39

2.3K 130 1
                                    

"Allah sudah susun jalannya. Kita yang sudah ikhlaskan banyak hal dalam hidup, pasti akan Allah beri hal paling indah melebihi yang kita korbankan"

Almeera Azzahra

✧✧✧

Setelah Almeera meminta maaf kepada Nina. Kedua perempuan itu dengan mudahnya menjadi akrab. Mereka sudah mengobrol banyak hal seakan sebelumnya sama sekali tidak ada masalah antara keduanya.

Namun, tidak dengan Razzan. Laki-laki itu bergeming di sudut sofa, tidak ikut berbincang bersama yang lain lantaran istrinya belum mau berbicara padanya, bahkan tidak menatapnya sama sekali. Razzan tidak tahu apa yang terjadi, apakah Almeera masih marah padanya, Razzan tidak mengerti.

"Raz!"

Razzan tersentak karena Aryo yang memanggil dengan menepuk bahunya.

"Ngelamun apaan lo?" heran Aryo melihat keterdiaman sahabatnya.

"Nggak ada apa-apa, Yo."

"Nggak perlu kaya cewe, gue tau apa yang lo pikirin. Sana selesain masalah rumah tangga lo." Seperti cenayang, Aryo mengetahui apa yang ada dipikirkan Razzan.

Saat Aryo mengatakan itu. Almeera memberikan kopi padanya, hendak langsung menjauh, tapi Razzan berhasil menahan tangannya.

"Sebentar, boleh saya bicara dengan kamu?"

"Kita bicara di kamar."

Tatapan lekat Razzan pada matanya, membuat Almeera tidak berani menolak. Almeera tidak menjawab dengan kepala tertunduk dia hanya pasrah saat Razzan membawanya menuju kamar.

"Almeera?"

"Hm?" Almeera bergumam. Sesampainya di kamar ia masih menunduk.

"Saya sedang bicara dengan kamu, akan lebih baik kalau kamu menatap saya," ujar Razzan sambil mengangkat dagu Almeera untuk menatapnya, tapi Almeera langsung memalingkan wajahnya dan memundurkan tubuhnya menjauh dari Razzan. Membuat Razzan menghela napas pelan.

"Kenapa kamu ketus seperti itu? Masih marah pada saya?"

Almeera tidak menyahut dan masih enggan menatap Razzan. Bukan berarti dia masih marah pada suaminya itu, tetapi dia merasa bersalah karena sikapnya pada Razzan beberapa waktu lalu.

"Almeera," panggil Razzan lagi.

"Saya tanya, kamu marah kepada saya? Apa yang membuat kamu ketus seperti ini pada suami kamu?"

"Mas Razzan kali yang marah karena aku nuduh kamu selingkuh."

"Saya sama sekali nggak pernah marah pada kamu." Razzan berkata jujur, meskipun dalam hatinya sedikit tidak suka karena Almeera menyimpulkan tanpa mendengar penjelasannya lebih dulu, ia juga kurang suka melihat Almeera berbicara dengan nada ketus padanya. Namun, lagi-lagi seorang Razzan tidak akan pernah marah kepada wanitanya yang membersamai dalam meraih cinta Allah, bidadari surganya.

"Sini." Razzan meminta Almeera mendekat padanya, tapi Almeera tidak mengindahkan permintaan Razzan.

"Kenapa kamu nggak marah? Harusnya kamu marah karena aku udah kurang ajar sama kamu, karena aku udah keterlaluan dan nggak menghormati kamu."

Buket Bunga untuk Almeera (Versi Baru) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang