23

2.8K 156 1
                                    

"Kamu namanya siapa?"

Almeera membawa anak kecil tadi ke halaman depan rumahnya, mereka duduk berdampingan di ayunan.

"Gio," jawab anak laki-laki itu memperkenalkan namanya dengan pasih. Lucu, ingin sekali Almeera mencubit pipi gembul anak laki-laki itu, hanya saja Almeera takut dia menangis.

"Gio gemes banget sih, hm!" Akhirnya karena tidak bisa menahan gemas, Almeera memilih mencium pipi Gio.

Dalam obrolannya dengan Gio, seorang gadis datang memotong interkasi Almeera dengan Gio.

Almeera menoleh pada gadis yang tak dia kenali, tapi kalian pasti tau gadis itu, yaitu Syifa. Seorang gadis yang pernah menyukai Razzan pada awal jumpa dengan Razzan. Namun, Syifa bukan seorang gadis yang akan mengejar laki-laki kalau dia sudah ditolak mentah-mentah. Sungguh, Syifa sudah membuang jauh-jauh perasaannya pada Razzan sejak awal laki-laki itu mempermalukannya. Hanya tersisa kebencian dalam hatinya. Syifa juga sudah tahu kalau Razzan sudah menikah dan ia menyakini wanita yang bersama keponakannya saat ini adalah istri Razzan.

"Kamu siapa?" tanya Almeera.

"Gue nggak ada urusan sama lo, gue kesini cuma buat jemput keponakan gue."

"Gio?"

"Gio sini sama tante!"

Syifa tampak tidak memperdulikan Almeera membuat Almeera berpikir mengapa sikap Syifa begitu padanya padahal ini adalah awal pertemuannya. Walau begitu, Almeera tetap bersikap ramah pada Syifa.

Almeera menggendong Gio turun dari ayunan untuk mengantar Gio kepada Syifa.

Namun, tiba-tiba Almeera tersandung sesuatu yang menyebabkan dirinya terjatuh besama Gio yang ia gendong hingga sikunya menghantam lantai halaman dengan sangat keras. Almeera berusaha melindungi Gio dalam pelukannya agar tidak sampai terluka, tapi mungkin anak kecil itu menagis karena kaget.

Syifa yang melihat buru-buru mengambil alih Gio yang menangis. Tatapan tajam dia hunuskan pada Almeera.

"Gimana sih! Bisa jaga anak nggak lo?" geram Syifa.

"Nggak becus banget, nggak pates jadi ibu! Semoga Allah nggak ngasih keturunan sama perempuan kaya lo!" ujarnya berlalu membawa Gio bersamanya, meninggalkan Almeera yang tak sempat mengucapkan apa-apa.

Kalau boleh jujur Almeera merasa hatinya sakit mendengar perkataan Syifa.

•••

Almeera kembali masuk ke dalam rumah dengan menyembunyikan tangannya yang sakit agar Razzan tidak mengetahuinya karena Almeera tidak ingin membuat Razzan khawatir selagi Almeera bisa menahan rasa sakit itu.

Almeera langsung menuju kamar tanpa menyapa Razzan, tapi niatnya gagal karena Razzan menghentikannya dan tanpa sengaja menarik lengan Almeera yang sakit.

"Mas akh!" rintihan Almeera membuat Razzan otomatis melepaskan genggamannya pada lengan Almeera.

"Kamu kenapa?" Almeera tidak ingin menjawab.

"Gio mana?"

"Dijemput tantenya."

Setelah itu Razzan tidak bertanya lagi, dia membawa Almeera masuk ke dalam kamar lalu meminta Almeera duduk di ranjang.

"Sini saya liat tangan kamu." Almeera menggeleng untuk menolak, tapi Razzan yang tidak ingin di tolak tetap meraih tangan Almeera pelan agar tidak menyakiti Almeera.

Razzan menyingkap lengan gamis yang dipakai Almeera untuk melihat kenapa Almeera kesakitan. Jantung Razzan seakan dihantam dengan sesuatu yang besar saat melihat memar biru keunguan di siku istrinya.

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang