12

4.4K 258 4
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa ala Ali Sayyidina Muhammad.

Yuk perbanyak baca sholawat.

“Sungguh Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya,” (Surat Al-Ahzab ayat 56).

✧✧✧

Cukup lama Almeera di kamarnya setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian lalu mengganti sepreinya yang terkena noda darah.

Setelah semua kegiatannya selesai, Almeera memilih keluar dari kamar hendak mencari Razzan untuk meminta maaf setelah Almeera mengusir suaminya dengan tidak sopan.

Betapa terkejut Almeera sampai terlonjak mundur ke belakang karena saat membuka pintu dia menemukan tubuh jangkung Razzan berdiri di depan pintu membelakanginya.

“Astaghfirullah.” Almeera mengelus dada karena jantungnya berdegup kencang.

“Kenapa?” Razzan berbalik saat mendengar suara Almeera. Laki-laki itu bertanya dengan wajah polos tak tahu menahu, tapi raut wajah kekhawatiran belum hilang dari Razzan.

“Nggak ada,” jawab Almeera pelan.

“Sejak kapan kak Razzan berdiri di situ?”

“Sejak kamu menarik saya ke sini.”

“Aku minta maaf, aku nggak bermaksud buat kurang ajar sama kak Razzan.” Perempuan itu berusaha menjelaskan kalau ia sungguh tidak sengaja, karena tadi sudah sangat malu. Kini dia merasa bersalah sebab ketidak sopanannya terhadap sang suami.

“Kamu nggak apa-apa?” Razzan justru bertanya hal lain.

“Kita ke rumah sakit ya? Saya takut kamu kenapa-napa karena kamu berdarah,” tawar Razzan.

“Aku nggak pa-pa.”

“Tapi kenapa tadi kamu berdarah? Pasti terjadi sesuatu, kita harus ke rumah sakit, ayo!” Razzan masih bersikeras hendak membawa Almeera ke rumah sakit, menarik lengan Almeera, tetapi gadis itu tidak bergerak.

“Aku lagi halangan,” cicit Almeera malu mengatakan hal memalukan itu pada Razzan.

“Hah? H-halangan?” Gagap Razzan setelah mengetahui penyebab Almeera berdarah.

“Tamu bulanan, kak Razzan tau kan?” Razzan mengangguk kaku.

“Jadi aku nggak keguguran.”

Razzan berusaha tersenyum, walau senyumnya terlihat canggung. Dia malu karena merasa telah bertingkah konyol di depan istrinya. Sungguh memalukan.

“Kita baru nikah tadi pagi, jadi nggak mungkin aku keguguran.” Almeera mengingatkan.

“Apa kak Razzan pikir aku bukan perempuan baik-baik yang sudah nggak-“

Tubuh Almeera ditarik tanpa aba-aba oleh Razzan--ke dada bidangnya sehingga Almeera menubruk dada Razzan sedikit keras--tak memberikan kesempatan untuk Almeera melanjutkan ucapannya.

“Wallahi, saya tidak pernah berpikir begitu. Saya minta maaf karena saya bodoh sekali mengira kamu keguguran.” Razzan mengucap maaf, dia tidak suka Almeera berpikir seperti barusan.

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang