"hubungan antara kau dan dia itu apa wahai anakku tercinta?"
|Bunda Deeva|Ainna sekarang berada didalam perpustakaan pribadinya.
Ya walau buku didalam ruangan itu tidak segitu banyaknya, mungkin hanya sekitar 300 buku?
Jadi belum bisa disebut perpustakaan, menurut Ainna sendiri.
"Kasihan, kenapa selalu tokoh utama yang kena masalah?" Tanya Ainna tak habis pikir dengan jalan cerita yang sedang ia baca.
"Bukannya harus adil?"
"Moga aja hidup gue nggak setragis kisah yang baru gue baca," monolog Ainna.
Ainna segera menutup bukunya dan mengembalikan ke rak paling atas pojok kiri.
Dengan bantuan tangga yang terbuat dari kayu, ia bisa mengembalikan buku itu ketempat semula.
Ainna yang sudah bosan mendiami perpustakaan itu selama hampir 3 jam tanpa keluar ruangan. Akhirnya keluar ruangan juga, walau niatnya memang hanya ingin mengambil makanan dan kembali ke kamarnya.
"Ayah habis beli brownies Avocado. kalau mau ambil ada di dapur," ucap Adi yang sedang berkutat dengan leptop didepannya.
"Makasih Ayah," ucap Ainna.
Ainna dengan semangat segera berlari menuju ke dapur,tempat brownies itu berada.
Ainna mengurungkan niat untuk kembali ke kamarnya, ia memilih duduk disamping Ayahnya yang sedang berkutat dengan leptop.
"Yah, baru ngerjain apa?" Tanya Ainna.
"Ini baru buat label, pengeluaran bulan kemarin."
Ainna melihat kegiatan Ayahnya dengan sangat penasaran.
Saat mendengar jawaban Ayahnya, ia berpikir itu mudah dan tidak memusingkan. Tetapi saat melihat langsung dilayar leptop milik Ayahnya itu.
Angka yang berjejer banyak,dan untuk Ainna itu sangat rumit,dan harus teliti.
Jika ada kekurangan satu angka dibelakang,atau tambahan satu angka dibelakang. Itu sangat membuat kesalahan yang fatal.
"Habis ngerjain, ikut Ainna beli jus avocado." pintanya.
Adi yang melihat tingkah anaknya itu terkekeh kecil, "delivery aja, tadi ayah habis dapet kupon diskon 50%, kalau enggak dipake mubazir."
"Toko langganan kita bisa pake kuponnya?" Tanya Ainna memastikan.
Toko yang sering dibeli keluarga Bapak Adi tercinta. Yaitu toko Avokado vkusno, dalam bahasa Indonesia berarti alpukat enak.
Sebenarnya bukan cuman makanan, dan minuman yang berbahan dasar Avocado saja yang dijual disana, tetapi berbagai makanan khas Rusia,juga dijualnya.
"Yah, beli jus Avocado, piroshki, Khachapuri, Avocado pancakes"
"Makanan berat semua itu," ucap Kila menimpali, "makanan ringan aja, kalau bisa."
"Bunda mah, nggak tau aja Ainna bisa makan itu sendirian."
"Tau, bunda itu tau sayang. Tapi nanti kamu pasti setelah itu cuman di kamar nonton anime," jawab Kila.
"Enggak juga bund," elak Ainna .
Ainna merebahkan badannya di sofa, tangannya meraih benda pipih mirip sebuah handphone tetapi itu adalah remote televisi.
"Punya anak perawan, kerjaannya cuman males-malesan mulu."
"Disuruh ini itu, enggak mau."
"Suruh nyapu aja, ogah-ogahan."
"Ayah, bunda ngajak ribut," adu Ainna dengan muka memelas.
Lebih ke pura-pura memelas sih, agar ibundanya tidak mengomel lagi atas tindakannya yang sering ia lakukan.
"Dek, terusin aja ngomelnya," ucap Adi masih dengan berfokus kepada leptop didepannya.
Kila yang mendengar ucapan suaminya itu tersenyum penuh kemenangan. Sebuah kesempatan bisa memarahi anaknya itu tanpa pembelaan dari ayahnya.
"Iiiiih ayah, bunda jadi kesenengan."
"Biarin, ayah kan selalu dukung bunda, ya kan mas?" Ucap Kila mencari pendukung pastinya.
Adi hanya menggaguk singkat. Sepertinya akan ada perdebatan singkat antara anak dan bundanya.
"Bunda mau pesenin apa?" Tanya Ainna mengalihkan topik.
Ia tau hukuman itu sangat mengerikan untuknya. Uang saku dipotong, makanan hanya berbahan dasar sayuran semua, dan masih banyak lagi. Yang pasti uang untuk membeli novel tidak akan ia dapatkan selama sebulan.
Sungguh miris hidup Ainna kawan.
"Solyanka porsi besar," jawab Kila mantap.
Adi yang melihat interaksi itu hanya bisa terkekeh kecil, 'dasar anak dan bunda sama aja'
"Enggak mau tambah lagi bund?"
"Itu ajadah."
"Eh iya, kemarin dibeliin novel enggak sama Adhan?" tanya Kila penasaran.
"Dibeliin dua," jawabnya, "emang kenapa Bund?"
"Enggak, cuman penasaran aja," ucap Kila,"hubungan antara kau dan dia itu apa wahai anakku tercinta?"
Ainna yang mendengar pertanyaan dari ibundanya seketika tersedak oleh brownies yang sedang ia makan.
Uhuk uhuk
"Tanya aja sama dia, Napa tanya sama saya," ketus Ainna dan segera beralih fokus ke televisi yang sedari tadi menyala tanpa jeda.
"Mas, kasihan anak kita friendzone."
"Kalau bukan anak kita,ya enggak bakal kena firendzone dek," jawab Adi.
"Bunda sama ayah jahat banget, ngeledek anak sendiri." Ainna pura-pura merajuk, dengan meringkuk disofa agar lebih terlihat jika sedang merajuk.
Kila melihat tingkah anak semata wayangnya itu terkekeh pelan, "enggak usah pura-pura merajuk gitu. Nyatanya juga emang friendzone, atau enemyzone, neighbourzone?"
"Enggak semua, titik no debat."
"Iyadeh iya, enggak semua," ucap Kila menirukan suara anaknya itu.
*****
"Ainna, tadi ada kertas banyak banget di perpus, kertas apa itu?" tanya Kila penasaran.
Karena sangat banyak kertas yang berserakan,ada di meja, lantai, rak buku, di kursi pun masih ada.
Sangat berantakan seperti tempat perkelahian antar manusia yang haus akan kemenangan.
"Nyari kertas penting," jawab Ainna lesu, sepertinya ia tidak akan menemukan kertas itu.
"Kalau dulu dibawa saat pindahan pasti ada Ainna."
"Tapi enggak ada bund tadi." Ainna menjawab dengan mata berair, bukan karena menangis. Tetapi karena memotong bawang merah yang sangat banyak.
"Nanti coba bunda bantu, kertasnya kayak gimana?"
"Enggak-enggak usah bantu cari, biar Ainna sendiri."
"Isinya?"
"Enggak, enggak penting."
Alina 🦁9-07-2022
TBCMaap lupa kalau kemarin hari Jumat😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Zone? [End]
أدب المراهقين[⚠️NO COPAS!!] [HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] Kisah yang selalu diperumit oleh dua sejoli, antara Alainna Hana Angelica dan Alfaaro Pradhan Saputra. Friendzone Enemyzone Neighborzone Lengkap sudah gelar yang dua sejoli itu dapatkan. =================...