19

3.5K 202 3
                                    

“Semoga Allah mencintai kamu dan semoga Allah yang menjadi alasan kamu mencintai saya.”

✧✧✧

Malam ini bulan purnama bersanding dengan bulan sabit di wajahnya menemani Razzan dalam perjalanan pulang menuju rumahnya sehabis dari mesjid.

Bulan adalah sesuatu yang tak ingin Razzan lewatkan keindahannya. Dirinya adalah salah satu di antara milyaran manusia yang menyukai ciptaan Allah yang memancarkan cahayanya di langit malam itu.

Sepanjang langkahnya Razzan membawa netranya menikmati sinar bulan purnama di langit, tapi jangan khawatir Razzan masih memperhatikan langkahnya sampai ke rumah tanpa tersandung.

Jam sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam jadi Razzan tak meminta dibukakan pintu karena dia yakin istrinya sudah tertidur.

Razzan masuk ke dalam rumah hendak langsung menuju kamar, tapi langkahnya terhenti saat melihat Almeera terbaring di sofa ruang tamu. Razzan membawa kakinya mendekati Almeera yang ternyata tertidur di sofa.

Razzan ingin membawa Almeera ke kamar, tapi handphone di genggaman Almeera menarik perhatiannya. Razzan urung mengangkat tubuh Almeera memilih mengambil handphone Almeera, membuka handphone yang memang tak terkunci itu. Handphone itu masih berada di room chat kepada Razzan saat Razzan membukanya.

Razzan membaca deretan pesan yang dikirim Almeera padanya membuat sudut bibir Razzan tertarik sekaligus merasa bersalah karena tak sempat membaca pesan Almeera karena Razzan mematikan handphone saat mengajari anak-anak mengaji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Razzan membaca deretan pesan yang dikirim Almeera padanya membuat sudut bibir Razzan tertarik sekaligus merasa bersalah karena tak sempat membaca pesan Almeera karena Razzan mematikan handphone saat mengajari anak-anak mengaji.

“Subhanallah sayang, maaf ya buat kamu nunggu lama.” Razzan mengantongi handphone Almeera kemudian laki-laki itu mendekat kembali untuk mengecup kening Almeera. Razzan benar-benar merasa bersalah setelah membuat istrinya menunggu dirinya lama sampai-sampai ketiduran seperti sekarang.

Harusnya Razzan pulang setelah isya, tapi karena ada anak-anak yang ingin diajari mengaji olehnya menyebabkan Razzan pulang terlambat. Semua itu berawal ketika Razzan selesai sholat isya, saat Razzan melihat seorang anak kecil yang belajar mengaji sendirian di sudut mesjid. Bukan merasa paling bisa, tapi karena ketulusan hati anak kecil itu membuat hati Razzan sendiri tergerak untuk mengajarinya, sampai beberapa bapak-bapak di sana melihatnya mengajari anak kecil itu mengaji, para bapak membawa anak mereka untuk diajari mengaji oleh Razzan dan karena itu setiap sehabis isya Razzan menyempatkan dirinya mengajari anak-anak kecil yang ingin mengaji.

“Kita pindah ke kamar ya.” Suara lembut Razzan menenangkan Almeera yang terganggu saat Razzan meletakkan tangannya di antara tengkuk dan kaki Almeera untuk membawanya ke kamar.

Almeera tidak terusik lagi, malah mencari posisi nyaman di dada bidang Razzan setelah tubuhnya diangkat.

Perlahan-lahan Razzan meletakkan tubuh Almeera di atas kasur. Dirinya ikut membaringkan diri bersama Almeera.

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang