✓11. Posesif

296 28 32
                                    

"mau peka, takut kepedean"
|Ainna|

"anak-anak silahkan masuk,dan keluarkan tugas kemarin," ucap Bu Ningsih.

"Emang ada Bu?" Tanya Ainna.

Ainna membolak-balikkan buku tugasnya untuk mencari, dimana letak tugas itu berada.

"Kemarin kamu enggak berangkat kan?" Tanya Bu Ningsih.

"Iya Bu, saya dah tanya sama sahabat saya Bu,tapi katanya enggak ada," uawabnya langsung disusul dengan pembelaan diri.

"Kerjaan diruang BK Saja sana!" Suruhnya.

"Halaman berapa bu?"

"117 dari no 2 sampai 5." Jawabnya.

Ainna segera keluar menuju ke ruang BK tanpa berlama-lama lagi, untung gurunya baru baik hati tidak memarahinya.

Guru matematika terkenal galak tiada tanding, tapi entah mengapa sekarang sedang berada difase lemah lembut bagaikan bidadari surga.

"Kamu kenapa ikut keluar ADHAN!!"

Saya cancel ucapan bagaikan bidadari surga yang lemah lembut, sekarang berbeda jauh, bagaikan iblis yang sedang mengimindasi musuhnya.

"Belum ngerjain Bu," jawabnya.

"Kebiasaan kamu, kalau nggak nyontek nggak bisa," cibir Bu Ningsih.

"Bisa ya Bu, cuman ya baru di fase males mikir."

"Jadi murid males mikir,besuk besar mau numpang hidup terus?" Tanya Bu Ningsih dengan nada yang membuat penjuru kelas menahan tawa.

"Iya Bu iya, nggak males mikir lagi," jawab Adhan dengan memperlihatkan jarinya berbentuk peace ✌️.

"Sana keluar kerjain," usirnya.

Adhan yang sudah mendapatkan persetujuan dari Bu Ningsih segera pergi menyusul Ainna.

"ADA YANG BELUM NGERJAIN SELAIN AINNA SAMA ADHAN?" Teriak Bu Ningsih.

Seketika kelas menjadi hening, tidak ada suara yang keluar dari para murid kelas 11 IPA 2.

Kecuali suara cicak yang sedang bercengkrama terdengar jelas disudut kelas.

"Ok kalau tidak ada, segera keluar bukunya,dan tuker di bangku sebelah," perintahnya.

*****

Gubrak

Suara tabrakan dari lorong sekolah.

Lorong yang mengarah langsung dari arah ruang guru dan ruang BK.

"Eh maaf-maaf." Ainna memungut buku yang berserakan karena ulahnya menabrak seseorang tanpa permisi.

"Gak apa-apa."

Ainna segera mendongak ke atas untuk memastikan jika dia tidak salah dengar.

Ya ternyata benar yang ia tabrak tadi adalah Kenzo Arfaska.

Ainna otomatis didalam benaknya sangat ingin sekali kabur, tidak tau kenapa jika didekatnya Ainna mempunyai firasat yang sangat-sangat buruk.

dari 99% firasat yang ia alami, ada 85% itu bakalan terjadi, sangat mengesankan bukan?

"Aku nggak bakal, nerkam kamu juga."

"Kenapa mau kabur?" Tanya Kenzo.

"Dih, sok tau," ketus Ainna.

"Aku nggak sok tau, tapi tau beneran."

"Mau kemana?" Tanya Kenzo.

"Bukan urusan Lo." Ainna beranjak pergi meninggalkan Kenzo.

Zone? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang