30

2.7K 141 1
                                    

Jadikan perasaannya yang menjadikan kamu semakin dekat pada Rabb-mu

✧✧✧

Mungkin kalau dihitung sudah ada ratusan kali ucapan syukur yang Almeera dengar dari lisan Razzan. Namun, sepertinya belum cukup semua syukur yang Razzan haturkan atas kebahagiaan yang telah Allah berikan padanya.

Masih dapat Almeera dengarkan Razzan mengungkapkan rasa syukur itu sembari mengusap-usap perut rata Almeera yang mengandung buah hati mereka.

Sedangkan Almeera yang mengusap rambut Razzan dibuat terkekeh geli karena mengingat bagaimana tadi Razzan yang menangis. Bahkan hidungnya masih memerah sampai sekarang, terlihat begitu menggemaskan di mata Almeera.

Mendengar tawa Almeera membuat Razzan mengalihkan tatapannya. Menunjukkan kalau ia penasaran kenapa Almeera tertawa.

"Bocil kalau nangis lucu banget ya?" ujar Almeera mengulum senyumnya.

"Siapa yang kamu sebut bocil, hm?"

"Kamu tuh bocil," goda Almeera.

"Terus kamu apa? Bayi?"

"Bayi kok mau punya bayi," sahut Almeera.

"Tapi tadi serius, kamu gemesin banget waktu nangis."

"Mana mungkin saya tidak menangis di saat Allah melimpahkan kebahagiaan begitu besar. Bahkan ribuan syukur belum cukup untuk berterima kasih atas kebahagiaan itu."

"Sayang," kata Razzan sembari menggenggam jemari Almeera. "Mari berdo'a bersama."

"Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah titipkan malaikat kecil kepada kami, hadirnya ia adalah anugerah terindah dalam hidup kami yang akan kami jaga sepenuh hati. Ya Allah jadikan dia kelak menjadi keturunan yang shaleh dan shalehah dan Ya Allah semoga kelak dia diantara hamba-Mu yang Engkau ridhoi." Tulus Razzan disertai elusannya lalu ciuman pada perut istrinya.

"Aamiin."

"Makasih ayah." Almeera tersenyum penuh keteduhan.

"Tapi saya masih nggak nyangka banget kalau kamu bohongin suami." Razzan berkata dengan menunjukkan raut wajah sedih yang dia buat-buat.

"Bohong apa? Aku nggak bohongin kamu kok."

"Nggak bohong apanya? Kamu keluar dengan muka yang pura-pura sedih, abis itu langsung bilang maaf tadi."

Almeera kembali tersenyum walau sempat berpikir Razzan marah padanya, tapi sungguh maksudnya keluar dengan wajahnya yang murung adalah taktiknya untuk memberi kejutan kecil untuk Razzan.

"Itu sih mas Razzan yang salah sangka." Bela Almeera pada dirinya sendiri.

"Tetap harus ada hukuman buat kamu."

"Dih kok gitu? Kamu tega hukum istri yang lagi hamil?"

"Sebenarnya saya nggak tega, tapi mau bagaimana lagi. Biar saya pikirkan hukuman yang baik untuk istri saya ini." Razzan tampak berpikir serius sebelum kembali berucap, "hukumannya ringan kok, sayang." Razzan mengedipkan sebelah matanya mata Almeera membuat Almeera tertawa karenanya.

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang