26

2.5K 140 1
                                    

Memutuskan untuk pulang setelah dari rumah keluarga Almeera. Saat ini Razzan dan Almeera sudah duduk di bangku warung mi ayam sederhana. Pagi tadi Razzan sudah berjanji akan mengganti janji makan mi ayam bersama Almeera, Razzan menepati janjinya itu.

Dua mangkok mi ayam dan dua gelas teh hangat pesanan mereka sudah terhidang di atas meja. Suami dan istri itu menikmati mi ayam mereka masing-masing.

"Mas Razzan." Yang dipanggil menoleh.

"Aku kayanya pernah lihat kakaknya temen Ayana tadi, tapi lupa di mana."

"Dia teman saya, kamu lupa yang kemaren ke rumah kita?"

"Ya mana?" Almeera masih belum bisa mengingat.

"Waktu Gio bilang tetelan tit-"

Almeera yang tak ingin mendengar kelanjutan kata yang ingin Razzan ucapkan, segera menutup mulut Razzan dengan tangannya.

"Astaghfirullah, Mas Razzan!"

"Nggak boleh ngomong jorok," lanjutnya mengingatkan.

"Astaghfirullahalazim," ucap Razzan. "Makasih sayang sudah mengingatkan." Razzan sebenarnya tidak ada niat berkata kotor sama sekali hanya saja kejadian paling membekas hari lalu adalah saat anak kecil bernama Gio yang masih belum lancar bicara mengucapkan kata seperti yang hendak Razzan ucapkan barusan.

Almeera mengangguk setelah itu pasangan itu melanjutkan memakan mi ayam.

"Makasih ya." Lama hening Almeera berucap tiba-tiba.

"Hm?" Mengalihkan tatapannya pada Almeera, "untuk apa?" tanya Razzan.

"Makasih karena udah ngajakin makan mi ayam bareng," ucap Almeera tulus dari hatinya. Ia hanya berterima kasih untuk kebersamaan mereka sampai titik ini. Hal sederhana apapun yang dilalui Almeera bersama Razzan setiap harinya ingin selalu Almeera syukuri.

"Kalau mau makan mi ayam lagi, bilang aja. Kalau hari kamu buruk, bilang sama saya. Saya akan berusaha mengembalikan hari kamu menjadi baik, kita beli bunga yang banyak biar bunga bisa bikin hari kamu cerah lagi." Almeera mengangguk lalu tersenyum.

"Marjan juga ngadu aja sama aku kalau harinya nggak baik-baik aja, ya?"

"Saya baik-baik saja selama selalu ada kamu dan senyum teduh yang kamu tunjukkan," balas yang pria sambil mengusap kepala istrinya.

Beberapa saat kemudian Razzan sudah menghabiskan satu mangkok mi ayam. Almeera mengulas senyum saat melihat potongan sayur kecil yang menempel di sudut bibir Razzan.

"Suami siapa ini yang makannya kaya anak kecil?" canda Almeera, mengambil potongan sayur tersebut.

"Coba tebak suami siapa?" balas Razzan.

"Jawabannya sudah pasti suami aku, imamnya Almeera Azzahra," jawab Almeera dengan pipi yang merona merah.

Razzan lantas mengelus pipi istrinya yang kemerah-merahan tersebut.

"Kamu tau apa yang saya pikiran ketika melihat pipi kamu yang memerah seperti sekarang?" tanya Razzan tanpa mengalihkan tatapannya berang sedikitpun dari wajah istrinya.

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang