07

4.4K 300 6
                                    

Allah adalah satu-satunya tempat terbaik untuk meminta dan berharap.
Sesungguhnya kedua tangan yang menengadah kepada Allah di waktu gelap malam tidak akan kembali dengan
keadaan hampa.

✧✧✧


Razzan terburu-buru menyetir mobilnya menuju alamat yang sebelumnya sudah diberikan oleh orang tuanya. Razzan sengaja berangkat tak bersama orang tuanya karena Razzan ingin sholat dulu untuk menenangkan hatinya karena bagaimana pun menemui keluarga gadis yang dijodohkan dengannya sangat membuat jantungnya tidak tenang.

Tujuan Razzan dan keluarganya menemui keluarga gadis yang dijodohkan dengannya adalah untuk melamar gadis itu.

Setelah sampai pada alamat yang diberikan orang tuanya, Razzan memarkir mobilnya lalu segera turun dari mobil untuk masuk ke rumah tersebut.

Memasuki halaman rumah, Razzan disambut dengan taman bunga yang ditumbuhi berbagai macan jenis bunga. Taman tersebut tidak luas, tapi cukup untuk membuat dirinya bersin beberapa kali.

Memilih segera melewati taman tersebut, sampai di depan pintu Razzan mengetuk pintu sembari mengucap salam.

Tak lama seorang gadis muncul dari balik pintu setelah membukakan pintu untuknya. Terang-terangan Razzan lihat gadis itu memandanginya dari atas sampai bawah. Razzan berdeham menghentikan tatapan dari gadis itu yang tak dia sukai.

“Benar alamat ini di sini?” tanya Razzan menunjukkan alamat yang dia bawa.

“Bener, yuk masuk. Kamu pasti cowok yang dijodohin sama kak Almeera,” balas Ayana.

Mendengar nama yang tidak asing itu membuat Razzan mengangkat kepala ingin bertanya, tapi dia urungkan. Razzan sempat berpikir gadis di depannya sekarang adalah yang akan dijodohkan dengannya.

“Ya, baiklah.”

Razzan masuk ke dalam rumah setelah dipersilahkan.

Di ruang tamu Razzan senyum melihat Ummi dan Abahnya yang berada di sana lalu Razzan mendekat seraya tersenyum pada mereka.

“Assalamu’alaikum,” sapanya pada semua orang.

“Wa'alaikumsalam.” Semua orang menyahut.

“Alhamdulillah, yang ditunggu akhirnya datang juga.” Aisyah lega karena kedatangan Razzan setelah sebelumnya khawatir Razzan kabur karena tidak ingin dijodohkan. Aisyah beristighfar dengan pikirannya itu.

“Maaf Ummi,” ucap Razzan pada Aisyah.

“Saya memohon maaf karena membuat kalian menunggu.” Juga meminta maaf kepada yang lainnya.

“Iya nggak apa-apa,” ujar Sarah menjawab.

“Nah Akbar, Sarah. Ini dia anakku Razzan.” Aisyah memperkenalkan walaupun sebenarnya mereka sudah tahu dengan Razzan.

“Masya Allah. Razzan, kamu sudah dewasa, sekarang tambah ganteng ya,” puji Sarah.

Terakhir kali Sarah bertemu Razzan adalah saat Razzan masih duduk di bangku SMP. Sarah tidak menyangka secepat ini anak dari sahabatnya itu tumbuh menjadi jauh lebih tinggi dari dirinya.

“Alhamdulillah, terima kasih tante.” Razzan mendekat untuk salim pada Sarah. Menyatukan telapak tangannya, tidak bersentuhan dengan Sarah. Razzan menjaga batasan karena tahu Sarah bukanlah mahram baginya walaupun Sarah lebih tua darinya.

Setelah kepada Sarah, kemudian Razzan beralih salim pada Akbar dengan sopan.

“Jangan panggil tante, panggil Bunda aja!” pintar Sarah. “Kamu kan sebentar lagi jadi anaknya Bunda juga.”

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang