05

4.5K 273 9
                                    

Semua yang terjadi di dunia sudah di gariskan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Alur kisah kita, hidup kita begitu juga soal jodoh, Allah sudah menentukannya jauh sebelum kita terlahir di dunia. Selagi kita mau percaya dan berbaik sangka, semua akan baik-baik saja.

✧✧✧

Dalam kamarnya, Almeera berdiri termenung di dekat jendela. Sampai sekarang Almeera masih belum bisa tidur karena memikirkan soal perjodohannya.

Almeera bimbang antara menerima atau menolak, kalau menerima Almeera masih ragu pada dirinya sendiri dan kalaupun menolak Almeera rasa dia tidak akan mungkin bisa menolak keinginan orang tuanya.

Gadis itu mengalihkan atensinya saat mendengar suara pintu kamarnya yang diketuk oleh seseorang.

"Almeera, ini Bunda."

Suara Bundanya membuat ia menghapus sisa air matanya sambil beranjak untuk membukakan Bundanya pintu. Almeera mempersilahkan Bundanya masuk.

"Ada apa Bun? Kalau mau tanya keputusan Almeera soal perjodohan itu masih Almeera pikirin." Almeera berujar lebih dulu karena menurutnya kedatangan Bundanya sudah pasti untuk menanyakan hal tersebut.

Sarah memang ingin bertanya soal itu pada Almeera, tetapi setelah melihat mata putrinya yang sembab habis menangis Sarah jadi mengurungkan niatnya.

"Sayang, kamu nggak pa-pa?" tanya Sarah mengulurkan tangan untuk mengusap pipi Almeera.

Ditanya begitu oleh Bundanya membuat air mata Almeera kembali menetes.

"Bohong kalau Almeera bilang baik-baik aja setelah Ayah sama Bunda bikin Almeera kaget banget hari ini," jawabnya.

"Tapi kamu mau maafin Bunda sama Ayah kan? Ini Bunda bawain ini buat kamu," ujar Sarah sembari menunjukkan puding mangga yang ia sembunyikan dibalik badannya sedari tadi.

Almeera tersenyum dan menjawab.

"Bunda bisaan banget ngerayu Almeera," kata Almeera menyambut puding mangga dari Bundanya.

Almeera menyukai puding mangga, apalagi buatan Bundanya. Jika Almeera merajuk atau bersedih Sarah akan memberikan puding mangga kepada Almeera, cara itulah yang digunakan Sarah untuk membujuk putri sulungnya itu.

"Makasih ya Bun, Bismillahirrahmanirrahim," ucap Almeera sembari menyuapkan satu sendok puding ke dalam mulutnya.

Tidak perlu waktu lama bagi Almeera untuk melahap habis puding mangganya.

Sarah tersenyum melihat putrinya kembali ceria lagi.

"Jadi gimana?" tanya Sarah, dia rasa tidak ada salahnya bertanya soal perjodohan melihat suasana hati Almeera mulai membaik.

"Enak," jawab Almeera salah paham dengan pertanyaan Bundanya, ia mengira Bundanya menanyakan soal rasa puding itu.

"Bukan pudingnya Almeera, tapi soal perjodohan kamu. Gimana keputusan kamu?"

Almeera menatap Bundanya kemudian menunduk. Almeera hanya diam karena belum bisa menjawab pertanyaan dari Bundanya.

"Almeera masih ragu Bunda," jawab Almeera kemudian setelah lama terdiam.

"Kenapa sayang? Bilang sama Bunda kamu ragu kenapa?"

"Almeera ragu sama diri sendiri, apalagi jadi seorang istri di saat Almeera belum siap, Almeera takut nggak bisa jadi istri yang baik."

"Bunda, semua orang pasti pengen pernikahannya hanya untuk sekali seumur hidup. Gimana kalau nanti salah satu dari kami nggak bisa mengendalikan ego kami? Almeera takut gagal dalam menjalani pernikahan ini."

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang