Bonus Cerita - 5

197 18 23
                                    

Sadev dan Sunny terbagun tatkala dering alarm berbunyi kencang, keduanya sama sama terkejut hingga hampir terjatuh dari sofa tempat mereka tertidur semalam.

Ya benar, mereka masih berada di rumah sakit guna menemani Alfa. Namun betapa kagetnya mereka tatkala menemukan Alfa sudah terduduk di atas ranjangnya, sembari membolak-balikan halaman majalah dengan santai.

Bagaimana bisa Alfa yang sedang sakit justru bangun lebih dulu dibanding mereka. Dan kini lelaki itu justru berdecak sebal melihat abang dan sahabatnya yang kebingungan.

"Kalian nih niat jagain gue apa cuma numpang tidur disini? Gak guna!"

"Kalo mulut lo udah pedes begini, berarti itu tandanya lo udah sembuh" Sahut Sunny sekenanya, lalu kembali memeluk bantal sofa dan memejamkan mata.

"Fa..." Panggil Sadev pelan, masih terduduk di tempatnya semula.

"Hmm.."

"Oiris... kemana?"

Sunny yang semula berniat tidur kembali langsung membuka matanya lebar, ia baru ingat semalam mereka bertiga sepakat untuk menjaga Alfa, namun pagi ini Osi tidak di temukan di ruangan.

"Gue usir. Ngapain lo berdua izinin dia masuk?"

Sekarang Sunny justru berdiri dari tempatnya semula, memandang terkjut pada laki-laki yang masih dengan santainya membolak balik majalah.

"Lo ngusir Osi? Wah udah gila sih lo Fa.."

Alfa hanya terdiam, lanjut membalik majalah yang ada di hadapannya. Hal itu sontak membuat Sunny kesal, hingga lelaki itu akhirnya beranjak mendekati kasur Alfa

"Gue terkadang gak ngerti sama jalan pikiran lo fa.."

Sunny benar-benar jengkel sekarang melihat Alfa yang terkesan acuh.

"Gue tau, gue ngerti lo masih sakit hati banget karna saat dimana lo butuh osi dia justru ninggalin lo.. Tapi fa, mau sampe kapan?"

Alfa tetap diam tak bergeming..

"Gue tanya mau sampe kapan lo jadi orang naif begini?"

Sunny menghela napasnya berat, berbicara dengan Alfa saat ini sama saja seperti bicara dengan tembok. Dan hal itu sungguh membuat Sunny kesal.

"Yaudah terserah lo lah, toh gue ngomong sampe berbusa juga lo gak bakal dengerim gue. Lagi juga ini emang hidup lo, emangnya siapa gue yang berhak ngatur ngatur lo.."

Setelah mengucapkan kalimat itu sunny lantas pergi, meninggalkan Alfa dan Sadev yang sama sama terjebak dalam keheningan.

Cukup lama mereka larut dengan pikirannya masing-masing, sampai akhirnya Sadev mengambil langkah, mendekat pada ranjang Alfa.

Sadev terduduk di tepi kasur adiknya.

"Alfa... Apa yang Sunny bilang emang ada bener nya, kita tau lo amat sangat terluka dengan ini semua, tapi mau sampai kapan Fa?"

Sejenak Alfa mengalihkan perhatiannya yang semula tertuju pada majalah di hadapannya kini menatap Sadev dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Tapi disini bukannya cuma lo aja yang punya luka fa.. Kita semua juga.. Gue, Sunny, bahkan Oiris... Kita sama sama punya luka yang besar. Cuma bedanya, gue sama yang lain lebih memilih untuk berdamai dengan semua yang terjadi.."

"Gue cuma takut Dev..."

"Apa yang lo takutin?"

"Ketika gue memberi ruang untuk Osi kembali ke dalam hidup gue, di bisa aja akan pergi lagi dan ninggalin gue... Gue gak mau itu terjadi lagi, rasa sakitnya itu gak pernah bisa gue lupain.."

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang