Semua Butuh Waktu

235 87 2
                                    

Setelah satu minggu yang merepotkan, akhirnya perban Osi boleh di buka. Selama satu minggu ini benar-benar banyak merepotkan banyak pihak.

Pertama Alfa yang harus datang setiap hari, kedua Lisa. Iya benar Lisa sampai harus menginap dirumah Osi sebab gadis itu tidak sudi lagi harus dimandikan oleh Alden, setelah insiden shampo yang berakhir masuk ke matanya. Belum lagi jika dia ingin berganti pakaian, maka dari itu mereka memutuskan untuk merekrut Lisa untuk satu minggu, beruntung gadis itu dengan senang hati menginap.

Maka ini adalah hari pertama Osi kembali ke sekolah sejak libur selama satu minggu, meskipun tangannya masih terasa nyeri saat di gerakan, tapi ia tetap berusaha.

Namun ada satu hal yang mengganggu pikirannya sejak pertama kali ia membuka mata dan menemukan dirinya dirumah sakit, sampai detik ini, ia tidak sekalipun melihat Sadev.

Bahkan saat teman-teman lainnya menjenguk pun Sadev tidak datang, ia juga sama sekali tidak mengirimkan pesan sekedar bertanya apa kah Osi baik-baik saja.

Entah kenapa jika Sadev seperti ini padanya, sudut kecil dalam hatinya merasa tidak baik-baik saja. Ia seperti merasa kehilangan, dan memang tidak dapat di pungkiri saat bersama Sadev ia merasa bahagia.

Saat ini Osi tengah menyusuri koridor bersama Lisa, memang mereka berangkat bersama karna semalam Lisa masih menginap dirumahnya.

Osi bersyukur, setidaknya kehadiran Lisa di rumah membuatnya sedikit melupakan kejadian mengerikan bersama Hans minggu lalu, terlebih Lisa dan Alden yang seringkali bertengkar adu mulut, benar-benar suatu hiburan tersendiri untuk Osi.

"Gua gak nyangka sumpah lo punya abang kaya Alden" celetuk Lisa tiba-tiba "bisa-bisanya gitu, ada laki super cerewet kaya dia"

"Gue juga gak nyangka, kalo bisa sih gue maunya punya kaka yang kaya Kim Namjoon BTS gitu, yang keren dan berkarisma"

"Ih gila lo suka BTS juga?"

"Iya dong, kalo lo?"

"Yaiyalah! Gue juga ARMY (sebutan fans BTS) anjir lah udah lama kita sekelas gue baru tau lo itu ARMY!"

"Kyaaaa! Ternyata kita satu fandom!" Sahut Osi heboh "eh kalo girlbandnya lo suka apa?"

"BLACKPINK!!" Jawab Lisa tak kalah antusias.

"Ih anjir lah gue juga suka Blackpink Lis!!!"

"Kyaaaaaa"

Saat mereka tengah heboh membicarakan idol mereka, tiba-tiba mata Osi menangkap sosok Sadev, sedang berjalan dengan lesu, dan terlihat sedikit berantakan. Tidak seperti biasanya.

Sontak Osi menyuruh Lisa untuk kekelas lebih dulu, lalu dengan cepat ia mensyul Sadev.

"Sadev!" panggil Osi lumayan kencang, beberapa murid yang ada disana reflek ikut menoleh ke arah Osi.

Langkah Sadev terhenti, ia tau siapa yang memanggilnya, sebab ia sudah sangat hapal. Suara ini, suara yang ia rindukan.

"Oiris..." lirih Sadev saat Osi sudah berada di hadapannya.

"Apa kabar?"

"Harusnya gue yang tanya kaya gitu." Sadev terkekeh "Lo apa kabar? Luka lo udah sembuh?"

Benar juga, memang seharusnya Sadev yang bertanya, mengingat ia lah yang sakit selama seminggu ini. Namun rasanya Osi juga wajar menanyakan hal itu, karna Sadev yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Gue udah mendingan. Nih gue baru lepas jaitan tadi, udah kering" Osi menunjukan pergelangan tangannya yang penuh bekas luka. "Lo pucet Dev, lo sakit ya?"

Sadev menggeleng lemah.

"Syukur deh kalo udah mendingan"

"Lo sakit kan?" Osi mengulang pertanyaanya karna belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"Enggak Oiris, gue gapapa gue sehat"

"Kalo gitu, kenapa lo gak dateng jenguk gue sama sekali?"

Sadev terdiam cukup lama, namun akhirnya ia tersenyum sendu.

"Maaf..."

"Sadev, apa ada yang mengganggu pikiran lo?"

"Satu-satunya yang mengganggu pikiran gue adalah; lo terluka. Jadi gue mohon jangan terluka lagi"

"Kalo gitu kenapa gak datang dan temuin gue? Dengan lo melihat gue yang baik-baik aja , bukannya sedikit mengurangi beban lo?"

"Gue pengen, tapi gak bisa.."

"Kenapa?"

"Gue belum bisa ketemu Alfa, sedangkan gue tau, pada saat-saat sepeti itu Alfa pasti selalu ada di sisi lo"

"Sadev, apa masih terlalu berat untuk memaafkan?"

"Oiris... bukannya semua butuh waktu?"

"Tapi sampai kapan?"

Sadev masih menggeleng lemah, lalu ia tersenyum samar.

"Sadev..."

"Oiris, sebentar lagi bel. Kita harus ke kelas. Jangan lupa makan yang banyak pas istirahat. Bye!"

Sadev lalu meninggalkan Osi, yang masih terpaku menatapnya. Entah sampai kapan perang dingin antara Sadev dan Alfa akan berakhir, Osi berharap secepatnya.

****

"Kenapa lesu gitu? Lo masih sakit?" Tanya Alfa saat melihat Osi sejak tadi terlihat lesu.

Sebenarnya bukan karna sakit, lebih tepatnya karna Osi memikirkan hubungan Alfa dan Sadev, entah kenapa saat seperti ini, ia malah memikirkan keadaan orang lain di banding dirinya sendiri.

Terlebih saat Osi mengingat saat Sadev berkata bahwa dia belum bisa bertemu dengan Alfa, lalu apa itu artinya dia tidak pulang kerumah?

"Alfa... apa selama ini Sadev gak pulang kerumah?"

"Gue nanya apa lo masih sakit?" Alfa terlihat tidak suka dengan pertanyaan Osi barusan.

"Gue gapapa Fa. Tapi apa bener Sadev gak pulang kerumah selama seminggu ini?"

Alfa menarik napas panjang, lalu menatap Osi lekat-lekat.

"Osi.. perkara hubungan gue sama Sadev itu bukan urusan lo. Terkadang ada beberapa orang yang butuh waktu untuk sembuh. Karna gak semua orang bisa punya hati sebaik dan sekuat milik lo"

"Maaf kalo gue terkesan ikut campur."

Alfa menarik tangan Osi, melihat pada lukanya.

"Hati gue ataupun Sadev mungkin kurang lebih sama kaya luka di tangan lo ini. Butuh waktu untuk mengering, butuh waktu untuk bisa di gunakan sebagai mana mestinya."

Osi termenung, mungkin benar. Ia terlalu memaksakan keinginannya untuk melihat mereka damai, padahal luka di hati mereka belum sembuh sepenuhnya, entah butuh waktu berapa lama lagi.

Lalu tangan Alfa bergerak perlahan, menelusuri bekas jaitan itu.

"Ini terakhir kalinya gue akan jawab pertanyaan lo tentang Sadev. Setelah ini gue mohon, jangan sebut apa pun lagi tentang dia di hadapan gue" Alfa terpejam sejenak sebelum melanjutkan untuk menjawab. "Selama seminggu ini dia gak pulang kerumah, sejak kejadian di rumah Hans malam itu, Sadev pulang hanya untuk ngambil beberapa barangnya. Gue gatau dia tidur dimana selama ini, entah di rumah Mike atau David. Tapi yang jelas, dia tau kemana dia harus pergi ketika dia butuh menenangkan diri. Ketempat Sora..."

"So.. Sora?"

Sora... Osi semakin penasaran sekali tentang perempuan itu. Namun ia sadar, bahwa Alfa tidak suka jika ia bertanya lebih jauh tentang Sadev.

Mungkin Osi akan mencari tahu tentang perempuan itu lain kali. Ya.. lain kali.

****

*cuap cuapnya di part sebelah*

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang