeee3a.

"Dah selesai?" Tanya Ainna.

"Belum, tuh lihat baru nangis ngerjain," ucap Adhan sembari menunjuk Elsya yang sedang berusaha untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh Adhan.

Ainna melihat Elsya yang sedikit kesusahan merasa kasihan, mengapa nasibnya begitu menyedihkan.

Ainna sekarang memang berada di ruang yang sama oleh Elsya, tetapi tempat yang ia duduki oleh Ainna berjarak sekitar 100 meter, jadi Elsya tidak menyadari bahwa Ainna juga berada di ruangan yang sama.

Ainna disini bukan karena ingin melihat pacarnya yang sedang berduaan dengan adik kelasnya itu, tetapi ia disini diberi tugas oleh Bu Reni untuk membuat sebuah ringkasan dari buku yang ia baca.

Kata Bu Reni, tugasnya itu untuk mengajukan Ainna sebagai duta literasi.

Ia tak ambil pusing tugas itu untuk apa,yang terpenting ia mengerjakan amanah ini tanpa tekanan sedikitpun.

"Jahat banget jadi cowok."

"Ya gimana, tu anak materi basic aja nggak paham-paham," ketus Adhan.

"Enggak lu ajarin caranya?"

"Udah, tapi nggak cepet paham."

"Enggak kayak pacar saya yang mudah sekali paham, walau kadang mancing emosi dulu," ucap Adhan yang sedari tadi bersender di bahu Ainna.

"Pacar lu emang siapa?" tanya Ainna pura-pura tak tau.

"Toples."

"Emang toples bisa hidup?"

"Nggak tau, pudung." Adhan merajuk dan pergi meninggalkan Ainna sendiri.

Ainna melihat tingkah Adhan tersenyum singkat, ternyata Adhan ada sisi seperti anak kecil.

"Moga enggak sad ending aja sih," celetuk Ainna dan segera melanjutkan pekerjaannya.

*****
"Kak, dari mana aja?"

"Dari surga, ngapa mau nitip tiket ke neraka?" tanya balik Adhan dengan nada ketus.

Ia sudah muak dengan drama guru dan murid, ia ingin sekali segera kembali seperti semula yaitu hanya sebatas adik kelas dan kakak kelas.

Ok Adhan,jaga emosi. Ini hari terakhir buat jadi guru.

"Enggak, cuman mau bilang kalau soalnya udah Elsya kerjain dan selesai."

Melihat berbagai coretan yang berada dikertas, Adhan sedikit merasa lega karena tidak separah soal yang tadi.

"Kak tapi Elsya tadi ada yang sedikit kurang paham."

"Sumpah kak,cuman sedikit aja kok nggak lebih," jelas Elsya, ia tak ingin dimarahi lagi oleh Adhan, jadi ia langsung meyakinkan bahwa hanya sedikit yang tak ia pahami.

"Yang mana?"

"Ini," ucap Elsya menunjukkan soal nomer 25.

Adhan yang melihat soal itu sedikit bernafas jenggah, ya emang sedikit sih tapi ini pelajaran yang menurutnya mudah.

25. Tentukan Proton, elektron,dan neutron dari
²⁷ Al
¹³

"Beneran enggak paham?" tanya Adhan.

Jika benar-benar tidak paham,dan sama sekali tak bisa memahami sepertinya ia tidak akan menyuruh Elsya untuk berusaha memahami materi ini.

Karena saat ia melihat soal yang dikerjakan oleh Elsya tadi, ada sekitaran 80% soal benar, dan selebihnya Elsya hanya coret indah tanpa ada hitungan didalamnya.

"Gue kabarin caranya,nanti kalau masih enggak paham, gue kasih video tutorialnya. Tapi kalau bisa enggak usah capek-capek nanti otaknya jadi enggak konsen buat 2 hari kedepan."

"Jadi gini," ucap Adhan mencoret tinta hitam di papan tulis yang berada ruang perpustakaan.

²⁷ AL:
¹³
jumlah Proton (p)=no atom (Z)=13
Jumlah elektron (e)=Z=13
Jumlah neutron (n) = A-Z
                                     = 27-13
                                     =14

"Paham?"

"Sedikit paham, tapi sedikit bingung juga kak," jawab Elsya.

Adhan tersenyum singkat untuk memberikan sebuah semangat untuk dirinya, "nanti gue kirim link video pembelajaran."
      

Alina 🦁
8-02-2023
TBC

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang