✓32. Effort

98 17 13
                                    

Tur Tut Tut

Panggilan ke 20 kali yang masih sama tidak ada sahutan dan tidak ada penolakan dari sebrang sana.

Adhan merasa sedikit frustasi dengan ini semua, mengapa ia harus salah paham?

Dan seseorang yang berada di dalam satu frame foto itu juga enggan untuk mengklarifikasi.

Sudah memarahinya pun jawaban singkat dari Elsya sangat membuat Adhan pusing tujuh keliling.

Bagaimana tidak respon yang diucapkan oleh Elsya adalah, "yaudah kak, kalau gitu kita pacaran aja gimana?"

Adhan menatap kesal saat itu juga.

Bagaimana mungkin ia berpacaran oleh orang yang sama sekali ia tidak ada rasa, dan satu lagi ia tidak Sudi dengan wanita yang mempunyai banyak muka seperti itu.

Jika ia tidak bisa menahan diri untuk emosi yang meluap dari otaknya itu, mungkin saja Elsya sekarang bebarinh di rumah sakit.

"Tolong ya, Ainna angkat sekali aja."

"Gue mau ngasih tau kebenaran."

"Sial gue tadi nggak langsung tau berita apa yang baru marak."

"BAJINGAN SIALAN, GUE NGERASA ADA DALANG DI BALIK SIFAT ELSYA KAYAK GITU!!" Adhan berteriak dengan peluh membajiri wajahnya.

Adhan tak berhenti berjalan mondar-mandir di basecamp.

Semua temannya hanya menatap dengan iba.

"Buatin teh hangat fik," panggil Zakhi.

Fiko hanya menyahut dengan anggukan kecil, dan segera menuju ke dapur.

"Udah dijawab?" tanya Tio.

Adhan menggeleng singkat untuk memberikan jawabannya.

Ia merasakan ada rasa takut menjalar di dalam hatinya, ada rasa tidak rela jika Ainna pergi.

Ia tau ia suka terhadap Ainna, menurutnya bukan hanya sekedar suka tetapi sudah masuk ke dalam cinta mungkin?

Sudah sekitar 4 tahun lebih ia menyukai sosok yang selalu membuat ia sabar setiap melihat tingkah laku perempuan itu.

"Nggak mau segera nembak tu anak aja?, Biar nggak ada salah paham lagi." Agha mengusulkan sebuah pendapat yang pasti di tentang oleh Adhan.

"Enggak semudah itu buat bilang."

Zakhi melihat respon Adhan yang begitu pecundang membuat hati kecilnya ingin membogem mentah-mentah kepalanya agar sadar dan tentunya tidak terlalu bodoh jika menyangkut tentang perasaan.

"Enggak semudah itu buat bilang, dia ngilang aja lu uring-uringan kek macan," sindir Zakhi.

"Minimal lu confess dulu aja deh," usul Tio.

"Mending lu diem aja deh, Nerima nasib lu yang selalu nice try," sindir Fiko.

Fiko meletakkan nampan yang berisi 5 gelas teh di meja ruang tengah basecamp.

"NICE TRY JAYA JAYA JAYA," teriak Agha dengan semangat membara.

Adhan,Fiko,Regi,dan Zakhi menatap Agha dengan muka tak bisa di deskripsikan.

"Mata you ya, nice try jaya. Gue kapan taken ma tu anak." Fiko tak terima dengan teriakan Agha yang seperti mentoleran sebuah nice try .

"NT nggak usah ngajak-ngajak kali gila lu."

"Gue mah nggak nice try, kalau lu ya Monggo mawon," jawab Regi.

Hanya Zakhi dan Adhan yang hanya memedan kekesalannya dengan Agha.

Karena di otak mereka berdua sedang berperang sendiri-sendiri dengan pikirannya.

"Nggak usah mojokin gue juga lah." Agha tak terima.

3 lawan 1 itu tidak adil sama sekali, apalagi yang ia lawan manusia savage jika nyindir langsung ulti tanpa permulaan atau basa-basi sama sekali.

PING

Ainna
Gue emang kenapa?]

Adhan membuka layar hpnya dengan perasaan bergemuruh senang.

Segera mengetik pesan untuk menjawabnya. Ia takut jika Ainna offline lagi dan tidak menjawab chatnya.

Adhan
[Akhirnya lu jawab
[Seharian nggak ada kabar
[Gue takut bunda Kila ngamuk gegara anaknya ilang

Ainna
Bunda tau gue kemana]

"Adhan dah senyum-senyum kek orang gila," celetuk Agha yang sudah menyadari perubahan mood adhan ke arah lebih baik.

Tio reflek menoleh Adhan, "kesambet ayang Ainna."

"Diem dulu," ucap Adhan fokus ke layar hpnya.

Zakhi yang melihat reaksi Adhan hanya bisa menyibir lirih, kalau keras sudah dipastikan akan ada acara baku hantam lagi di basecamp.

Adhan
[Lu sekarang dirumah kan?
[Nggak usah kemana-mana
[Gue tau jadwal pmsmu sekarang jadi moodmu nggak stabil.

Ainna
Gue nggak di rumah]

Adhan
[Emang sekarang dimana?

Ainna
Di isekai]

Adhan membaca respon dari Ainna tersenyum kecil.

"Nah kan gila, senyum sendiri." Agha berbicara dengan sedramatis mungkin sambil menunjuk Adhan seperti seorang tersangka kejahatan.

"Senyum itu sedekah." Adhan menjawab dengan percaya diri .

"Kalau yang senyum lu, gue ngeri sendiri!" ucap Tio.

Adhan berdiri dan segera beranjak pergi dari ruang tamu basecamp untuk keluar.

"Gue mau beli buat Ainna dulu, nanti gue balik lagi. Mau titip nggak?" tanya Adhan di ambang pintu keluar.

Tio menggeleng singkat tanda tak menitip apa-apa, manusia yang sangat sopan tidak ingin merepotkan siapapun.

"Titip Chiki yang intinya pedas," ucap Agha.

Kalau manusia satu ini jika ada yang memberi pertolongan kenapa tidak?, Kesempatan tidak datang dua kali.

"Lu berdua mau titip apaan?" Tanya Adhan ke Fiko dan Zakhi.

"Gorengan aja deh," jawab Fiko.

"Lu apaan?" Tanya Adhan sekali lagi ke Zakhi yang sejak tadi hanya diam memantung bak patung.

"Nggak usah," jawabnya singkat.

"Yodah gue pergi duluan."

****
Memakan waktu sekitar 30 menit untuk pulang balik dari Agustmart akhirnya Adhan sudah sampai di rumah Ainna dengan membawa banyak makanan dan minuman untuk menaikkan moodnya.

Jika saja sedang tidak ada pertengkaran, Adhan pasti akan langsung memberikannya tanpa perantara seperti hari ini.

Sepertinya ia akan menghindari interaksi antara dirinya dengan Ainna untuk sementara waktu, walau Ainna sama sekali tak menyuruhnya.

"Mang titip buat Ainna ya, sama titip pesan kiranthinya harus di minum."

Mang Jaja mengacungkan ibu jarinya tanda siap menerima amanah itu, "siap, nanti bakal Mamang kasih tau!"

"Buat Mamang nggak ada nih?" tanya Mang Jaja berbasi-basi.

"Kapan-kapan deh Mang, Adhan balik ke basecamp dulu ada yang nungguin," ucap Adhan dan segera menyalakan montornya meninggalkan rumah bapak Adi.

Alina 🦁
19-12-2022
TBC

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang