✓43. sebuah keluarga

110 18 0
                                    

"BUNDA... AINNA PULANG!" teriak Ainna Dengan semangat yang menggebu-gebu.

Tadi pagi ibundanya berjanji akan membuatkan brownies avocado buatan sendiri jika Ainna pulang sekolah tidak terlalu lama.

Dan sekarang Ainna sudah sampai di rumah dengan waktu yang begitu singkat karena ia mengebut dan rela untuk desak-desakan di dalam parkiran.

Karena biasanya Ainna lebih sering menunggu parkiran sepi, sambil menunggu ia akan berada dikelas atau di kantin bersama ketiga sahabatnya itu.

Jika kalian ingin tau kegiatan apa sembari menunggu parkiran sepi, yaitu membahas topik yang sedang marak. Pastinya sumber gosib itu dari Edila cellonia.

"Jangan teriak-teriak nanti ayah bangun," ucap Kila memeringati anaknya.

"Bunda jadi buat brownies avocado kan?" tanya Ainna memastikan.

Ia sangat hafal bundanya jarang sekali menepati janjinya,karena banyak sekali kerjaan yang datang tiba-tiba dari kantornya ia bekerja.

Kila dan Adi memang berkerja di satu perusahaan tetapi beda devisi. Jika ada proyek ataupun rapat yang harus keluar kota, perusahaan selalu memberikan rekomendasi jika perwakilannya adalah pasangan Adi dan Kila, karena banyak proyek yang sukses atas kerja keras dari pasangan tersebut.

Walau kadang Adi tidak menerima tawaran itu,karena Adi tidak mau anaknya mendapatkan kasih sayang yang tidak utuh,jadi jika proyek itu sangat besar dan bonusnya melebihi gaji yang mereka peroleh baru ia akan menyetujuinya.

"Buat sendiri bisa?" tanya Kila.

Ainna melihat Kila yang dari tadi sibuk mondar-mandir mempersiapkan berkas hanya tersenyum kecil. Ternyata dugaannya benar, bundanya tidak menepati janjinya lagi.

"Bunda mau kemana lagi sih?" tanya Ainna kesal.

"Maaf Ainna, bunda udah nyiapin bahannya kok. Udah tau langkah-langkahnya kan?"

"Ayah nanti masih dirumah juga, kalau masih bingung cari tutorial di YouTube banyak, kalau mau yang mudah caranya,cari di akun yang udah di subscribe sama ayah," ucap Kila, Kila sembari berbicara panjang lebar, Kila masih fokus memilah dan memilih berkas-berkas itu.

"Nanti kamu masih bisa masak sama ayah kok, gak papa ya?"

Ainna mengangguk singkat,"iya deh bund, bunda pulang kapan?"

"Enggak lama, cuman rapat sebentar kok."

"Iya tau bunda, tapi pulang kapan?"

"Pulang jam 11, kenapa mau titip?" tanya Kila menoleh anaknya semata wayangnya yang dari tadi hanya berdiri enggan untuk berpindah tempat.

Ainna berlari dengan menuju ke arah bundanya, Kila melihat Ainna yang tiba-tiba ingin berlari ke arahnya merasa bingung.

"Bunda jangan lelah-lelah," ucap Ainna yang sudah berada dipelukkan Kila.

Kila tersenyum sekilas melihat tingkah anaknya itu,"bunda kan kuat, enggak bakal capek."

"Bunda bohong, bunda sekarang sering tiba-tiba ngeluh pusing, ngeluh badannya lemas. Bunda kalau capek jangan dipaksakan dong," ucap Ainna.

Semakin lama pelukan itu semakin erat, seperti tak mau kehilangan,"bunda maaf, Ainna belum bisa banggain bunda sama ayah."

"Eh kata siapa belum banggain?" ucap Kila tak setuju dengan ucapan Ainna.

Menurutnya Ainna sudah membahagiakan dirinya, dari senyumannya yang membuat rumah ini semakin berwarna, puisi yang ia buat sampai menjuarai tingkat nasional, tingkah Ainna yang selalu meramaikan kediaman Adi.

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang