019

1.2K 105 5
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°


Beomgyu habis buat adonan pizza, gini-gini dia jago bikin hidangan asal Italia itu karena sering buat sama ibu ditempat bakery. Lalu menyimpan beberapa adonan di lemari pendingin.

Langit sudah mulai berwarna oranye, tapi Yeonjun belum juga datang. Beomgyu sudah habis mandi dan saat ini sedang menonton drama diruang tengah.

Ia menghembuskan nafas beberapa kali sembari melirik kearah pintu. Beomgyu bukannya sedang menanti Yeonjun, tapi kembali lagi ke fakta bahwa ia takut sendirian apalagi saat hari mulai gelap.

Kerisauan Beomgyu meningkat saat jam sudah menunjukan pukul 10 malam, ia baru menyelesaikan 3 episode.

Jari Beomgyu mencoba mengajak ngobrol melalui pesan teks dengan teman-teman yang sekiranya aktif. Tapi semua sibuk.

Beomgyu tidak akan bisa tidur jika begini.

Tujuh menit kemudian pintu rumah terbuka, menunjukan tampang Choi Yeonjun berjalan dengan sempoyongan.

Beomgyu mengerutkan alis, apa Yeonjun habis terjatuh atau berkelahi? Beomgyu kemudian menghampiri pria itu dengan pura-pura mengunci pintu. Ya emang ngunci pintu juga sih.

Hari ini mereka tidak sama sekali main fisik, hanya ancam-mengancam saja. Ketika hendak kembali ke kamar, ia dibuat salah fokus akan bau familiar yang menyengat, seketika Beomgyu membulatkan matanya terkejut.

"Yeonjun!" Panggil Beomgyu.

"Apa? Beomgyu-ya? Kau takut aku mematikan lampunya ya?" Yeonjun tertawa meremehkan. Pria itu sedang mabuk.

Pesta apa yang membawanya ke lingkungan orang dewasa? Rasanya ingin melenyapkan orang yang menyelenggarakan pesta itu, pikir Beomgyu untuk sesaat.

"Enggak.. gue ga takut--" jawaban Beomgyu terputus ketika Yeonjun dengan cepat berjalan kearah sofa, yang dapat ditebak dengan jelas apa tujuannya.

"YAK!" Beomgyu segera menyusul namun terlambat. Yeonjun terlanjur menekan tombol saklarnya kebawah sehingga rumah secepat kedipan mata menggelap gulita.

Entah salah siapa, tubuh Beomgyu kini terdorong ke sofa saat ia tak bisa melihat sekitar, dapat dirasakannya hembusan nafas hangat milik pemuda dua tahun lebih tua dari Beomgyu, menerpa wajah. "Beomgyu-ya.." panggil Yeonjun.













GA MINAT! •• YEONGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang