25

2.8K 146 0
                                    

"Perempuan bukan hanya menjaga pandangan, tapi juga menjaga dirinya untuk tidak dipandang. Seringkali perempuan gagal dalam menjaga dirinya dari pandangan yang haram. Kalau sudah berusaha menjaga diri dengan menutup aurat agar tak dipandang yang haram, tetapi masih menjadi pusat mata yang memandang, lebih baik berusaha menutup diri dengan berdiam di rumah seandainya di luar tidak ada urusan penting.

Sebaik-baik perempuan adalah yang tersembunyi dan menyembunyikan kecantikan hanya untuk suami seorang karena perempuan yang tersembunyi laksana mutiara yang tersimpan
dengan baik."

✧✧✧

"Assalamu'alaikum pak bos." Gaffi memasuki ruangan Razzan sambil mengucap salam. "Ini dokumen yang bapak minta," ujarnya menyerahkan dokumen yang sebelumnya sudah diminta Razzan.

"Wa'alaikumsalam. Iya Gaf, terima kasih," Ucap Razzan menerima dokumen dari Gaffi.

Biasanya Gaffi akan langsung keluar dari ruangan Razzan setelah selesai melaksanakan perintah Razzan, tapi entah kenapa sekarang Gaffi memilih duduk di sofa, membuat Razzan mengernyit heran.

"Ada keperluan apa lagi Gaf? Kerjaan kamu yang lain sudah selesai?"

"Itu pak bos, a-anu saya mau minta whatsapp-nya adik ipar pak bos yang kemarin itu loh."

Gaffi menggaruk keningnya yang tak gatal, sungguh saat ini dia menyakinkan hatinya untuk berani meminta nomor adik ipar Razzan demi keberlangsungan hatinya.

Razzan mengulum senyum menyembunyikan dari Gaffi, ia melepas pulpen dari tangannya lalu menyusul asistennya itu duduk di sofa.

"Ngapain minta whatsapp adik ipar saya, saya juga punya lebih baik minta sama saya saja." Jawaban Razzan sangat membuat Gaffi bingung, Gaffi sama sekali tak mengerti maksud perkataan Razzan.

"Ya kan saya memang minta sama pak bos."

"Saya sebenarnya mau ngasih, tapi Gaf bukannya saya pelit, kalau saya ngasih susah. Lebih baik kamu download sendiri aja, wi-fi kantor lancar kan? Atau kamu mau saya hotspot-in aja?"

Lantas Gaffi segera merubah raut wajah malas sekaligus kesal karena atasannya itu, beruntung gajinya selalu full kalau tidak Gaffi tidak yakin ia masih bertahan bersama Razzan. Sekarang alasannya harus bertahan bertambah karena memperjuangkan adik ipar atasannya itu.

"Saya mau minta NOMORNYA, bukan aplikasinya," ujar Gaffi menekan kata nomornya pada kalimatnya.

"Ngapain minta nomor, nomor kamu yang dulu memangnya kenapa?"

"Allahu Akbar!"

Tawa Razzan yang dia tahan mati-matian dari tadi akhirnya pecah juga. Dia puas sudah berhasil membuat Gaffi kesal.

"Kamu suka adik ipar saya?" Setelah tawanya reda, Razzan bertanya lalu diangguki oleh Gaffi.

"Suka jadi cinta, sebaik-baiknya lelaki yang mencintai adalah yang mengarahkan kepada kebaikan. Bukan meminta nomor, chat di whatsapp menjadi zina hati. Zina apapun jenisnya adalah sesuatu yang sangat dibenci Allah. Dosa, itu namanya mengarahkan kepada keburukan kalau sudah begitu kamu tidak bisa disebut laki-laki baik."

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang