010

1.5K 120 0
                                    

Sangat jarang Yeonjun bangun sepagi ini. Ia tidak bisa tidur dengan lampu menyala. Ini semua karena si pengecut pangkat berisik Choi Beomgyu.

Yeonjun bangkit dari tempat tidur dan tidak menyadari Beomgyu tidur bergeser sampai menempel pada dipan tepat dibawah kakinya saat ini. Alhasil Yeonjun terlambat menyadari ketika ia sudah mendaratkan kedua kaki di permukaan perut Beomgyu.

"AK!..." Pekik si lelaki berisik, mengejutkan Yeonjun, ia buru-buru menyingkirkan kedua kaki, kemudian bernafas dengan lega sembari mengusap-usap dada sendiri.

Beomgyu masih tidur.

Sebelum jam enam pagi, keadaan harus tetap tenang.

Ketika hendak melangkah keruang tengah untuk mematikan lampu, sebuah tangan tanpa peringatan menarik kaki kanan Yeonjun dalam hitungan detik hingga terbanting ke lantai.

"Sialan kau Choi Beomgyu! Lo lupa peringatan gua hah?!" Yeonjun segera bangkit dan memarahi Beomgyu yang ternyata pura-pura tidur.

Yang dimarahi malah tersenyum penuh kemenangan. "Coba saja bikin malu diri lo sendiri!" Lantas anak itu berjalan melewati Yeonjun, sebelum menunjukan ekspresi mengejek untuk pergi kedapur.

"Lo benar ingin gue ngelakuin itu!?" Yeonjun mengikuti Beomgyu dari belakang.

"Lo sama sekali enggak serius. Dasar manusia munafik!" Ujar Beomgyu berhasil membuat amarah sang tuan rumah membesar.

Yeonjun menarik Beomgyu dan mendorong pemuda itu ke dinding hingga Beomgyu kembali memekik.

Pagi yang menyakitkan.

"Kita itu temenan cuma satu bulan! Lo ingat? Itu pun lu yang maksa gue dasar bocah!" Geram Yeonjun membuat Beomgyu melukis sebuah lengkungan dibibirnya.

"Tapi itu ga menutupi fakta, kalau lo hyung!" Beomgyu menunjuk muka Yeonjun dengan telunjuk, seolah ingin mencolok bola mata itu. "Orang yang ga dapat dipercaya!" Lanjut Beomgyu semakin memancing emosi Yeonjun hingga memuncak dan semakin memuncak.

Lelaki itu dengan geram menekan kedua sisi lengan Beomgyu disertai remasan yang kuat hingga memperlihatkan urat-uratnya. Kaki Beomgyu juga ditekan dengan lutut.

Deru nafas Yeonjun memburu.

Beomgyu tidak bisa melawan, mungkin karena ia merasa tubuhnya lemah pagi ini dan hanya mempasrahkan diri.

Namun sangat berbanding terbalik dengan mulutnya yang minta disemen yang terus meloloskan kata-kata menyinggung.


"Peraturan satu." Ucap Beomgyu merasa hawa diantara mereka semakin sesak, Yeonjun perlahan melepaskan cengkramannya.

Sekarang skor terhitung 1:1. Entahlah malam nanti.

Ngomong-ngomong mereka baru menetapkan satu peraturan.
















GA MINAT! •• YEONGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang