42

2.2K 121 2
                                    

Kemarin Razzan dan Almeera sudah merencanakan piknik bersama karena Ummi sudah merekomendasikan tempat yang cocok untuk mereka nikmati saat di desa ini.

Tadi malam hingga subuh hujan tak henti-henti membuat Almeera khawatir rencana piknik itu batal, tapi ternyata pagi ini cerah sehingga kekhawatiran Almeera lenyap.

Piknik yang mereka rencanakan akan terlaksana sehingga pagi-pagi sekali Almeera sudah berada di dapur untuk menyiapkan beberapa makanan dan minuman untuk mereka bawa ke tempat piknik. Sedangkan tugas Razzan menyiapkan barang perlengkapannya.

Almeera penasaran kemana perginya Razzan mempersiapkan barang-barang tersebut karena tampak Razzan tak ada di rumah.

Ketika Almeera ingin mencari suaminya itu di luar, suara grasak-grusuk dari samping rumah membuat Almeera penasaran sekaligus takut, tapi Almeera tetap memberanikan diri mendekati gudang yang berada di samping rumah itu.

Betapa terkejutnya Almeera saat mendengar pintu gudang itu terbuka dengan sangat keras lalu muncul sosok berjubah hitam dari sana. Membuat Almeera sudah menyiapkan ancang-ancang untuk kabur.

Namun ternyata seseorang berjubah hitam itu bersuara, suara yang amat Almeera kenali.

"Sayang, ada apa?" tanya Razzan begitu polosnya setelah membuat istrinya sendiri ketakutan setengah mati.

"Astaghfirullahalazim, Marjan ngapain?" Almeera tak habis pikir dengan suaminya.

"Ke tempat piknik enaknya pakai sepeda, jadi saya ambil sepeda saya di gudang," beritahu si lelaki sembari menepuk-nepuk sepedanya yang sudah mulai usang. Maklum sepeda itu sudah ada dari jaman Razzan remaja.

Almeera masih tak habis pikir bagaimana bisa Razzan memakai jubah yang kotor dengan debu di mana-mana apalagi melihat jaring laba-laba memenuhi rambut Razzan setelah tudung jubah itu dibukanya. "Ngapain pakai jubah kaya gini?Ini kotor!" katanya sembari mendekat membersihkan rambut suaminya itu.

Razzan terkekeh. "Iseng aja. Soalnya saya senang ketemu ini, jas hujan Abah yang dulu hilang," ujarnya. Razzan jadi teringat beberapa tahun lalu Abahnya kelimpungan mencari jas hujan kesayangannya yang hilang itu. Razzan merasa seperti menemukan benda prasejarah setelah jas hujan itu ia temukan tanpa sengaja hari ini.

"Ada-ada aja! Ya udah Marjan sana bersih-bersih badannya gih!"

"Cium dulu." Razzan menyapu pipinya yang berdebu untuk memberi ruang pada Almeera yang akan menciumnya.

Dengan cepat Almeera mendaratkan kecupan di pipi Razzan. Lalu ia palingkan wajahnya yang bersemu.

•••

Dulu dengan sepedanya Razzan sering membonceng Umminya pergi ke kebun sawi. Sekarang dengan sepeda yang sama, tapi seseorang yang menjadi penumpang telah berbeda. Almeera yang menjadi penggantinya.

"Ya Allah. Marjan hati-hati!" Almeera memperingati sebab Razzan membawa sepeda sedikit oleng.

"Iya sayang. Maaf saya kagok karena baru pakai sepeda lagi," ujar Razzan berhasil membuat Almeera tertawa.

Sesekali Razzan menghentikan sepedanya saat ada temannya yang menyapa.

"Assalamu'alaikum Razzan." Dari tadi hanya teman laki-laki Razzan yang menyapa, tapi kali ini seorang gadis.

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang