051

924 70 0
                                    

Sudah seminggu lamanya tinggal dirumah Yeonjun, dan saat ini Beomgyu sampailah didepan rumahnya sendiri. Lelaki berambut gondrong itu membuka pintu dengan gembira bersiap menyambut kedatangan kedua orang tuanya.

"Mama..!" Panggil Beomgyu menghambur sebuah pelukan hangat ke sang ibu, lalu melihat kesekeliling. "Papa mana ma?"

"Papa masih kerja." Jawab wanita paruh baya ketika ditanyai, ikut gembira melihat anak jangkungnya memeluknya seperti guling.

"Gyu kangen.."

"Mama juga kangen sayang. Sebentar lagi kamu UAS kan. Belajar yang serius, mama sama papa sudah mikirin permintaan kamu buat kuliah di Amsterdam." Ujar sang ibu, mengusap punggung sang anak.

Mendengar ucapan sang ibu, Beomgyu seketika tersenyum antusias. Namun senyuman itu lekas pudar beberapa detik kemudian, ia mendadak bimbang. Sekarang menginjak bulan Maret, bulan depan UAS, dan kelulusan sudah dekat, Beomgyu teringat pacaran sama Yeonjun.

Tapi Beomgyu tidak akan goyah. "Makasih ma." Ucap Beomgyu sembari mengecup kedua sisi pipi sang ibu.

"Ngomong-ngomong, gimana kabar Yeonjun? Kalian tidak berkelahi lagi kan?" Tanya nyonya Choi, yang seketika membuat Beomgyu cengo.

"Yeonjun hyung sehat kok ma. Kenapa harus berkelahi?" Beomgyu menggaruk kepalanya yang tak gatal, salah tingkah. "Aduh kenapa mama tau gue pernah berkelahi sama Yeonjun hyung ya.." batin Beomgyu.

Nyonya Choi beralih duduk ke sofa dan menumpukan satu kaki dengan kaki yang lain. "Mama diprotes sama bu Sunny minggu lalu, disuruh ganti rugi lima ikan lele."

"Gyu cuma jatuh kok, Yeonjun hyung mau nolongin tapi malah ketarik." Bohong Beomgyu.

Nyonya Choi mendengus menatap anaknya dengan tatapan jengah. "Iya. Mama percaya deh, besok-besok ajak Yeonjun main kerumah ya.." Senyum itu kembali membuat jiwa raga Beomgyu tenang dan tidak jadi melayang.

"Iya ma.. Gyu mau mandi dulu ah. Bau ketek.." Iya, bau keteknya Yeonjun.

















GA MINAT! •• YEONGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang