✓26. adek kelas jahanam!

162 18 12
                                    

Kantin tampak ramai. Para murid berlalu lalang membeli minuman dan makanan.

Ainna mengantre minuman dengan sangat sabar, jika tidak sabar ia akan ditatap tajam oleh orang yang mengantre juga disana.

"Kak boleh saya duluan?, Saya mau beli jus," ucap seseorang. Penampilaannya sangat ya dibilang aneh. Baju sedikit diketatkan, rok dipendekkan, dan memakai lipstik warna cabe.

Bisa dibayangkan bukan bagaimana penampilannya?

"Disini kita baru antre masuk surga yekan?" Ucap seseorang.

"Kita baru antre sembako Dim yang bener!"

"Kita itu baru antre pahala, kan tukang nyerobot dapet dosa," sahut Ainna. Menurut adek kelasnya, apakah orang yang sedang berjejer rapi sedang antre pahala?

Sudah jelas-jelas antre  beli jus juga.

Kalau mau dapet minuman dulu harusnya antre dari tadi, bukan malah mau nyerobot antrean orang ijin pula. Ya pasti pada enggak mau.

Ainna melihat ekspresi adek kelasnya itu membuat ia ingin tertawa terbahak-bahak. Baru aja masuk sekolah, udah nekat penampilannya kayak jamet kurang belaian.

"Kita itu sebutir debu yang tak terlihat, silahkan aja kalau anda merasa kita itu debu, atau makhluk ghaib?"

Di warung Mang Jamal seketika ramai saling melontarkan sindirian untuk adek kelasnya itu.

Adek kelas yang merasa disindir habis-habisan langsung berlari meninggalkan kantin dengan perasaan malu.

"Gila nggak sih?, Baru kelas 10 aja belagu."

"Terkena virus jamet kurang belaian ya gitu," jawab Dimas.

"BISA NGGAK SIH KAK?, JANGAN BULLY TEMAN AKU KAYAK GITU!" Teriak seseorang dengan mata tajam menahan marah.

"Siapa yang bully?, Gue sama orang yang antre disini cuman ngasih tau apa yang bener atau enggak." Dimas menjawab dengan tatapan jijik melihat orang itu.

"BULLY ITU ENGGAK BENER. KATA SIAPA BULLY ITU BENER?!" Teriaknya.

Para penghuni kantin melihat drama ini begitu antusias, pertunjukan gratis.

"Ladenin dulu aja." Bisik Ainna kepada Dimas.

Dimas mendengar ucapan Ainna tersenyum kecil, "ide bagus."

"Gue enggak bilang bully itu tindakan bagus." Rega ikut menyahut ucapan adek kelasnya itu.

"KAKAK TADI BULLY TEMAN AKU." Ucapnya sambil menunjuk ke arah Ainna.

Ainna yang ditunjuk menjawab dengan tatapan jijik. Bagaimana bisa ia hanya mengucapkan beberapa kata langsung dibilang membully temannya.

"Bully siapa?" tanya Ainna memastikan.

"TEMAN AKU, SIAPA LAGI!!"

Kenapa ni anak jadi kang ngegas elah, kemarin baru ketemu aja masih pura-pura cupu.

"Beneran teman?, Atau hanya lu yang menganggap dia jadi temen lu?. Padahal nyatanya yang lu anggap teman malah mengaggap lu sebagai seorang babu rendahan." Ainna menjawab dengan mata tak suka.

Beneran dia yang jadi perwakilan olimpiade kimia buat Minerva high school?

Ainna merasa tak yakin dengan pilihan Bu Endang yang sekarang ini. Dia kira yang akan jadi perwakilan seperti Tia atau Vito yang rumornya selalu berada diperingkat teratas.

"JANGAN FITNAH MEREKA!!" Bentak Elsya tak terima.

Yap yang sedari tadi teriak dikantin adalah Elsya. Manusia yang kadang dipertanyakan siapakah orang tuanya itu?

Banyak rumor mengatakan jika ia seorang yatim piatu, tetapi Elsya akan menyangkalnya bahwa ia masih mempunyai keluarga yang utuh. Tetapi jika ada pertemuan wali murid, Elsya akan selalu diwakilkan oleh wali atau bisa disebut bibinya.

Jadi temannya langsung memberondong pertanyaan, mengapa bukan orang tuanya yang datang. Elysa pasti akan menjawab, "papa sama Mama baru ada meating di luar kota." "Papa sibuk, Mama capek habis dari luar negeri." "Papa sama Mama baru ke luar negeri buat beliin aku tas baru."

Intinya Elysa hidup dikerajaan kebohongan. Tetapi kebenaran yang ada pada diri Elysa entah apa.

"Ok, ya udah sana sama teman kamu. Oh iya JANGAN LUPA BELAJAR BUAT OLIMPIADE KIMIA!" Ucap Ainna meninggikan suaranya dikalimat terakhir.

Ainna merasa sepertinya Elsya ikut olimpiade itu belum banyak yang tau.

Karena jika semua tau pasti berita kejelekan Elsya atau kerjaan Bu Endang akan diragukan karena memilih seorang perwakilan untuk Minerva high school tidak sehebat tahun lalu.

What? Anak aneh itu yang jadi perwakilan olimpiade?

Gila kenapa bukan Tia sama Vito aja.

Bu Endang emang gelagatnya dari dulu aneh sih.

Ainna iri sama Elsya?

Ainna gila juga, berani sama tu anak.

Ainna menangkap ucapan yang sedikit membuat telinganya gatal, kenapa sepertinya Elsya ditakuti oleh beberapa anak?

Ia merasa janggal dengan ini semua, kenapa bisa manusia yang disuruh-suruh layaknya babu oleh temannya,tetapi banyak juga ditakuti oleh sebagian orang?

Ternyata Ainna jarang sekali keluar kelas untuk berinteraksi, sampai tentang masalah seperti ini saja dia tidak tau.

*****

Ainna duduk sendiri didepan gedung perpustakaan dengan tatapan kosong seperti biasanya.

Tatapan kosong yang sering ia pakai jika sedang sendirian seperti ini.

Wajah yang kadang menyiratkan sebuah masalah yang begitu banyak berada di kepalanya.

Byurr

Ainna menatap seseorang yang  ia yakin 99% sengaja menyiramkan air kotor itu ke rok abu-abunya.

Berpura-pura tersandung oleh bebatuan, dan sengaja menjatuhkan air mineral yang sedang di gengam.

"Lu ngapain?" Tanya Ainna jengkel.

"maaf kak," jawab Elsya sambil tersenyum simpul.

Ainna sekarang tau sifat Elsya yang sebenarnya seperti apa. Manusia pembohong andal, dan sepertinya manusia pencuci otak manusia.

"Oh iya, maaf juga ku kira lu rabun, ternyata buta."

"Batu sebesar ini aja nggak bisa di hindari."

Ainna terkekeh kecil melihat reaksi Elsya yang sedang menahan marah itu.

Mau bagaimanapun ia merasa jika Elysa terlalu misterius.

Dan sekarang ia mempunyai misi untuk memecahkan misteri itu. Di otak kepalanya sangat memberikan sebuah pemikiran yang kadang membuat Ainna suudzon terhadap Elsya.

23-09-2022
Alina🦁
TBC

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang